Oleh: Tgk Masrur, MA,
Ramadhan kembali menyapa Kita dan ini merupakan sebuah kesempatan untuk memperbanyak amal kebaikan dan ibadah serta momentum muhasabah diri. Allah Swt menjadikan bulan ini sebagai bulan ibadah dan beramal saleh. Ramadan menjadi bulan yang mulia.
Ramadhan merupakan satu-satunya nama bulan yang diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an. Bulan diturunkannya Al-Qur’an sebagai pedoman bagi umat muslim. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan penuh ampunan.
Ramadhan menjadi berkah karena enam keutamaan, yaitu bulan diturunkannya Al-Qur’an, puasa di siang hari, shalat tarawih di malam hari malam lailatul qadr (malam penentuan bagi hidup seseorang), pelaksanaan zakat fitrah, dan hari raya Idul Fitri.
Keistimewaan pada bulan ini membuat umat muslim bergembira dan bersuka cita dalam menyambutnya. Namun, kegembiraan yang dirasakan oleh umat muslim sepertinya juga diiringi dengan kesedihan karena hadirnya wabah yang tidak di inginkan dan akan menemani selama bulan Ramadhan bahkan mungkin beberapa bulan ke depan.
Bulan Ramadhan kita dianjurkan memperbanyak amal ibadah diantaranya membaca Al-Qur’an dan memiliki keutamaan tersendiri dan pahala yang berlipat ganda. Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman bagi semua umat muslim. Hidup dengan petunjuk berarti hidup di bawah cahaya terang benderang, ibarat lilin yang menerangi di saat gelap gulita.“Bulan Ramadhan adalah (bulan) diturunkannya al-Quran sebagaipetunjuk bagi manusia dan sebagai penjelas berupa petunjuk dan pembeda (al-haq dengan albathil)… (Q.S Al-Baqarah:185)”.
Selain itu, banyak berzikir juga akan mendekatkan diri kepada sang pencipta. Allah SWT memerintahkan seseorang untuk banyak berdzikir menyebut nama Allah, contohnya setelah menyelesaikan suatu ibadah tertentu seperti shalat. “Jika kalian telah menyelesaikan Shalat, berdzikirlah (menyebut) Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring (Q.S An-Nisaa’:103)”.
Kesempatan beribadah di bulan Ramadhan kali ini tentunya kesempatan terindah dan terbesar tersebut tidak di miliki pada bulan lain selain syahrul mubarak ini. Rasulullah memberi khabar gembira tentang kemuliaan dan kelebihan Ramadhan sebagaimana di sebutkan dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah bersabda:“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do’a.
Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (HR.Ath-Thabrani).
Salah satu diantaranya yang juga termasuk dalam keutamaan bulan yang penuh berkah ini, dimana setiap ibadah dilipat gandakannya amal kebaikannya. Apabila seseorang mengerjakan ibadah sunnah di bulan Ramadhan, imbalannya memiliki pahala yang sama dengan amal wajib. Begitu juga seseorang mengerjakan amaliah wajib yang dikerjakan di bulan ini setara dengan 70 amal wajib.
Barangsiapa yang memberi buka puasa untuk seorang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka, dan baginya pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala oarang yang berpuasa tersebut sedikit pun. Di lipat gandaan pahlala itu sesuai dengan hadist nabi, berbunyi:
“Wahai sekalian manusia, telah datang pada kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Puasanya dijadikan sebagai suatu kewajiban. Shalat malamnya adalah suatu amalan sunnah. Siapa yang melakukan kebaikan pada bulan tersebut seperti ia melakukan kewajiban di waktu lainnya. Siapa yang melaksanakan kewajiban pada bulan tersebut seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di waktu lainnya.” (HR. Al-Mahamili dan Ibnu Khuzaimah)
Dalam konteks dan esensi shaum (berpuasa), kepatuhan manusia kepada Allah SWT diwujudkan dengan tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allah pada waktu tertentu. Pada siang hari kita dilatih untuk meninggalkan larangan yang telah ditetapkan Allah SWT. Kemampuan kita untuk menahan diri atas perbuatan yang dilarang Allah merupakan cara yang disediakan Allah SWT agar kita lebih dekat dengan-Nya.
