Harianrakyataceh.com – Safrita (37), warga Bireuen yang sempat dilantarkan bersama tiga anaknya di pedalaman Kecamatan Peudada, tepatnya di Gampong Alue Keutapang, kini mendapat perhatian dari berbagai pihak yang peduli antar sesama.
Wanita malang ini, sempat viral dengan hidupnya pilu yang tergantung-gantung tanpa kepastian. Selama ini, ia menanggung semua keperluan 3 anaknya yang diperkirakan berumur 1 tahun, 4 tahun, dan 10 tahun. Untuk membeli pakaian saja susah apalagi menyekolahkan anak. Bahkan, anaknya paling besar yang berumur 10 tahun, belum disekolahkan hingga sekarang ini, mengingat tidak ada biaya.
Safrita bersama 3 anaknya hidup terlantar di Gampong Pinto Rimba. Ia juga selalu diperhatikan oleh masyarakat setempat karena aksi kemanusiaan. Keresingan, ia bersama anaknya kelaparan karena tidak mempunyai uang untuk kebutuhan sehari-hari.
Warga setempat juga cukup menyayangkan penderitaan yang dialami Safrita selama ini, dan meminta kepada semua pihak untuk menjenguk serta memerhatikan korban demi kehidupan yang lebih layak.
Namun, usai informasi ini viral dan trending di media, Polsek Peudada turun tangan untuk menyelesaikan perkara ini, sehingga dari hasil mediasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian, Safrita dan suaminya menyepakati beberapa poin demi hudup rukun dan tentram kedepannya.
Diantara poin-poin tersebut, suaminya berjanji akan menjaga Safrita dan juga siap merawat tiga anaknya kembali secara kekeluargaan.
Setelah Safrita dan suaminya berteduh kembali dibawah atap yang sama, berbagai pihak turut prihatin dan merespon cepat mengunjungi keluarga dari kalangan fakir tersebut guna memberikan bantuan.
Informasi dihimpun media ini, Safrita mendapatkan modal usaha dari Sentra Darussa’adah Aceh yang merupakan UPT Kementerian Sosial Republik Indonesia (RI).
Tim Sentra Darussa’adah didampingi Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bireuen, mengunjungi kediaman Safrita di Peudada guna memberikan bantuan berupa modal usaha, sembako, perlengkapan rumah tangga, multivitamin, kebersihan diri dan perlengkapan sekolah untuk anak-anak Safrita.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinsos Bireuen, Bob Mizwar SSTP MSi saat dihubungi Harian Rakyat Aceh, Minggu (7/8).
“Benar, kasus Safrita yang merupakan wanita pernah dilantarkan di pedalaman Peudada direspon oleh Kementerian RI. Kemarin, Tim Sentra Darussaadah didampingi Tim dari Dinsos Bireuen, dan TKSK Peudada, serta Peksos memberikan bantuan attensi dan pemberdayaan sosial berupa modal usaha berjualan kue,” ujarnya.
Ia merincikan, UPT Kementerian menyerahkan kompor, regulator, tabung gas, wajan, pisau, sutil, alas potong, ember kecil, toples, tepung terigu, minyak goreng, garam, dan sembako.
Kemudian, untuk kebersihan diri, Safrita mendapatkan detergen, sabun mandi, sikat dan pasta gigi, kebersihan bayi, Syampo, sabun cuci piring, dan popok. Untuk multivitamin, diberikan susu SGM, milo, sereal anak, madu, serta biskuit.
“Tim juga memberikan perlengkapan rumah tangga berupa 2 unit kasur, 2 set bantal, dan lemari. Untuk perlengkapan sekolah diberikan tas, sepatu, seragam, buku tulis, buku gambar, pensil, bulpen, pensil warna. Sementara perlengkapan bayi, diberikan baju harian, Pampers, handuk, dan pakaian dalam,” sebut sapaan Pak Bob ini.
Ia juga mengaku, Dinsos juga pernah memberikan bantuan berupa permakanan dan sandang untuk Safrita dan ketiga anaknya.
“Semoga kehidupan Safrita yang kini berstatus sebagai Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) dan keluarganya, semakin membaik. Sehingga kedepannya tidak terjadi lagi hal yang tidak diinginkan,” harap Kadis muda ini. (akh)