Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

INTERNASIONAL · 19 Dec 2022 16:41 WIB ·

Mahathir Mohamad Mundur setelah Kalah di Pemilu

  Home Internasional  Mahathir Mohamad Mundur setelah Kalah di Pemilu
Internasional
19 Desember 2022, 13:58:36 WIB
Mahathir Mohamad Mundur setelah Kalah di Pemilu
X
Mahathir Mohamad (AFP)
Perbesar

Home Internasional Mahathir Mohamad Mundur setelah Kalah di Pemilu Internasional 19 Desember 2022, 13:58:36 WIB Mahathir Mohamad Mundur setelah Kalah di Pemilu X Mahathir Mohamad (AFP)

RAKYATACEH – Mahathir Mohamad mulai melepaskan diri dari jabatan di dunia politik. Mantan perdana menteri (PM) Malaysia tersebut mundur dari posisi Ketua Partai Pejuang Tanah Air (Pejuang). Itu adalah partai yang dia dirikan pada 2020 setelah mundur dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).

“Anggota dewan eksekutif pusat dan anggota partai mengucapkan terima kasih atas layanan, bimbingan, dan kepemimpinannya selama masa jabatannya sebagai ketua,” ujar Presiden Pejuang Mukhriz Mahathir, mengonfirmasi pengunduran diri ayahnya, seperti dikutip Channel News Asia.

Mukhriz menegaskan bahwa partai akan berusaha agar cara berpikir dan gaya kepemimpinan Mahathir yang berlandaskan prinsip dan nilai-nilai budaya murni dapat diteladani generasi penerusnya. Mahathir tetap menjadi anggota Pejuang. “Kami percaya dia akan terus memberikan pandangan dan kritik yang konstruktif terhadap masa depan Malaysia sebagai negarawan yang luar biasa,” ucap Mukhriz.

Salah satu pemimpin Pejuang yang tak mau disebut namanya mengungkapkan, keluarga Mahathir ingin politikus 97 tahun itu mundur saja dari dunia politik. Namun, banyak pihak yang meyakini itu bukan alasan sebenarnya. Sebab, ada beberapa laporan bahwa dia tetap menjabat ketua koalisi Gerakan Tanah Air (GTA). Itu adalah koalisi partai-partai yang berbasis warga Melayu, lembaga nonprofit, akademisi, dan profesional yang dibentuk sebelum pemilu November lalu.

Santer dugaan, Mahathir mundur karena kekalahannya di pemilu presiden. GTA mengusung 158 kandidat. Sebanyak 116 di antaranya memperebutkan kursi parlemen. Mereka bertarung di bawah panji Pejuang, namun kalah semua. Termasuk Mahathir dan Mukhriz. Mereka berdua ada dalam daftar 369 kandidat pemilu yang kehilangan depositnya.

Dalam pemilu di Malaysia, ada aturan bahwa setiap kandidat yang mencalonkan diri harus membayar deposit MYR 10 ribu atau setara dengan Rp 35,3 juta. Jika perolehan suara yang mereka dapat kurang dari 1 per 8 atau 12,5 persen dari jumlah pemilih yang memberikan hak suaranya, deposit akan hangus dan masuk kas pemerintah.

Mahathir yang bertarung di Langkawi hanya meraih 4.566 suara. Jumlah tersebut kurang dari 12,5 persen dari pemilih yang memberikan hak suara di Langkawi. Itu adalah kekalahan pertamanya dalam 53 tahun dan yang paling memalukan. Dari lima kandidat di Langkawi, Mahathir hanya berada di posisi keempat. Kursi di wilayah tersebut jatuh ke kandidat Perikatan Nasional (PN).

Kekalahan GTA, khususnya Pejuang itu sangat memalukan. Terlebih jika melihat latar belakang Mahathir sebagai PM terlama di Malaysia. Mendapat suara sekecil itu, artinya dia sudah tidak diharapkan untuk berkecimpung di dunia perpolitikan Malaysia.

Mahathir menjadi presiden UMNO dan ketua Koalisi Barisan Nasional (BN) sejak 1981–2003. Saat itu dia juga menjabat PM. Dia meninggalkan UMNO pada 2016 dan mendirikan Partai Bersatu. Saat itu Mahathir berkonflik dengan Najib Razak dan para petinggi UMNO lainnya. Bersatu akhirnya bergabung dengan koalisi Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Anwar Ibrahim.

PH menang di Pemilu 2018. Namun, karena Anwar masih dipenjara, Mahathir diusung sebagai PM. Dengan catatan, hanya menjabat 2 tahun. Lalu, kekuasaan diserahkan kepada Anwar setelah dia mendapat pengampunan dari raja. Namun, Mahathir enggan turun dan menimbulkan konflik kekuasaan di Malaysia.

Mahathir meninggalkan Bersatu pada 2020 setelah Presiden Bersatu Muhyiddin Yassin memimpin partai untuk membentuk pemerintahan koalisi dengan PAS dan Barisan Nasional. Setelah terdepak itulah Mahathir mendirikan Pejuang.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : sha/c18/fal

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

YARA Ajukan Permintaan Dokumen Pengelolaan Parkir Dishub dan RSUD Subulussalam

29 March 2024 - 15:34 WIB

Launching Berkah PLN Mobile, Pelanggan PLN di Aceh Bisa Mendapatkan Hadiah Umrah

29 March 2024 - 14:59 WIB

Bagaimana Hukum Mengerjakan Sholat Tarawih Tapi Belum Sholat Isya? Simak Penjelasannya!

29 March 2024 - 14:48 WIB

LPTQ Aceh Gelar Haflah Tadarus Ramadhan di Masjid Tungkop

29 March 2024 - 14:46 WIB

Persentase Kelulusan SNBP 2024 Siswa Aceh Capai 42,12 Persen, Meningkat dari Tahun Lalu

29 March 2024 - 14:26 WIB

Kapolres Nagan Raya akan Tindak SPBU Nakal yang Rugikan Masyarakat

29 March 2024 - 12:05 WIB

Trending di UTAMA