BIREUEN | RAKYATACEH – Dalam rangka menyambut milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke-46 tahun, Rusyidi Mukhtar S Sos, selaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bireuen, mengajak Komite Peralihan Aceh (KPA) dan masyarakat Aceh, khususnya warga Bireuen agar menggelar zikir dan doa bersama.
Ajakan ini disampaikan Rusyidi alias Ceulangiek kepada Harian Rakyat Aceh, Jumat (2/12) di ruang kerjanya.
Momentum bersejarah bagi bangsa Aceh tersebut, bertepatan pada 04 Desember 2022 mendatang. Karenanya, untuk mengenang para syuhada yang telah berjasa memperjuangkan bumi Aceh pertiwi di masa konflik berkepanjangan, ia mengajak masyarakat guna berdoa kepada para syuhada yang sudah syahid.
“Kami mengharapkan kepada seluruh masyarakat Aceh khususnya warga Bireuen, agar menggelar zikir dan doa bersama memperingati Milad GAM ke-46 tahun,” ujarnya.
Disebutkan, tanggal 4 Desember merupakan hari bersejarah bagi bangsa Aceh, karena pada tanggal tersebut dimulainya perjuangan Gerakan Aceh Merdeka melawan Pemerintah Republik Indonesia dan mengakhiri pertikaian di Naggroe Aceh dengan penandatanganan perdamaian kedua belah pihak pada 15 Agustus 2005 silam. Karenanya, sangat patut mengucapkan puji syukur kepada Allah dengan menggelar zikir dan doa bersama, guna mengenang hari bersejarah tersebut.
“Untuk mengenang jasa para pejuang GAM, mari kita doakan, agar Allah menempatkan para pejuang di sisi-Nya. Doa bersama ini bertujuan untuk mengenang kembali konflik Aceh yang berkepanjangan mulai 1976 hingga baru berakhir pada 15 Agustus 2005 silam,” sebut Ketua DPRK Bireuen.
Pria kelahiran Peusangan ini juga berpesan kepada Kombatan GAM wilayah Bate iliek, KPA, PA dan masyarakat, untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT, supaya perdamaian yang telah terwujud terus berlangsung dan terjaga. Kemudian, kepada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan pemerintah Aceh, ia berharap agar memperjuangkan butir-butir MoU Helsinki.
“Hari ini merupakan sejauh mana langkah perjuangan bangsa Aceh setelah 17 tahun damai. Perdamaian ini dengan susah kita raih. Sehingga, menjadi tanggungjawab bersama menjaga perdamaian. Selayaknya kita peduli dan merawat anak syuhada. Karena tanpa para syuhada, kita tidak akan pernah merasakan kedamaian seperti saat ini,” pungkas Ceulangiek.
Dirinya berharap, Pemerintah Aceh dapat mendesak Pemerintah Pusat untuk segera merealisasikan seluruh butir-butir MoU Helsinki demi keutuhan perdamaian di bumi Aceh.
“Hari bersejarah ini merupakan buah hasil perjuangan GAM dan masyarakat Aceh seluruhnya. Karena itu, kami mengajak seluruh mantan kombatan GAM dan masyarakat Aceh, khususnya Bireuen, untuk terus bersatu dan kompak dalam memperjuangkan MoU Helsinki yang hingga kini belum terealisasi seutuhnya,” pungkas Ketua Dewan yang dikenal familiar di kalangan masyarakat Bireuen ini.
Sementara itu, Tgk Darwis Jeunieb selaku Ketua KPA / PA Bireuen mengaku bahwa di Kabupaten Bireuen tidak ada pengibaran bendera Aceh nantinya, karena masih menunggu keputusan dari Pemerintah Aceh dan DPR Aceh.
“Walaupun secara aturan sudah sah atau sudah dituangkan dalam Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2013 yang sudah disetujui oleh Mendagri, Namun ada sedikit pembahasan terkait dengan bentuknya,” sebut mantan Panglima Prang Wilayah Bate Iliek itu. (akh)