RAKYATACEH | BIREUEN – Gampong Tanjong Raya, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, menggelar milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke-46, sebagai wujud mengenang para pejuang Aceh terdahulu.
Serangkaian kegiatan berlangsung di gampong setempat, Minggu (4/12) sejak pukul 09.00 – 15.30 WIB, dimulai dari gelaran doa dan zikir bersama, santunan anak yatim piatu, melakukan silaturahmi antar sesama anak syuhada, dan juga kenduri syukuran.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Penjabat (Pj) Bupati Bireuen Dr Aulia Sofyan PhD, Kapolres Bireuen AKBP Mike Hardy Wirapraja SIK MH, Dandim Bireuen, Muspika Kecamatan Gandapura, para pengurus Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA) Bireuen, tokoh masyarakat, dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Disela-sela kegiatan, Keuchik Gampong Tanjong Raya, Tgk Mauliadi kepada Harian Rakyat Aceh mengaku, terselenggaranya kegiatan ini berkat dukungan warga setempat, yang mau patungan (meuripe-ripe) demi suksesnya kegiatan.
“Masyarakat sangat antusias menggelar peringatan milad GAM ke-46, karena kemajuan Desa Tanjong Raya saat ini, tidak lepas dari perjuangan para tentara Aceh terdahulu, yang familiar disebut dengan gerakan Aceh merdeka,” ujar sapaan Tgk Moli ini.
Ia mengaku, antusias masyarakat sangat tinggi untuk menggelar milad GAM ke-46. Bahkan, setiap warga rela membawa beras dan keperluan lain demi menyukseskan gelaran kegiatan.
“Kegiatan ini sebagai bentuk peringatan kepada para syuhada yang sudah syahid dalam perjuangan masa konflik. Para syuhada sudah bersusah payah memperjuangkannya, sehingga sepatutnya kita mengenang para syuhada dengan memanjatkan doa dan zikir yang diniatkan untuk para pejuang bangsa Aceh terdahulu,” tegasnya.
Selain itu, Ramzi seorang warga Tanjong Raya mengaku, selalu siap menggelar peringatan milad GAM setiap tahunnya.
“Kami semakin semangat menggelar milad GAM di Gampong Tanjong Raya, apalagi kami mengetahui bahwa di Kabupaten Bireuen dari 609 gampong, tidak ada satupun gampong yang menggelar peringatan perjuangan bangsa Aceh ini. Acara ini merupakan sejarah perjuangan bangsa yang harus dikenang setiap 4 Desember,” tegasnya.
Ia menyebutkan, jika sejarah bangsa Aceh tidak dikenang, maka dikemudian hari para generasi muda tidak akan mengingat lagi sejarah perjuangan yang sudah mengorbankan ribuan masyarakat Aceh pada masa konflik. (akh)