RAKYAT ACEH | LHOKSEUMAWE – Ketua Umum Forum Thalabah Lhokseumawe (Forthal), Tgk. Fizky Zuhri menilai penerapan Syari’at Islam di Aceh saat ini masih kurang efektif.
Untuk itu, perlu adanya tegasan dari Pemerintah melalui Dinas Syari’at Islam dan Polisi Wilayatul Hisbah (WH), khususnya melakukan razia busana yang dikenakan oleh wanita dan meningkatkan patroli pada malam hari terhadap kawasan yang dianggap rawan terjadinya pelanggaran Syariat Islam.
“Sebenarnya penerapan Syari’at Islam itu bukan lemah, tapi masih kurang efektif sehingga perlu dilibatkan banyak tokoh di Aceh untuk lebih sempurna dan optimalnya Syari’at Islam di bumi Iskandar Muda,”ucap Ketua Umum Forum Thalabah Lhokseumawe (Forthal), Tgk. Fizky Zuhri, kepada Rakyat Aceh, Senin (31/10/2022), di sela-sela Focus Grup Discussion (FGD) yang diadakan oleh Forum Thalabah Lhokseumawe, (Forthal), dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2022, dengan tema “Peran Santri Dalam Membangun Negeri” di Country Coffee Lido Graha Aceh Utara, di Lhokseumawe.
Tgk. Fizky Zuhri didampingi Ketua Panitia FGD Tgk. Musdar, Pimpinan Dayah Tahfidzul Qur’an Imam Syafi’i Lhokseumawe, Tgk. Abdul Halim, Lc dan Koordinator Forum Ormas dan OKP Pengawal Syariat Islam Kota Lhokseumawe, Tgk. Sulaiman Lhok Weng, menyampaikan, segala komponen dalam penegakan Syari’at Islam secara kaffah di Aceh masih kurang.
Oleh karena itu, sebut dia, dengan adanya momentum Hari Santri Nasional yang digelar Focus Grup Discussion (FGD) dengan tema “Peran Santri Dalam Membangun Negeri” akan melahirkan poin-poin yang sangat luar biasa nantinya demi penguatan Syari’at Islam di Aceh.
“Harapan kami mewakili santri ataupun Thalabah Kota Lhokseumawe, secara khusus dengan adanya forum diskusi ini kita dapat melahirkan pikiran-pikiran yang ada untuk bermanfaat bagi Thalabah sendiri di Lhokseumawe, maupun kepada masyarakat umumnya,”terang Tgk. Fizky Zuhri.
Menurut dia, yang paling utama hasil FGD nantinya untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah tentang penengakan Syari’at Islam di Lhokseumawe dan Aceh secara umumnya yang harus benar-benar dikuatkan.
Disamping itu, ia juga berharap, dengan adanya diskusi seperti ini maka eksistensi santri harus selalu berpikrah di dalam masyarakat. Kemudian juga harus diberikan ruang yang mudah dan jelas oleh pemimpin, dalam hal ini Pemerintah. (arm/ra)