Selamat Datang Bulan Penuh Kemuliaan

Tgk Dr Abizal Muhammad Yati
Oleh: Tgk Dr Abizal Muhammad Yati
Ramadhan menjadi hadiah terbesar bagi pecinta kebaikan sebagai momentum untuk meningkatkan amal shaleh, latihan meninggalkan kemungkaran, sarana untuk memperbaiki diri, jalan menempuh ampunan dosa, peluang meraih syurga dan dibebaskan dari api neraka.
Rasulullah Saw memberikan seruan untuk menyambut kedatangan bulan ramadhan, Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw bersbada apabila telah masuk malam pertama dari bulan ramadhan, para setan dan pembangkang dari golongan jin dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan tidak ada satupun yang dibuka, pintu-pintu surga dibuka dan tidak satupun pintunya ditutup. Ada yang menyerukan “wahai pemburu kebaikan, sambutlah, wahai pemburu keburukan berhentilah. Dan ada orang-orang yang akan dibebaskan Allah dari api neraka, dan itu terjadi setiap malam bulan Ramadhan (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah).
Kebahagiaan yang tiada tara bagi orang-orang yang beriman yang gemar berbuat amal shaleh ketika Ramadhan tiba, sudah lama hati mereka merindukan kedatangan bulan agung yang penuh kemuliaan ini, enam bulan sebelum ramdhan tiba mereka telah berdoa kepada Allah agar dapat dipertemukan dengan ramadhan, dan mereka pun telah mempersiapkan perisiapan secara matang dhahir dan batin dengan berbagai macam perencanaan program agar dapat secara maksimal memanfaat kehadiran bulan ini.
Dalam hadist ini Rasulullah berpesan untuk pemburu kebaikan agar menyambut ramadhan. Bagaimana cara pemburu kebaikan menyambut ramadhan? Pertama: memasang niat yang tulus karena Allah, sangat disyaratkan diawal setiap perbuatan untuk memulai niat karena Allah, sesuatu perbuatan yang dimulai dengan niat ikhlas akan membuahkan hasil yang maksimal, dan akan memudahkan dalam menajalankan kebaikan secara berterusan, Kedua: memulai dengan permohonan ampunan kepada Allah (istigfar), karena permintaan ampunan dianjurkan dalam membuka sebagian amalan.
Pada pembukaan khutbah sering disebutkan “kita memujiNya, meminta pertolongan kepadaNya dan memohon ampun kepadaNya. Bukankan Ramadhan bulan suci, maka sambutlah dengan terlebih dahulu mensucikan diri dengan memohon ampun kepada Allah. Ketiga: mempelajari Fiqh Shiyam, hukum berpuasa, fadhilahnya, hikmahnya, adab-adabnya dan ibadah-ibadah lainya yang berkaitan dengan ramadhan.
Keempat: membuat perencanaan-perencanaan amalan yang teragenda seperti melaksanakan puasa secara sempurna, membaca al-Quran sekian kali khatam, shalat jama’ah di masjid, shalat taraweh, qiyamul lail, bersedekah, iktikaf dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar tidak ada har-hari ramadhan yang dilewati kecuali penuh dengan kebaikan.
Kelima: memohon doa kepada Allah agar diberikan kebaikan ramadhan, sebagaimana doa nabi muhammad ketika melihat hilal Ramadhan “ Allahu Akbar, ya Allah, tampakkanlah bulan sabit itu kepada kami dengan penuh keamanan dan keimanan, kesejehateraan dan keislaman, serta bimbingan terhadap hal-hal yang engkau cintai dan ridhai. Rabku dan Rabmu adalah Allah (HR. Tirmizi).
Doa ini dimaksudkan agar diberi bimbingan oleh Allah untuk mengerjakan ibadah ramadhan secara istiqomah, terkadang di awal-awal ramadhan penuh semangat menjalankan ibadah, jamaah mesjid tumpah ruah keluar, namun disayangkan ini hanya berlangsung beberapa hari saja, ketika ramadahan sudah masuk sepuluh kedua dan sepuluh akhir ibadahpun melemah, bahkan tidak lagi mengerjakannya, mesjid-mesjid terlihat sepi, sementara tempat pembelanjaan penuh sesak dimana kaum muslimin tidak lagi mengejar kebaikan ramadhan tapi mereka menyiapkan pakaian, kenderaan, kue-kue dan menghias rumah untuk merayakan idul fitri.
