class="wp-singular post-template-default single single-post postid-70743 single-format-standard wp-custom-logo wp-theme-kobaran" >

Menu

Mode Gelap
Hamas-Israel Sepakati Gencatan Senjata 60 Hari YARA Gugat Kemendagri Terkait Beralihnya 4 Pulau di Aceh Singkil ke Wilayah Sumut Wagub Luncurkan Inovasi Layanan Samsat Aceh dan Insentif Pajak Kendaraan Bagi Disabilitas Agus Buntung Divonis 10 Tahun Penjara, Denda Rp 100 Juta Koordinator GeRAK Bireuen : Masyarakat Sipil Harus Dilibatkan dalam Pembangunan Daerah

EKBIS · 14 Jun 2022 15:31 WIB ·

Mendag Lutfi Sebut Indonesia Siap Berkontribusi Dalam Negosiasi Sektor Pertanian


 Mendag Lutfi Sebut Indonesia Siap Berkontribusi Dalam Negosiasi Sektor Pertanian Perbesar

harianrakyataceh.com – Indonesia menegaskan siap berkontribusi dalam memajukan negosiasi sektor pertanian. Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi menyerukan agar World Trade Organization (WTO) harus menjadi bagian solusi dalam mengatasi berbagai krisis yang dihadapi dunia saat ini, yaitu ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan keamanan.

Penegasan ini disampaikandalam rekaman pernyataan umum pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-12 WTOyang diselenggarakan pada 12–15 Juni 2022 di Jenewa, Swiss. Semua anggota WTO harus dapat menjalankan fungsi WTO dan sepenuhnya menerima manfaat dari sistem perdagangan multilateral.

“Indonesia ingin berkontribusi untuk memajukan negosiasi pertanian. Pertanian tetap menjadi pilar ekonomi penting bagi banyak anggota WTO, khususnya negara berkembang dan negara kurang berkembang (least developed countries/LDCs). Anggota WTO perlu mengatasi isu-isu krusial, termasuk ketahanan pangan, kesejahteraan, dan pembangunan perdesaan,”tegas Mendag Lutfi.

Sebelum pembukaan KTM ke-12 WTO, Dirjen Perundingan Perdagangan InternasionalKementerian Perdagangan, Djatmiko B. Witjaksono, mewakili MendagLutfi, memimpin pertemuan Kelompok G33 di Jenewa, Minggu (12/6). Sebagai Koordinator Kelompok G33, Indonesia mendorong agar semuaanggota G33 terus memperkuat persatuan dan solidaritas dalam memperjuangkan kepentingan negara berkembang dan LDCs guna mencapai hasil yang adil dan seimbang dalam perundingan pertanian pada KTM ke-12 WTO.

“Para anggota G33 sepakat bahwa isu ketahanan pangan dan pertanian menjadi paket kebijakan pada KTM ke-12 WTO.Beberapa isu prioritas lainnyaantara lain ketahanan pangan, stok panganuntuk ketahanan pangan(public stockholding for food security purposes), dan Special Safeguard Mechanism sebagai instrumen perlindungan kepada petani kecil saat terjadinya lonjakan impor. Kelompok G33 berkepentingan untuk mengawal isu tersebut karena berpengaruh terhadap kebutuhan stok pangan serta ketahanan pangan,”kata Djatmiko.

Pada pertemuan Cairns Group (CG) (12/6), Djatmiko juga menyampaikan perlunya mengakomodasi kepentingan negara berkembangseperti Indonesia dan LDCs terkait subsidi domestik (Domestic Support) pertanian yang mendistorsi perdagangan dunia. CG merupakan kelompok anggota WTO yang mengekspor produk pertanian.

Dalam rekaman pernyataannya, Mendag Lutfi juga menyampaikan bahwasistem perdagangan multilateral memiliki peran untuk mempromosikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs), salah satunya terkait subsidi perikanan yang dapat mencegah kerusakan laut yang lebih parah.

Indonesia setuju bahwa prinsip dasar disiplin perikanan adalah untuk memastikan pengurangan yang signifikan dari subsidi berbahaya yang berkontribusi pada penangkapan ikan yang ilegal, tidak dilaporkan, tidak diatur (IUUF). Namun demikian, disiplin tersebut tidak boleh mengabaikan tujuan pembangunan negara-negara yang mengandalkan perikanan rakyat dan skala kecil untuk ekonomi lokal dan pengentasan kemiskinan.

Berbicara mengenai Penangguhan Kekayaan Intelektual pada persetujuan Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights(TRIPs), Mendag Lutfi menegaskan pentingnya responsWTO terhadap pandemi. “Kita harus menunjukkan bahwa WTO dapat mengatasi hambatan utama terhadap akses universal dan setara untuk vaksin Covid-19, barang penting, dan teknologi. Untuk itu, saya percaya TRIPs Waiver harus menjadi bagian utama dari jawaban WTO kepadadunia dalam penanganan pandemi,”kata Mendag Lutfi.

Sekilas tentangKonferensi Tingkat Menteri WTOKTM merupakan pertemuan pengambilan keputusan tertinggi di WTO dan diselenggarakan setiap duatahun sekali. Pertemuan terakhir dilaksanakan pada 2017 di Argentina. Pertemuan KTM ke-12 WTO yang seharusnya dilaksanakan pada 2019 akan membahas beberapa isu, antara lain pembahasan responsWTO terhadap pandemi, termasuk Penangguhan Kekayaan Intelektualpada persetujuan TRIPs, reformasi aturan sektor pertanian, subsidi perikanan, moratorium bea masuk atas transmisi elektronik, dan reformasi WTO. KTM ke-12 WTO diharapkan dapat menyepakati beberapa isu prioritas dengan hasil berupa keputusan, program kerja, dan deklarasi.

Dalam pembukaan KTM ke-12 WTO (12/6), Dirjen WTONgozi Okonjo-Iweala mendesak Anggota WTO agar WTO dapat menghasilkan kontribusi nyata kepada masyarakat internasional. “Saat dunia bergulat dengan ketidakpastian dan krisis di berbagai bidang, inilah saatnya untuk menunjukkan bahwa multilateralisme berhasil,”pungkas Dirjen Ngozi. (ra)

Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Anti Serius Band Juara Honda Band Heroes di Takengon

30 May 2025 - 19:36 WIB

XLSMART Raih Tiga Penghargaan Nasional Bergengsi Tahun 2025, Bukti Nyata Inovasi, Dedikasi, dan Kepemimpinan di Industri Telekomunikasi dan CSR

30 May 2025 - 16:09 WIB

PLN Siap Listriki 780 Ribu Rumah Tangga Lewat Program Lisdes 2025–2029 di RUPTL Baru

30 May 2025 - 15:18 WIB

Mitsubishi New Xpander Cross Ini Model Penyegarannya

30 May 2025 - 12:06 WIB

BPJS Kesehatan dan Kejari Sabang Kembali Sinergi dalam Penegakan Kepatuhan Program JKN

30 May 2025 - 08:39 WIB

Walikota Banda Aceh Berikan Penghargaan Collaboration Award Kepada BPJS Kesehatan

30 May 2025 - 08:36 WIB

Trending di EKBIS