Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

DAERAH · 7 Aug 2022 18:09 WIB ·

Miliaran Dana Desa Terancam Dikuras, Panitia Bimtek Kembali Sasar Gampong di Bireuen


 Dua undangan dari panitia untuk ajakan mengikuti bimtek sudah menyasar kepada Keuchik di Kabupaten Bireuen. | FOTO: AKHYAR RIZKI RAKYAT ACEH Perbesar

Dua undangan dari panitia untuk ajakan mengikuti bimtek sudah menyasar kepada Keuchik di Kabupaten Bireuen. | FOTO: AKHYAR RIZKI RAKYAT ACEH

Harianrakyataceh.com – Julukan ‘Kota Bimtek’ dianggap tak berlebihan bagi Kabupaten Bireuen. Mengingat, banyaknya penyelenggaraan bimbingan teknis (bimtek) setiap tahunnya disasar kepada aparatur desa, mulai dari Keuchik, Bendahara Desa, Tuha Peut, Ibu PKK, Operator Gampong, Ketua Pemuda, Imum Gampong dan sejumlah perangkat lainnya.

Padahal, Keuchik dan aparatur cukup sengsara dan sangat susah dalam mencukup-cukupi pemanfaatan dana desa (DD) untuk kemaslahatan masyarakat di tengah pandemi covid-19 yang tak kunjung berakhir.

Hampir seluruh desa di Kabupaten dengan julukan ‘Kota Santri’ ini, mengalami refocusing anggaran yang berdampak pada berbagai sektor, terutama capaian target pembangunan. Belum lagi, anggaran di gampong harus difokuskan kepada program Biaya Langsung Tunai (BLT) sesuai anjuran pemerintah.

Di tengah kondisi krisis seperti ini, beberapa lembaga selaku panitia bimtek, kembali hadir untuk mengelabui para Keuchik di Bireuen yang terkesan melakukan pengurasan dana desa. Puluhan miliar DD yang merupakan uang negara, terancam dinikmati oleh pihak ketiga dengan iming-iming melakukan bimbingan keluar daerah.

Setidaknya, sudah ada dua lembaga mengirimkan surat undangan kepada gampong di Bireuen guna mengajak untuk mengikuti Bimtek. Padahal, gampong di Bireuen baru saja mengeluarkan uang untuk bimtek operator gampong dan kepada Ibu PKK.

Kedua lembaga tersebut yaitu, Kompak Nusantara yang ditujukan kepada para Keuchik dan Kaur Keuangan di Bireuen dengan anggaran diperkirakan terkuras mencapai Rp 30 juta perdesa untuk 2 peserta (setoran kepada panitia + biaya perjalanan/SPPD), serta dari lembaga Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Anak Bangsa Bersatu yang akan digelar di Brastagi Sumatera Utara (Sumut) dengan rincian seteron kepada panitia sejumlah Rp 14,5 juta setiap peserta (belum termasuk biaya perjalanan dinas).

Informasi dihimpun Harian Rakyat Aceh hingga Minggu (7/8), beberapa kecamatan tidak mau ambil resiko dan mengikrarkan tidak akan mengikuti bimtek tersebut, diantaranya Kecamatan Gandapura dan Simpang Mamplam. Bahkan, hampir semua keuchik saat ditanyai media ini mengeluh akan kondisi gampong yang anggarannya terkesan seperti diintervensi pihak lain.

Keuchik Tanjong Raya, Tgk Mauliadi saat ditanyai media ini mengaku, ia tidak akan memenuhi undangan tersebut dan akan mengabaikan bimtek yang dianggap tidak terlalu penting.

“Dasarnya bimtek itu ada yang penting dan wajib diikuti seperti pelatihan aplikasi Siskeudes bagi operator gampong. Cuma kalau pelatihannya dilakukan di luar daerah, itu bukan lagi bimbingan yang terfokus untuk kemajuan gampong, melainkan kesannya jalan-jalan ke luar kota,” ujar sapaan Tgk Moli ini.

Ia mengatakan, DD harus dimaksimalkan sebaik mungkin demi pembangunan gampong, bukan untuk berfoya-foya dan memperkaya panitia pelaksana bimtek.

“Jika dikalkulasikan anggaran yang akan dikeluarkan oleh setiap gampong mencapai Rp 30 juta, dikalikan dengan 609 desa di Bireuen, maka akan menghabiskan uang negara setiap gelaran bimtek sejumlah Rp 18,2 Miliar. Belum lagi bimtek lainnya yang akan digelar oleh Lembaga Anak Bangsa Bersatu dengan rincian Rp 14,5 juta × 609 desa = Rp 8,8 Miliar. Sungguh miris jika ini terjadi,” pungkas Keuchik di Gandapura ini.

Ia juga mengaku, para Keuchik di Gandapura sudah berumbuk untuk membahas persoalan ini dan sepakat tidak akan mengikuti bimtek ke Jakarta dan ke Medan.

“Hingga hari ini, kami di Gandapura sepakat tidak akan berangkat memenuhi undangan tersebut. Jangan sampai Kabupaten Bireuen dijuluki sebagai ‘Kota Bimtek’. Kami juga meminta kepada seluruh pihak yang terlibat dalam panitia pelaksana, supaya tidak mengintervensi seluruh keuchik di Bireuen untuk mengikuti bimtek di luar kota yang dianggap tidak terlalu penting,” tegasnya.

Sementara itu, Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bireuen, Suhaimi Hamid mengaku mendapat banyak keluhan dari para keuchik tentang persoalan bimtek yang terus menerus dilakukan di Bireuen.

“Para Keuchik di Bireuen merasa resah dengan kondisi saat ini. Banyak sekali Keuchik mengadu tentang pelaksanaan bimtek yang terus menerus dilakukan, padahal anggaran di desa diperuntukkan untuk kemajuan gampong. Jika ini terus berlanjut, dikhawatirkan seluruh gampong akan bermasalah dikemudian hari,” ujar sapaan Abu Suhai ini.

Ia juga berharap, kasus ini ditangani oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bireuen dan meminta pihak berwajib untuk mengusut siapa dalang dibelakang panitia pelaksana bimtek, supaya tidak terjadi kecurangan dan pengurasan anggaran desa yang merupakan uang negara dalam pemanfaatannya. (akh/rif)

Artikel ini telah dibaca 104 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Pansel Panwaslih Banda Aceh akan melaksanakan Ujian CAT Perekrutan Calon Anggota Panwaslih

29 March 2024 - 22:05 WIB

BSI Regional Aceh Dorong Penguatan Transaksi Digital Masjid

28 March 2024 - 19:36 WIB

Dampak Cuaca Ekstrem, Petani di Aceh Tamiang Siram Tanaman 2-3 Kali Sehari

28 March 2024 - 06:23 WIB

Polres Bireuen Musnahkan 27,5 Kg Sabu dan 5000 Butir Ekstasi

25 March 2024 - 18:16 WIB

Kapolres Jatmiko Bangunkan Warga Bireuen untuk Sahur

24 March 2024 - 16:56 WIB

Bahron Bakti Diangkat Jadi Sekda Pidie Jaya

22 March 2024 - 15:02 WIB

Trending di DAERAH