Doa Syech Fadhil untuk Kesembuhan Imam Lutfi

Senator DPD RI asal Aceh HM Fadhil Rahmi Lc MA, berkunjung ke kediaman Imam Lutfi di sela-sela kegiatan, pada Sabtu sore 26 Maret 2022. Foto istimewa
HARIANRAKYATACEH.COM – Tubuhnya terlihat kurus, kaki dan tangannya terlihat bengkok. Bocah malang tersebut hanya bisa tidur layaknya balita. Sesekali ia tersenyum dengan pandangan menerawang. Namun kemudian tiba-tiba menangis kencang.
Ia bernama Imam Lutfi. Imam sebenarnya kelahiran 31 Mei 2012.  Namun penyakit yang dideritanya membuat dia hanya bisa berbaring di kasur. Ia terurai lemah bak seorang bayi yang baru lahir. Kabar tentang keadaan Lutfi di Gampong Lamleubok, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, terdengar hingga ke telinga senator Aceh.
Ke tempat inilah, senator DPD RI asal Aceh HM Fadhil Rahmi Lc MA, berkunjung di sela-sela kegiatan, pada Sabtu sore 26 Maret 2022. Pria yang akrab disapa Syech Fadhil itu turut didampingi oleh mantan walikota Sabang, Munawar Liza Zainal. “Saya turut prihatin dengan kondisi Imam,” kata Syech Fadhil.
Menurut keterangan dari orang tua, Lutfi terlahir normal dibantu oleh dr Munizar SpOG di klinik persalinan di Aceh Besar. Usia 40 hari, ia mengalami demam biasa. Esoknya, ia mengalami step atau kejang-kejang.
“Lalu kami membawa ke dokter anak, yaitu dokter Sulaiman di Lingkar.Setelah diagnosa HB nya 4. Dengan instruksi dokter,  kami bawa Lutfi ke RSUZA lalu dalam keadaan koma. Ia ditransfusi darah untuk mendongkrak HB-nya. Transfusi 6 kantong darah,” ujar orang tua dari Lutfi.
Selanjutnya, kata dia, dari hasil diagnosa diketahui bahwa Lutfi mengalami penekanan di batang otak paling dalam.
“Kondisinya sangt lemas dan ditempatkan di inkubator di ruang picu dari 25 Juli sampai 3 Agustus 2012. Kondisi saat itu ia sering koma.”
“Sadar dari koma menjerit histeris. Keadaan itu terjadi sebelum operasi, lalu dokter mengambil tindakan operasi bedah saraf dalam keadaan ia masih koma. Operasi bedah saraf ditangani oleh dokter Imam Hidayat pada 27 Agustus 2012, dokter mengambil cairan dari kepala Lutfi 5 CC,” cerita orangtua Lutfi lagi.
Namun, kata dia, cairan tersebut belum sempat dibawa ke laboratorium, sudah hilang sehingga mereka mengaku tidak tahu hasilnya apa.
“Namun dokter memprediksi Lutfi mengalami hidrosefalus penekanan otak. Setelah operasi bedah saraf, Lutfi tidak sadarkan diri selama 3 hari. Pasca operasi, segala upaya kmi lakukan dan mengikuti saran dokter untuk kesembuhannya, terapi,” ujar sang ayah terputus.
“Kakinya yang sudah mulai bengkok rutin dibawa ke dokter anak. Di kepala sampai ke kantung kemihnya, dokter memasang selang pipisan untuk pembuangan cairan yang ada kepala. Sekarang sudah 2022. Namun keadaannya sekarang juga sangat memprihatinkan.”
“Di tambah kaki dan tangannya yang sudah bengkok. Malam ia tidak pernah tidur. Ia nyaman bila di pangku saja. Allah maha menjawab keadaan ini. Hanya kepada Allah kami berserah diri,” ujar ibu Lutfi lagi dengan nada pilu.
Syech Fadhil sendiri sempat menitikkan air melihat kondisi Lutfi. “Semoga Allah mengangkat segala penyakit yang dideritanya dan diberi kesembuhan. Tidak ada yang tidak mungkin atas kuasa Allah Swt,” kata Syech Fadhil.
Sedangkan untuk keluarga, kata Syech Fadhil, untuk tidak pernah putus asa dan terus berdoa agar Lutfi diberi kesembuhan. “Karena yakinlah, bahwa Allah Swt adalah pemilik atas kesembuhan. Jangan putus asa,” ujar Syech Fadhil lagi. (ra)