RAKYAT ACEH | LHOKSEUMAWE – Pasca banjir di Aceh Utara, tidak kurang lahan sawah sekitar 1.500 hekter siap panen terancam puso. Hingga Kamis, 13 Oktober 2022 sore air masih menggenangi 50 hektar sawah di Gampong Menje Matang Ubi, Kecamatan Lhoksukon.
Sebagian warga terpaksa berjibaku memotong padi yang masih terendam dan menjemur di tepi pematang sawah.
Pj Bupati Aceh Utara, Azwardi yang dihubungi Rakyat Aceh, Jumat, 14 Oktober 2022 menyebutkan, bakal memberikan keringanan bantuan bibit dan pupuk kepada petani terdampak banjir.
“Sedang kita upayakan. Dan sekarang sedang kita koordinasikan dengan dinas teknis di Provinsi dan Kementerian,” ungkap Azwardi.
Pantauan Rakyat Aceh, lahan sawah sekitar 50 hektar masih tergenang air berada di Gampong Menje Matang Ubi, Lhoksukon, Kamis sore. Beberapa petani memperlihatkan lahan sawah yang siap panen terancam puso.
Sebagian lagi, justru memotong untuk dijemur di pematang sawah. Kebetulan cuaca agak sedikit mendukung. Namun, pemilik sawah Jafar, belum bisa memotongnya. Air masih sepinggang di persawahannya.
“Saya punya ini ada sekitar 4 hektar. Sampai saat ini belum bisa kita potong padi. Air masih menggenangi setinggi pinggang,” kata Jafar menjawab Rakyat Aceh, dilokasi sekira pukul 16.15 WIB, Kamis sembari memperlihatkan tanam padinya.
Lain dengan keluarga ibu Nur. Didampingi suami, memaksa masuk lahan seluas satu hektar untuk memotong padinya. “Ini harus segera dipotong. Lalu kita jemur. Ya, sudah kehendak tuhan. Inilah hak kita,” kata suami ibu Nur dengan nada cukup tabah.
Banjir terdampak pada persawahan kawasan Gampong Menje, sudah terjadi dua kali tahun ini. “Iya, bulan Februari lalu dan Oktober ini,” tambah ibu Nur.
Harapan petani setempat agar Pemerintah Kabuapten Aceh Utara, melalui dinas terkait untuk membantu bibit dan pupuk untuk melanjutkan masa tanam kedepan.
“Kami sudah kehabisan modal. Pinjaman awal tahun lalu untuk kebutuhan pupuk, juga belum lunas. Kini, saat mau panen, banjir lagi,” pinta seorang petani berusia 52 tahun dengan suara terbata-bata.
Sekedar mengingatkan, sepekan banjir BPBD Aceh Utara, mengeluarkan data mencapai 1.500 hektar sawah terdampak banjir. Dan 38 ribuan jiwa harus mengungsi.
Banjir juga menyebabkan angka mendekati 4 ribuan pengungsi mendatangi posko kesehatan yang tersedia di 5 titik.
Sementara itu, Pemerintah Aceh Utara, sudah menguras stok beras di Bulog gudang Puenteut, sebanyak 64 ton dalam dua tahap pasca banjir dari 100 ton stok milik kabupaten berpenduduk mencapai 560 ribu jiwa untuk disalurkan kepada masyarakat terdampak banjir.
KaBulog Divre Cabang Lhokseumawe, Mufti Yanuar menyebutkan, banjir awal Oktober lalu, Pemkab Aceh Utara, sudah mengambil 32 ton beras. Sebelumnya ada tangani banjir Februari lalu, juga mengambil 32 ton. Total 64 ton. “Jadi masih tertinggal 36 ton lagi,” ungkap Mufti, Kamis menjelang petang.
Penyaluran itu, tentu saja berdasarkan Peraturan Menteri Sosial (Permensos) No 22 Tahun 2019, bahwasanya setiap pemerintah daerah atau kota mendapatkan 100 ton beras kelas medium. (ung)