SIGLI (RA) – Memprihatinkan kondisi bangunan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kuala Pasie Peukan Baro, Kecamatan Kota Sigli, kini bangunan indah itu mulai compang camping kurang terurus oleh dinas terkait.
TPI Peukan Baro, Kota Sigli, dua puluh tahun silam cukup ramai disinggahi berbagai jenis kapal (boat) penangkal ikan ukuran besar dan sedang. Karena, mereka bersandar membongkar hasil tangkapannya di dermaga tersebut.
Di TPI tersebut, dilengkapi timbangan ukuran besar, Cold Storage (kamar pendingin) serta gudang pengawet ikan lainnya, disamping produksi es batu dan lantai jemur cukup luas.
Selain itu, sejumlah warung kopi dan kedai menghiasi TPI Kuala Pasie Peukan Baro, termasuk pompa BBM, ditambah pos pengamanan polisi dan AIRUD di lokasi tersebut.
Dari berbagai sumber berhasil dihimpun, TPI Kuala Pasie Peukan Baro mulai sepi masuk kapal penangkap ikan kerapu Kuala Laut menuju ke dermaga sudah sangat dangkal.
Menurut Samsuar dan Bidin, TPI Pasie Peukan Baro sudah hampir 18 tahun sepi dengan boat menambat di TPI yang dibangun Pemerintah Pidie, karena Kuala sudah dangkal sekali.
“Kebanyakan boat penangkap ikan sekarang berdermaga di Jeumeurang Kembang Tanjong dan di Laweueng, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie,” jelasnya.
Menurut nelayan di Kuala Pasie Peukan Baro, Kota Sigli, mereka pernah meminta Bupati Roni Ahmad (Abusyiek) untuk mendatangkan kapal pengeruk kuala tersebut, tapi hanya dijanjikan saja.
Mantan Kadis Perikanan/Kelautan Pidie, Ir H Tarmizi sudah pernah mengajukan pengerukan Kuala Laut tersebut ke Menteri Kelautan RI, tapi juga tidak turun dana pengerukan Kuala Laut tersebut.
Ironisnya lagi, Kuala Laut Kota Sigli di depan Pendopo Bupati Pidie mulai dangkal dan ditumbuhi pohon-pohon kayu dan pohon kelapa dan sawit, dan rerimbunan lainnnya.
Kondisi ini, membuat berbagai Anekdot tak menyedapkan didengar, karena memang terbukti dengan kinerja awak DAS dan Kuala Laut Provinsi Aceh. (ana/rus).