Kenapa mesti menyambut Ramadhan? tidak sanggup mecatat alasan kenapa mesti menyambut ramadhan mengingat berlimpahnya amal-amal shaleh yang tiada terhingga baik jenisnya maupun pahalanya, namun alasan utama menyambut ramadhan adalah terletak pada dua ibadah yang berbeda pada bulan lainnya yaitu puasa dan menghdupkan malam dengan shalat tarawih. Allah swt dalam sebuah hadis Qudsi menyebutkan bahwa puasa itu untuk Allah dan Ia yang akan membalas langsung pahalanya kelak (HR. Muslim), tentunya ini menjadi beda dengan amal-amal ibadah lainnya.
Kelak juga Allah memberi minuman langsung kepada orang-orang yang menahan rasa haus diwaktu siang yang sangat panas (HR. Ibnu Abi Dunya). Allah juga mempersiapkan surga khusus kepada mereka ahli puasa yang dinamakan dengan surga Ar-Rayyan (HR. Bukhari). Malam harinya menunaikan shalat taraweh, shalat ini hanya ada bulan Ramadhan, sangat besar keistimewaan mengerjakan shalat ini sehingga dosanya yang telah berlalu diampunkan oleh Allah (Muttafqun ‘alaihi), tidak hanya sampai disitu, dimana kelak pada hari kiamat akan disatukan dengan kempok shiddiqin (orang yang sangat membenarkan nabi dan risalahnya) dan orang-orang yang syahid fi sabillah (HR. Al-Bazzar).
Selain puasa dan shalat tarawih yang membuat bulan ini istimewa adalah bahwa bulan ini sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an sebagaimana Allah jelaskan pada surat Al-Qadr ‘sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam lailatul Qadar. Maka orang yang banyak membaca Al-Qur’an hingga berkali-kali khatam akan mendapatkan pahala 10 kebaikan dari setiap hurufnya. Imam Syafi’i sampai 60 kali mengkhatamkan Al-Qur’an selama ramadhan dan imam Malik ketika tiba ramadhan beliau tidak lagi berfatawa namun menyibukkan dirinya dengan Al-Qur’an.
Yang paling membuat ramdhan ini istimewa adalah malam Lailtul Qadar, malam yang dirahasiakan oleh Allah waktunya meskipun nabi Muhammad menyebutnya ciirnya pada malam sepuluh terakhir dan malam-malam ganjil, barang siapa yang beribadah pada malam tersebut maka bagaikan beribadah 1000 bulan atau 87 tahun.
Di sisi lain, ada juga diantara manusia yang tidak senang dengan kedatangan Ramadhan, mereka menganggap ramadhan mengganggu kebiasaan yang mereka sukai, mereka tidak ingin dibelenggu dengan berpuasa, tidak ingin terikat dengan ibadah-ibadah tertentu berarti ada kelompok yang tidak menyukai kedatang ramadhan.
Mereka tidak memperdulikan seruan Allah untuk berpuasa, dengan bebas mereka makan minum di siang Ramadhan. perlu kita ingat untuk kelempok ini bahwa Allah tidak tinggal diam, sebagaimana pahala besar diberikan kepada yang berpuasa, makan Allah juga menjanjikan siksaan berat kepada mereka yang meninggalkan puasa ramadhan dengan sengaja tanpa ada uzur syar’i.
Mereka akan digantung begian betisnya (dalam posisi kepala dibawah). Sedangkan kedua sudut mulut mereka dirobek dan mengeluarkan darah (HR. Ibnu Hibban). Jika kita melihat pesan kedua dalam riwayat hadist Tirmiz di atas dimana Rasulullah menyerukan”wahai penggemar keburukan cukupkanlah” Rasulullah menyuruh mereka untuk segera berhenti dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan kembali kepada Allah dengan mengerjakan amal shaleh pada bulan ramadhan.
Kalau tidak pada bulan ramadhan kapan lagi? Tentunya jika bulan ramadhan yang yang mulia ini kita tidak berubah, maka akan sulit pada bulan lain-lainya. Semoga kita termasuk golongan pertama yang menyambut dengan kedatangan ramadhan dengan persiapan-persiapan yang matang. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Penulis adalah Dosen Dakwah dan Komunikasi UIN Ar Raniry Banda Aceh.
Artikel ini bekerjasama dengan Dinas Syariat Islam.
editor: Rusmadi