Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

UTAMA · 26 Nov 2022 09:46 WIB ·

Tiap Subuh sampai Jelang Magrib Menunggui di Lokasi Longsor, Wawan Ridwan yang Terus Mencari Keberadaan sang Istri


 IKUT TERTIMBUN: Petugas memeriksa kendaraan yang telah dievakuasi yang terbawa longsor akibat gempa bumi magnitudo 5,6 di jalan akses Cianjur-Cipanas, Cugenang, Cianjur, kemarin (24/11). MIFTAHULHAYAT/JAWA POS) Perbesar

IKUT TERTIMBUN: Petugas memeriksa kendaraan yang telah dievakuasi yang terbawa longsor akibat gempa bumi magnitudo 5,6 di jalan akses Cianjur-Cipanas, Cugenang, Cianjur, kemarin (24/11). MIFTAHULHAYAT/JAWA POS)

RAKYATACEH | CIANJUR – TIAP hari selepas subuh, sejak gempa menghembalang Cianjur, Wawan Ridwan selalu datang ke tempat yang sama. Ke titik di Jalan Cianjur–Cipanas yang tertutup tanah longsor.

Di sanalah istri pria 54 tahun itu, Yayah Rodiah, diperkirakan berada. Tapi, sampai dengan kemarin (24/11), upaya pencarian perempuan 53 tahun tersebut belum membuahkan hasil.
’’Istri saya melintas di sini saat tanah longsor terjadi,” tutur Wawan yang juga kepala SMAN 2 Depok mengenang kejadian pada Senin (21/11) siang lalu itu.

Kejadian yang menimpa Yayah bermula saat adanya kegiatan Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur yang digelar di daerah Sarongge. Namun, Wawan tidak tahu persis dalam rangka apa.
Yang dia tahu, acara tersebut turut dihadiri Bupati Cianjur Herman Suherman.

Saat itu, istrinya datang bersama rombongan. Yayah merupakan kepala TK Bina Insani Al Mawanah, Cianjur. Di lingkungan sekolah yang sama, Yayah juga mengajar di SMP.

’’Rombongannya itu terdiri dari 4 kepala sekolah, 1 guru TK, 1 sopir, dan 1 anak kecil. Jadi, total 7 orang. Mereka menggunakan mobil Avanza warna abu kehitam-hitaman berlogokan Al Azhar,’’ katanya saat ditemui di lokasi longsor di Kampung Palalangon, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, kemarin (24/11).

Hingga kemarin, lanjut Wawan, baik istri maupun rombongannya yang ada di mobil tersebut belum diketahui semua kabar dan keberadaannya. Pihak keluarga semua yang berada di rombongan itu pun sudah berusaha mencari. Termasuk menghubungi nomor ponsel masing-masing. Namun, selalu gagal tersambung.

’’Tapi, saat dicek dari rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi kegiatan itu, mobil yang ditumpangi rombongan istri saya ini memang sudah jalan pulang setelah acara selesai. Itu kurang lebih pukul 13.00,’’ jelasnya.

Wawan mengatakan, rombongan istrinya tersebut pulang setelah rombongan mobil bupati Cianjur. Bahkan, juga sempat beriringan. Namun, saat itu mobil rombongan bupati sudah lewat di lokasi sesaat sebelum terjadi longsor. Sedangkan kemungkinan mobil yang ditumpangi Yayah dan rombongan memang tersapu longsor hingga akhirnya hilang. ’’Ada satu lagi mobil yang mengangkut rombongan guru-guru lain. Rombongan itu terjebak oleh robohnya tiang listrik sebelum di lokasi longsor. Jadi, akhirnya balik arah dan selamat,’’ ujarnya.

Menurut Wawan, istrinya bukan sosok pengeluh. Bahkan termasuk jarang bicara. Namun, pada Senin itu, istrinya yang juga ketua Ikatan Guru TK Cianjur banyak bercerita dan mengeluh kepadanya. ’’Kemarin ngeluh katanya seperti ada yang kurang kompak di organisasi,’’ ungkapnya.

Pada Senin lalu itu, Ridwan yang bertugas di Depok mengikuti tugas musyawarah kepala sekolah se-Depok di Bogor. Namun, saat mau pulang, terjadilah gempa bumi. Anaknya yang ada di Cianjur juga sempat mengabarinya.

’’Setelah memastikan kondisi anak semua baik, langsung ingat mama. Anak saya ada empat dan tidak ada yang di rumah semua saat itu,’’ terangnya.

Wawan pun langsung bergegas pulang ke Cianjur. Termasuk langsung datang ke RSUD Cimacan untuk mencari keberadaan sang istri. Juga, mengecek ke kamar mayat dan mengecek setiap ambulans yang datang. Namun, sang istri tak kunjung ditemukan.

Wawan pun mengalihkan pencarian ke lokasi longsor di Cijendil. Ke sanalah dia menuju setiap selepas Subuh dan baru pulang sesaat sebelum magrib. Itu terus dia lakukan hingga saat ini.
Penantian Wawan akhirnya menemukan titik terang. Kemarin sore sekitar pukul 17.00, mobil yang ditumpangi Yayah dan rombongan ditemukan.

Mobil sudah diidentifikasi oleh pihak keluarga dan sekolah. Sejumlah berkas juga ditemukan di dalamnya. Tapi, karena minimnya penerangan, pencarian para korban bakal dilanjutkan pagi ini.

“Saya sebagai muslim percaya takdir Allah, apa pun yang terjadi kami terima. Tapi, kami sudah empat hari ini, hujan, panas, ingin menyaksikan jasadnya itu seperti apa kalau memang sudah meninggal,’’ harapnya. **

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Komnas HAM: Pemerintah harus jaga tulang belulang di Rumoh Geudong korban pelanggaran HAM di Aceh

29 March 2024 - 16:32 WIB

YARA Ajukan Permintaan Dokumen Pengelolaan Parkir Dishub dan RSUD Subulussalam

29 March 2024 - 15:34 WIB

Launching Berkah PLN Mobile, Pelanggan PLN di Aceh Bisa Mendapatkan Hadiah Umrah

29 March 2024 - 14:59 WIB

Bagaimana Hukum Mengerjakan Sholat Tarawih Tapi Belum Sholat Isya? Simak Penjelasannya!

29 March 2024 - 14:48 WIB

LPTQ Aceh Gelar Haflah Tadarus Ramadhan di Masjid Tungkop

29 March 2024 - 14:46 WIB

Persentase Kelulusan SNBP 2024 Siswa Aceh Capai 42,12 Persen, Meningkat dari Tahun Lalu

29 March 2024 - 14:26 WIB

Trending di UTAMA