PRIA muda ini bernama lengkap Muhammad Fadhil Rahmi Lc MA. Namun ia akrab disapa dengan sebutan Syech Fadhil.
Dipanggil ‘Syech’ karena ia merupakan alumni Al-Azhar Kairo Mesir dan sering memandu jamaah umrah maupun Haji di Tanah Suci.
Kisah perjuangannya semasa di Mesir pernah diabadikan oleh penulis tersohor Habiburrahman El Shirazy dalam novel Ketika Cinta Bertasbih. Begitu “kuat” sosok Fadhil dalam dinamika mahasiswa Indonesia di Mesir. Dalam kurun waktu 1996-2008, mungkin sangat sedikit yg tidak mengenal sosok multi talenta tersebut.
Mantan pesepakbola asal Bireuen ini dikenal akrab dengan semua kalangan di Aceh, termasuk dengan para wartawan. Jabatan senator Aceh yang diembannya tak membuat ia canggung bersosialisasi dengan berbagai kalangan.
Ya, suami dari Dr. Sarina Aini, Lc., MA, Ph.D ini merupakan anggota DPD RI asal Aceh periode 2019-2024. Ia terpilih dengan perolehan terbanyak ke dua di Aceh.
Dalam aktivitasnya sebagai senator Aceh, Syech Fadhil sering bertindak ‘abnormal politik’ bagi mayoritas politisi pada umumnya. Ya, sahabat Ustadz Abdul Somad (UAS) di Aceh ini cenderung rutin mengunjungi daerah-daerah pendalaman yang minim penduduk/pemilih serta tidak menjadi prioritas di mata oleh politisi pada umumnya.
“Saya ingin menjaring aspirasi masyarakat di pedalaman Aceh. Membuka keterisoliran sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama untuk akses pendidikan dan kesehatan dan pelayanan dasar lainnya seperti masyarakat di perkotaan,” kata ayah dari tiga putra dan satu putri ini lagi.
“Bagi saya, investasi paling berharga bagi masyarakat di pedalaman itu adalah pendidikan dan kesehatan dan transportasi. Hanya dengan tiga hal ini mereka bisa membangun daerahnya dan mendapat keadilan dan pemerataan, ” ujar Syech Fadhil.
“Saya juga berasal dari pedalaman. Karena investasi pendidikan yang dilakukan ortu saya membuat saya bisa seperti ini. Tanpa pendidikan, saya mungkin tidak pernah bisa ke Mesir atau berhaji ke Arab Saudi.”
Atas dasar inilah, Syech Fadhil kemudian mengangkat puluhan anak asuh dari berbagai pedalaman di Aceh.
Mayoritas anak asuh Syech Fadhil berasal dari pedalaman dan kepulauan, seperti Pulo Aceh, Kepulauan Banyak Singkil, pedalaman Bireuen, Aceh Besar, Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Tengah serta beberapa kabupaten kota lainnya.
Pembiayaan puluhan anak asuh sendiri diambil dari gajinya selama menjabat DPD RI. Para anak asuh ini ditempatkan di dayah-dayah seluruh Aceh.
“Investasi pendidikan bagi para anak asuh ini bertujuan mempertegas pentingnya pendidikan dan untuk peningkatan taraf hidup mereka dikemudian hari. Suatu saat ketika mereka selesai, mereka kembali ke daerah mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membangun ekonomi keluarga dan masyarakat. Ini harapan saya,” ujarnya.
Meskipun kegiatan yang dilakukannya tak bersinggungan dengan politik dan abnormal bagi politisi pada umumnya, Syech Fadhil yakin bahwa apa yang dilakukannya tersebut sesuai dengan matematika tuhan.
“Beri yang terbaik, kemudian biar Tuhan yang menilainya, yang melihatnya. Matematika tuhan itu bukan satu tambah satu sama dengan dua,” ujar kandidat doktor UIN Ar-Raniry lagi. (ra)