HARIANRAKYATACEH.COM – Aksi unjuk rasa tolak kenaikan BBM ratusan mahasiswa dari UIN Raniry, di depan Gedung DPR Aceh, Rabu (7/9), berujung bentrok. Akibatnya dua mahasiswa dilaporkan alami luka-luka.
Amatan media ini di lokasi, kedua mahasiswa tersebut langsung dibawa pihak kepolisian ke klinik kesehatan milik DPRA.
Belum jelas pemicu bentrokan tersebut. Menurut amatan Rakyat Aceh, saat itu, anggota kepolisian berupaya menahan aksi massa yang memaksa masuk ke gedung utama DPRA. “Buka, kami mau masuk,” teriak mahasiswa.
Pihak kepolisian mencoba berdialog dengan mahasiswa untuk tidak ricuh dan meminta 10 orang perwakilan mahasiswa masuk kedalam menyampaikan tuntutanya terkait penolakan BBM.
“Kami minta 10 orang mahasiswa untuk menyampaikan tuntutanya ke dalam, ” kata Kabag Ops Polresta Banda Aceh, Kompol Wahyudi.
Tak puas dengan jawaban tersebut, mahasiswa yang dari awal hanya berorasi di luar gedung parlemen, memaksa pintu gerbang DPRA dibuka. Mereka mengutarakannya melalui nyanyian dan sempat menggoyang pintu pagar gedung wakil rakyat.
Alhasil bertrokan pun tak dapat dihindari. Aksi berlangsung ricuh, para pendemo yang tidak puas melempari polisi dengan batu dan benda-benda padat. Mereka bahkan membakar sejumlah papan bunga yang ada di depan gedung dewan. Kepolisan langsung menghalau pendemo dengan menembakkan gas air mata dan meriam air atau water cannon.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy mengatakan, aksi demo mahasiswa UIN Ar – Raniry Banda Aceh yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak mulai anarkis setelah menolak bertemu perwakilan DPRA. Akibatnya sejumlah aparat keamanan, termasuk satu perwira polisi terluka hingga berdarah terkena lemparan batu para saat mengamankan demo.
Setelah itu, katanya, massa mulai bertindak anarkis dengan merusak pagar dan melempari petugas dengan batu, sehingga terpaksa dibubarkan dengan water canon.
“Mereka dibubarkan karena anarkis. Bahkan melempar petugas dengan batu, salah seorang perwira polisi sampai berdarah,” ujarnya. (mar/min)