LHOKSEUMAWE (RA) – Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Cipayung Plus Kota Lhokseumawe- Aceh Utara dengan mengepung gedung DPRK Lhokseumawe. Demo itu, merupakan aksi serentak mahasiswa seluruh Indonesia berlangsung pada Senin (11/4).
Para mahasiswa ini berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Lhokseumawe-Aceh Utara, Persatuan Pelajar Indonesia (PII) Aceh Utara-Lhokseumawe, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan sejumlah mahasiswa lainnya yang merasa peduli terhadap persoalan rakyat Aceh dan Indonesia.
Mereka menolak kenaikan harga BBM dan LPG, menolak wacana penundaan pemilu dan presiden 3 periode. kemdudian masalah kelangkaan solar, serta selesaikan kelangkaan minyak goreng,tolak kenaikan Pajak PPN 11% dan menolak kenaikan harga bahan pokok.
Awalnya, para pendemo berkumpul di depan Masjid Agung Islamic Center Lhokseumawe sekira pukul 10.00 WIB. Dibawah pengawalan ketat aparat Kepolisian dari Mapolres Lhokseumawe, mereka langsung melakukan longmarch dari jalan T. Hamzah Bendahara menuju ke jalan merdeka Simpang Rencong Kuta Blang Lhokseumawe. Kemudian, pendemo kembali lagi ke depan Taman Riyadhah untuk melakukan orasi hingga sempat membakar ban bekas.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Eko Hartanto bersama Kasat Lantas dan beberapa perwira Polres Lhokseumawe lainnya, terlihat ikut mengawal dan mengawasi jalannya aksi demo mahasiswa tersebut. Usai melakukan orasi di depan Taman Riyadhah, para mahasiswa kembali melanjutkan longmarch hingga ke gedung DPRK Lhokseumawe.
Tepatnya, didepan pintu utama kantor wakil rakyat Lhokseumawe itu, pendemo berorasi sambil meminta anggota DPRK Lhokseumawe segera keluar untuk menemui mahasiswa. Penjagaan ketat pun dilakukan oleh aparat kepolisian bersama Satpol PP dengan bentuk pagar betis di tangga utama pintu masuk gedung DPRK setempat.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi demo, Aris Munandar bersama beberapa orator lainnya menyampaikan orasinya untuk memperjuangkan hak-hak kepentingan rakyat Indonesia yang merasa sudah terzalimi oleh penguasa atau Pemerintah Jokowi.
Disebutkan, melihat kondisi saat ini dengan dilakukan analisis sosial dari pihak Aliansi Mahasiswa Cipayung Plus Lhokseumawe terhadap kondisi di lapangan terkait, banyaknya masyarakat yang mengeluhkan perihal kebijkan BBM, kelangkaan minyak
goreng serta kenaikan PPN dari 10% ke 11% dan kenaikan Harga Bahan Pokok.
“Jadi dengan kondisi yang demikian sangat tidak relevan melayangkan isu-isu wacana
penundaan pemilu dan penambahan periode presiden di Indonesia, karena itu hanya napsu politik saja yang membuat rakyat tambah sensara,”ungkapnya.
Kemudian, setelah para orator secara bergantian menyampaikan orasi hingga akhirnya berusaha untuk menorobos pagar betis aparat keamanan, karena belum ada satu pun pimpinan dan anggota DPR Kota Lhokseumawe yang menemuinya.
Salah seorang mahasiswa memberikan aba-aba untuk maju dua langkah kedepan hingga nyaris terjadi aksi saling dorong dengan aparat keamanan. Dalam kondisi itu, ternyata Ketua DPRK Lhokseumawe Ismail A Manaf, Wakil Ketua T.Sofianus bersama anggota DPRK Hj.Nurhayati Aziz dan Abdul Hakim serta Faisal sudah berada dibelakang pagar betis aparat keamanan.
Selanjutnya, aksi saling dorong pun dihentikan, karena arapat keamanan menyampaikan jika ketua dan wakil ketua DPRK Lhokseumawe bersama anggota dewan sudah berada dilokasi. Akhirnya, seorang mahasiswa itu memberikan kembali aba-aba untuk mundur dua langkah kebelakang. Kemudian, dilanjutkan orasi terakhir oleh Ketua HMI Cabang Lhokseumawe-Aceh Utara, Muhammad Fadli.
Usai orasinya, ditanggapi oleh Ketua DPRK Ismail A.Manaf dan Wakil Ketua DPRK T.Sofianus atas apa yang disampaikan oleh mahasiswa. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan petisi dan tuntutan mahasiswa untuk disampaikan kepada DPR RI dan Pemerintah. (arm/mar)