RAKYAT ACEH | LHOKSEUMAWE – Jajaran KPA Samudera Pase, Aceh Utara dan KPA Kuta Pase, Lhokseumawe memperingati Milad GAM ke-46 di komplek Makam Sultan Malikussaleh, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Ahad (4/12).
Peringatan Milad GAM itu, ditandai dengan digelarnya upacara bendera bintang bulan yang sudah disahkan sebagai bendera Aceh tertuang dalam Qanun Aceh No. 3 Tahun 2013 tentang Bendera dan Lambang Aceh. Kemudian dilanjutkan dengan doa bersama di makam Sultan Malikussaleh, di Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara dan acara berlanjut di kantor KPA/PA Wilayah Samudera Pase, sekaligus penyampaian tausyiah.
Hadir dalam acara tersebut, Panglima KPA Samudera Pase, Abu Len bersama jajarannya serta Panglima KPA Kuta Pase Mukhtar Hanafiah juga bersama jajarannya dan M.Yasir tokoh KPA serta Tgk.Juned, Ketua DPW PA Lhokseumawe, Husaini POM, Ketua Harian DPW PA Aceh Utara, Tgk Fauzan, M.Jhoni Jurubicara KPA Samudera Pase dan Halim Abe, Jurubicara KPA Kuta Pase dan lainnya.
M.Jhoni Jurubicara KPA Samudera Pase dalam konferensi pers dengan awak media menyampaikan, pihaknya memperingati Milad GAM ke-46 berjalan meriah dan lancar.
“Usai bendera upacara bintang bulan, dilanjutkan dengan doa bersama, tausyiah dan kenduri. Kalau masalah banyak aparat keamanan dilokasi, untuk mengawal acara ini tidak menjadi masalah, karena mereka mau mengawal acara kita. Alhamdulillah, yang pasti acara Milad 4 Desember adalah sebuah momentum sejarah perjuang Aceh,”terangnya.
Disebutkan, perdamaian Aceh sudah berjalan 17 tahun antara RI GAM dan usia GAM sudah Milad ke-46 sehingga patut diberikan catatan penting bagi Pemerintah.
“Bendera bintang bulan, sebagai kekhususan bagi Aceh sesuai dengan MoU Helsinki. Pusat Jangan dikhianati perdamaian yang sudah tercapai ini, walaupun kita merasa sudah mulai dikhianati terhadap perdamaian Aceh oleh Pusat. Karena 17 tahun itu bukan waktu yang singkat tapi waktu yang panjang, maka kita seakan-akan kita sudah dipermainkan oleh pemerintah pusat terhadap adap hasil perjanjian damai itu, sudah bertahun tahun saja bendera bintang bulan belum bisa dikibarkan di Aceh,”terangnya.
Ia mengatakan, seharusnya sebuah pemerintah yang bermartabat dan sebuah negara bermartabat jangan diingkari janjinya dengan Aceh.
“Mari sama-sama kita menyelamatkan perdamaian ini, jangan kami saja yang dipaksakan untuk menyelematkan perdamaian Aceh, tapi semua pihak harus bertekat dan apapun yang sudah diteken dapat menjadi nyata bagi rakyat Aceh”katanya. (arm/ra)