Sedangkan pada sisi yang lain, kita diminta melaksanakan ibadah wajib dan sunat yang disedikan Allah SWT. Reward atau pahala berlipat-lipat yang sediakan Allah SWT bertujuan manusia terus mengoptimalkan potensi spiritual dalam dirinya beribadah sehingga predikat takwa dapat diraih manusia melaui puasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keimanan kita kepada Allah SWT dinilai dengan cara menahan diri atas perbuatan yang dilarang dan melaksanakan perbuatan atau ibadah yang dianjurkan Allah SWT.
Berdasarkan hadist di atas Allah memudahkan kita dalam merealisasikan kelebihan dan kemuliaan bulan Ramadhan dengan berbagai instrument dan perangkat:
Pertama, Allah telah membuka pintu surga selebar-lebarnya dan menutup pintu neraka serapat-rapatnya.
Kedua, Allah telah membelenggu para syetan. Ketiga, Allah mengabulkan doa hamba-Nya pada bulan Ramadhan.
Keempat, amal ibadah seorang hamba pada bulan Ramadan akan dilipatgandakan melebihi pada bulan selain Ramadhan.
Kelima, terdapat malam Lailatul Qadar (malam kemuliaan) lebih baik dari 1.000 bulan. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat dinanti-nantikan dan kini berada di bulan yang berkah ini dan selalu dirindukan kedatangannya setiap orang mukmin, karena bulan Ramadhan merupakan penghulu (sayyidusysyuhur) dari seluruh bulan dalam satu tahun.
Allah SWT memerintahkan puasa bukan tanpa sebab. Segala sesuatu yang diciptakan tidak ada yang sia-sia dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya pasti demi kebaikan hambanya. Kalau kita mengamati lebih lanjut, ibadah puasa mempunyai manfaat sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaat dari segi rohani, tetapi juga dalam segi lahiri.Barang siapa yang melakukannya dengan ikhlas dan sesuai aturan, maka akan diberi ganjaran yang besar oleh Allah.
“Puasa mempunyai pengaruh menyeluruh baik secara individu maupun masyarakat. Kepada Allah (hablun minallah), sedangkan hubungan horizontal adalah hubungan muamalah kita kepada sesama muslim dan makhluk Allah lainnya (hablun minan-nas)
Puasa memang ibadah yang amat istimewa. Hikmah dan kebajikannya bersifat multidimensional, tak hanya moral dan spiritual, tetapi juga sosial. Puasa tak hanya membentuk kesalehan pribadi (individual), tetapi sekaligus juga kesalehan sosial.Puasa memiliki dua semangat yang sangat baik dilihat dari perspektif pendidikan akhlak.
Pertama, semangat pencegahan (kaffun wa tarkun) dari hal-hal yang destruktif (al-muhlikat). Semangat yang pertama ini menjadi basis kesalehan individual. Kedua, semangat pengembangan alias motivasi dan dukungan (hatstsun wa `amalun) terhadap hal-hal yang memuliakan, konstruktif, atau dalam bahasa Imam Ghazali, dukungan terhadap hal-hal yang menyelamatkan manuisa (hatstsun ila al-munjiyat). Semangat yang kedua ini menjadi pangkal kepedulian sosial yang pada gilirannya membentuk kesalehan sosial.
Berpijak dari pembahasan di atas menunjukkan sangat besarnya keagungan Ramadhan. Allah Swt menjadikan Ramadhan sebagai ladang menjemput berbagai macam pahala, karena Ramadan dihiasi dengan bervariasi amal kebaikan baik ibadah berorientasi hablum minallah (vertical) maupun hablum minannas (horizontal).
Hendaknya madrasah yang sedang kita jalani ini mampu melahirkan alumni Madrasah Ramadhan sosok sarjana bergelar “insan muttaqien”. Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq.
Penulis adalah Komisioner KIP Pidie Jaya dan mantan Ketua LPPM IAI Al-Aziziyah Samalanga.
Artikel ini bekerjasama dengan Dinas Syariat Islam Aceh.
Editor: Rusmadi