UNHCR Berdalih Hadapi Kendala Soal Relokasi 229 Pengungsi Rohingya

RAKYAT ACEH | LHOKSEUMAWE – Sebanyak 229 etnis Rohingya terdampar di Aceh Utara. Saat ini nasib mereka masih terkatung-katung.

Pihak UNHCR berdalih masih menghadapi kendala soal relokasi manusia perahu asal negeri Myanmar itu.

Kesabaran masyarakat akhirnya sirna. Mau tak mau 110 pengungsi yang berada di balai desa Kecamatan Muara Batu, setelah terdampar 15 November 2022 lalu, diangkut menggunakan dum truk ke halaman Kantor Bupati Aceh Utara di Landeng, Kamis, 24 November 2022, sore.

Itu belum lagi berbicara nasib 119 pengungsi yang saat ini berada di Desa Bluka Tubai, Kecamatan Dewantara, Krueng Geukueh.

Saat Rakyat Aceh mengontak langsung juru bicara UNHCR, Mitra Salima Suryono, tentang kepastian relokasi pengungsi Rohingya, Kamis, 24 November 2022 malam menyebutkan, belum dapat menentukan lokasi penampungan.

“Setelah satu minggu kami berdiskusi dan berkoordinasi dengan pihak otoritas di tingkat pusat dan tingkat daerah, tempat penampungan yang baik bagi pengungsi belum dapat ditentukan,” kata Mitra.

Selanjutnya, UNHCR menilai sangat disayangkan bahwa saat ini kami melihat solidaritas terhadap pengungsi memudar dibandingkan pada waktu waktu sebelumnya.

“Para pengungsi Rohingya adalah orang-orang yang telah kehilangan segalanya. Termasuk orang-orang yang mereka sayangi. Dan, mereka terpaksa meninggalkan negara asalnya untuk mencari keselamatan di negara lain, termasuk Indonesia,” ungkap Mitra Salima sembari menambahkan saat ini team tim UNHCR berada di lapangan dan kami optimis untuk mendapat solusi dalam waktu dekat.

Aceh Utara Sibuk Urus Pengungsi Pasca Banjir
Sedangkan Pj Bupati Aceh Utara, Azwardi menyayangkan 110 pengungsi Rohingya harus diboyong ke halaman Kantor Bupati di Landeng.

“Seharusnya urusan pengungsi luar negeri kan imigrasi (IOM-red) dan UNHCR. Kenapa harus dibawa ke Kantor Bupati Aceh Utara. Kita saja sedang mengurus warga sendiri yang juga mengungsi di Pirak Timu. Buat apa kita urus warga negara lain,” kata Azwardi melalui telepon selular kepada Rakyat Aceh, Kamis malam pukul 19.20 WIB.

Menurut Pj Bupati Azwardi, bila ini terjadi, ditakutkan bakal beredar diskriminasi. Kenapa tidak? Pemerintah Daerah Aceh Utara, saat ini sangat sibuk urus masyarakatnya yang menderita akibat banjir.

Bila perhatian terpecah atau harus mengurus pengungsi Rohingya segala, bukankah warga sendiri bakal kurang terurus.

Sekedar mengingatkan, beberapa waktu sebelumnya, para pengungsi Rohingya yang terdampar di pesisir pantai Aceh Utara, direlokasi ke Kantor Imigrasi lama kawasan Puentuet.

Lalu, ada pula yang dibawa ke Blang Ado. Selain itu, dibawa ke BLK Kandang, Meunasah Mee, Lhokseumawe. (ung)