RAKYAT ACEH | LHOKSEUMAWE– Kasus kriminalitas dengan menggunakan senjata tajam (Sajam), kini sedang marak terjadi di Kota Lhokseumawe. Pelakunya, rata-rata anak dibawah umur yang masih berstatus pelajar SMP dan SMA.
Kondisi itu, sangat menyedihkan dunia pendidikan di Lhokseumawe, karena perilaku anak didik yang tidak bermoral dan bisa berbahaya bagi orang lain. Karena, mereka secara gerombolan berani melakukan pengeroyokan terhadap lawannya dengan menggunakan senjata tajam (Sajam).
“Dalam kasus seperti itu tentu orang tua sianak jangan berdiam diri, hingga membiarkan anaknya berusia sekolah bebas berkeliaran pada larut malam sampai jelang subuh tanpa mencari anaknya belum pulang kerumahnya,”ucap
Koordinator Ormas dan OKP Pengawal Syariat Islam Kota Lhokseumawe Tgk Sulaiman Lhok Weng, kepada Rakyat Aceh, Senin (30/1).
Ia mengatakan, kasus pengeroyokan oleh belasan remaja Lhokseumawe terhadap seorang remaja lain pada Ahad dini kemarin di Lhokseumawe, dapat menjadi perhatian semua pihak.
“Kami dari Ormas Islam dan OKP Kota Lhokseumawe mengucapkan apresiasi kepada Polsek Banda Sakti dan Polres Lhokseumawe atas kesikapannya berhasil menangkap belasan pelaku kriminal yang masih usia anak dibawah umur pada Ahad (29/1) dini hari,”katanya.
Disebutkan, keberadaan anak-anak seperti itu saat ini telah meresahkan masyarakat Kota Lhokseumawe. “Kasus ini tidak boleh dibiarkan, karena ini adalah Aceh bukan Medan atau Jakarta. Jangan coba-coba buat geng di Aceh. Tunjukkan bahwa remaja Aceh bermoral dan berakhlak baik,”ungkapnya.
Untuk itu, ia juga berharap kepada pemerintah setelah mereka di proses hukum maka harus di bina supaya mata rantai geng kriminalitas anak dibawah umur bisa terputus di Lhokseumawe.
“Ya prediksi kami, mereka bukan cuma 13 orang yang melakukan aksi preman dengan main senjata tajam. Mereka pasti masih banyak di Lhokseumawe dan ini tugas pihak yang berwajib untuk mencari mereka semua. Jangan sampai mereka berkeliaran takutnya masyarakat yang mengambil hukuman terhadap mereka. Ini kasus yang sangat serius terjadi di Kota Lhokseumawe,”terangnya. (arm/mar)