BIREUEN (RA) – Warga Gampong Tanjong Raya, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, menyanyikan lagu ‘Hymne Aceh’ pada pembukaan acara sosialisasi adaptasi kebiasaan baru gampong aman Covid-19 di Meunasah desa setempat, Senin (4/7) sore.
Lagu ciptaan seniman Mahrisal Rubi ini, bergema di gampong tersebut sebagai bukti nyata kecintaan masyarakat terhadap para pejuang bangsa terdahulu.
Usai acara berlangsung, Keuchik Desa Tanjong Raya, Tgk Mauliadi mengaku, warga sangat antusian menyanyikan lagu hymne ‘Aceh Mulia’, karena banyak kisah dan perjuangan di masa konflik bersenjata dialami masyarakat setempat, yang tidak dapat dilupakan.
“Lagu Hymne Aceh sejatinya mengingatkan kembali akan perjuangan terdahulu. Tak perlu takut dan tak perlu gentar dalam menggemakannya di Gandapura, karena hymne tersebut sudah ditetapkan berdasarkan Qanun Nomor 2 Tahun 2018, dan sah dinyanyikan oleh bangsa Aceh,” ujarnya.
Sebagai wujud komitmen dalam menjaga dan mengawal kekhususan Aceh, sebut Tgk Mauliadi, hymne ini akan menjadi lagu wajib di setiap acara yang dilaksanakan di Gampong Tanjong Raya.
“Lagu ini resmi ditetapkan sebagai ‘Hymne Aceh’ berdasarkan Qanun Nomor 2 Tahun 2018 tentang Hymne Aceh. Qanun ini sudah diundangkan dalam Lembaran Aceh dengan nomor registrasi 8-248/2018. Seharusnya, gemanya sudah terdengar di kegiatan formal kenegaraan atau kebudayaan, bahkan harus dinyanyikan dalam upacara bendera setiap Senin,” tegas Mauliadi, yang juga selaku Ketua Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA) Wilayah Batee Iliek Bireuen ini.
Ia menegaskan, semestinya ‘Hymne Aceh juga dinyanyikan pada upacara hari Senin, di setiap instansi pemerintah. Diawali dengan pengibaran bendera merah putih, dan kemudian diikuti dengan pengibaran bendera Aceh.
“Lirik lagu hymne Aceh, mengandung unsur sejarah dan spiritual yang pekat. Didalam masyarakat Aceh dikenal dua cara berdoa, yakni munajat dan munadah. Jika munajat berarti berdoa secara sendiri-sendiri, maka munadah dilakukan secara kolektif. Sehingga, munadah menjadi kerangka atau lebih tepat ruh dari lirik hymne Aceh,” sebut sapaan Tgk Muli ini.
Sebagai bentuk penghormatan kepada para syuhada, katanya, sudah sepatutnya bangsa Aceh menggemakan lagu hymne, guna menyadarkan generasi muda untuk terus memuliakan para syuhada terdahulu, yang sudah berjuang dalam menggapai perdamaian bagi bangsa Aceh. (akh)