Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

DAERAH · 29 Jun 2022 08:52 WIB ·

Kebutuhan Cabai Merah di Aceh Utara Capai 30 Ton Perhari “Harga Melambung Tinggi”


 Cabai: Harga jual cabai merah di pasar tradisional Kota Lhokseumawe tembus angka Rp 100 ribu perkilo. ARMIADI RAKYAT ACEH. Perbesar

Cabai: Harga jual cabai merah di pasar tradisional Kota Lhokseumawe tembus angka Rp 100 ribu perkilo. ARMIADI RAKYAT ACEH.

HARIANRAKYATACEH.COM – Untuk harga jual cabai merah di sejumlah pasar tradisional di 27 kecamatan di Aceh Utara, masih tergolong tinggi hingga tembus angka Rp 100 ribu per kilogram. Mahalnya harga cabai ini jelas-jelas sangat memberatkan masyarakat Aceh Utara yang berpenduduk sekitar 600 ribu jiwa dari 852 gampong.

Sedangkan kebutuhan cabai merah di Aceh Utara selama ini diperkirakan mencapai 30 ton hari. Sumber cabai itu sebagian dipasok dari Sumatera Utara (Sumut) serta dari Pidie, Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Sejauh ini, sepertinya belum ada solusi yang kongkrit dari Pemerintah untuk mengatasi melonjak harga cabai merah di hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

Kepala Dinas Perindagkop&UKM Aceh Utara Iskandar, SSTP.,MSP, melalui Kasi Pengadaan Penyaluran Barang dan Tertib Niaga pada Disperindagkop Aceh Utara, Armansyah dikonfirmasi Rakyat Aceh, Selasa (28/6), menyampaikan, selama ini kebutuhan cabai merah untuk Aceh Utara kebanyakan dipasok dari luar Aceh.

“Kalau klaster produksi cabai merah yang ada di Aceh sendiri, yakni di Pidie, Bener Meriah serta Aceh Tengah,”ucapnya.

Namun, berdasarkan informasi dilapangan kebanyakan gagal panen akibat perubahan iklim cuaca. Bahkan, persoalan ini bukan saja terjadi di Aceh Utara, tapi hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Kemudian ditambah lagi biaya produksi cabai seperti kebutuhan obat-obatan dan pupuk yang mahal.

“Saat ini kebutuhan cabai sangat tingginya yang digunakan untuk makanan siap saja, misalnya ayam geprek dan lainnya. Bisa kita katakan sekarang lagi ngetrend ayam geprek sehingga membutuhkan cabai yang banyak.

Nah kebutuhan yang sangat tinggi itu tidak didukung dengan pasokan yang memadai. Sehingga terjadi kelangkaan cabai merah dipasaran,”ungkapnya.

Menurut dia, akibat kelangkaan itu secara ekonomis maka dipastikan harga beli dan harga jual kepada masyarakat akan melonjak tajam.

“Saat ini ada satu bahasa yang disampaikan oleh pedagang dan masyarakat, begitu tingginya harga cabai merah jual apa tugas pemerintah, ini saya pribadi tidak bisa menjawab pertanyaannya dan harus menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bersama untuk mencari solusi yang tepat,”ujarnya.

Ia menyebutkan, dirinya selaku petugas hanya bisa memantau saja dilapangan dan solusinya untuk mengatasi masalah kenaikan itu perlu diciptakan klaster produksi cabai merah sendiri di setiap daerah dan khususnya di Aceh Utara. (arm/mar)

Artikel ini telah dibaca 53 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

KNPI Bireuen Apresiasi Respon Cepat Polres Bireuen Mengungkap Kasus Pengancaman Wartawan

19 April 2024 - 16:05 WIB

Hp Anggota Polisi Lhokseumawe Diperiksa, Cegah Terlibat Judi Online

19 April 2024 - 14:27 WIB

Diperiksa Tiga Jam, Terlapor Akui Ancam Wartawan Melalui Telepon

18 April 2024 - 20:16 WIB

Bulog Sub Divre Lhokseumawe Pastikan Stok Beras Aman

18 April 2024 - 16:23 WIB

Pemerintah Aceh dan Haji Uma Bantu Pemulangan Jenazah Warga Kota Juang Bireuen

17 April 2024 - 21:03 WIB

Danrem 011/Lilawangsa Pamit Tugas ke Prajurit Saat Halal Bihalal

17 April 2024 - 17:40 WIB

Trending di DAERAH