PROSES pembelajaran tatap muka disingkat PTM sudah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Aceh sejak awal tahun 2022.
Dengan begitu, kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat dikebut untuk mengejar ketertinggalan setelah dua tahun lamanya melakukan pembelajaran secara online. Kuncinya, hanya satu agar proses pembelajaran berjalan lancar, yaitu para siswa dan guru tentu wajib menaati protokol kesehatan (Prokes).
“Prokes sangat perlu dijalankan sebagai upaya Dinas Pendidikan Aceh untuk menjamin keamanan siswa dari ancaman COVID-19 saat menjalani Pembelajaran Tatap Muka (PTM),” ujar Kepala Dinas Pendidikan Aceh Drs. Alhudri, MM pada Sabtu (19/3/2022).
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Drs. Alhudri, MM
Karena adanya kegiatan pendidikan yang pernah tertunda selama 2 tahun, akibat pandemi COVID-19, kini pihak satuan pendidikan melakukan berbagai kegiatan untuk mengejar ketertinggalan siswanya. Namun demikian, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri, tetap menekankan kepada sekolah untuk mengedepankan prokes secara ketat.
Alhudri, menyebutkan, prokes sangat perlu dijalankan sebagai upaya Dinas Pendidikan Aceh untuk menjamin keamanan siswa dari ancaman COVID-19 saat menjalani Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Untuk itu semua satuan pendidikan di Aceh, yang telah melaksanakan PTM, tidak boleh kendor dalam menerapkan aturan prokes
Siswa Lebih Cepat Memahami Lewat PTM
Para tenaga pendidik cukup memahami jika tingkat penyerapan siswa lebih bagus dan lebih cepat melalui PTM. Hal ini seperti penuturan salah seorang guru di SMAN 16 Kota Banda Aceh, Zaini Yusuf.
Dirinya menyampaikan jika dengan PTM para siswa menerima secara langsung transfer pengetahuan di dalam kelas, dari pada menerima pelajaran melalui online.
Guru sekolah di SMA Negeri 16 Kota Banda Aceh, Zaini Yusuf
Menurutnya, belajar secara online, baik siswa maupun guru sama-sama mendapat kendala. Guru susah menjelaskan materi pelajaran, sedangkan siswa juga sulit untuk memahami. “Kalau PTM, jika siswa tidak mengerti, siswa akan mudah berkomunikasi dengan guru dan guru juga bisa melihat langsung reaksi siswa bila terdapat materi yang kurang dimengerti,” tutupnya.
Sekolah Taat Prokes
Sementara itu SMA Negeri 16 Banda Aceh, sebelum memulai pembelajaran, terlebih dahulu memastikan kesehatan siswa dan guru dengan mengecek suhu tubuh, mencuci tangan serta memakai masker.
Dalam mengatasi ketertinggalan materi akibat pandemi, guru SMA Negeri 16 Kota Banda Aceh memberikan tugas tambahan kepada siswa, baik berupa makalah atau pemberian pengayaan materi pelajaran.
Kepala SMA Negeri 16 Kota Banda Aceh, Syarfati
“Saat belajar online banyak materi yang tidak tersampaikan dengan maksimal. Untuk mengejar ketertinggalan itu, saya selalu menekankan kepada guru untuk memberikan tugas tambahan kepada siswa, baik berupa makalah atau kelas pengayaan,” tutur Kepala Sekolah SMAN 16 Kota Banda Aceh, Syarfati.
Syarfati mengatakan, sejak dilanda COVID-19 kegiatan pendidikan menjadi terbatas, tidak terkecuali juga pembatasan interaksi antara guru dan siswa. Dampak dari itu, ucap Syarfati, transfer ilmu dari para guru kepada siswanya tidak bisa berjalan dengan sempurna.
Kata dia, tidak bisa dipungkiri sedikit banyaknya pasti terjadi ketertinggal materi pelajaran. Tetapi dengan dilaksanakannya PTM sekarang ini, pelan-pelan akan diupayakan untuk mengejar ketertinggalan tersebut.
“Pelajaran pendamping untuk kelas 3 sudah kita berikan dari awal Januari sampai sekarang. Dan untuk anak-anak yang lain juga terus dilakukan pembinaan, baik melalui ekstra kurikuler atau kegiatan yang lainnya,” tuturnya
Orang Tua Siswa Tidak Khawatir dengan PTM
Meski pandemi Covid-19 sebentar lagi akan menjadi endemic, namun orang tua atau wali murid dari siswa tidak khawatir lagi untuk melepaskan anaknya kembali mengikuti pembelajaran tatap muka.
Hal itu diungkapkan oleh Evi Qadriati, orang tua dari Azzah Shafa, siswa kelas XI di SMA Fatih Bilingual Boarding School Kota Banda Aceh. “Bukan bidang kita, jadi anak-anak bosan belajar dengan mamanya karena sering tidak nyambung. Apalagi pelajaran sekarang sulit-sulit,” tuturnya.
Evi Qadriati, orang tua siswa
Adanya aturan dari pemerintah yang kini membolehkan siswa kembali melakukan PTM membuat dia bahagia walaupun tanggung jawabnya masih ada. Semenjak pembelajaran online, dia sendiri mengakui tidak mempunyai kemampuan dalam mengajar atau mendampingi anaknya. “Sekarang nggak khawatir lagi, alasannya karena anak-anak juga sudah divaksin. Selain itu, kekhawatiran kita tentang COVID-19 tidak seperti pertama masuk,” ucapnya. (Adv)