Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

DAERAH · 1 Feb 2023 10:30 WIB ·

Perilaku Remaja Lhokseumawe, Sinyal Generasi Aceh dalam Bahaya


 TEKS FOTO- Perbesar

TEKS FOTO- " Meskipun prilaku ini tidak menimpa kepada seluruh generasi Aceh, namun ancaman ini harus di anggap serius dan menjadi tanggung jawab bersama,"pinta  Pimpinan QAHA Lhokseumawe, Tgk. Jamaluddin H. Kadir.

RAKYAT ACEH | LHOKSEUMAWE – Akhlak dan ilmu Agama merupakan pondasi paling kokoh untuk melindungi ummat manusia, khususnya para generasi bangsa dari berbagai hantaman akhir zaman di era Modernisasi.

Salah satu sebab lumpuhnya tatanan kehidupan dalam masyarakat, rusaknya tatanan dalam keluarga itu bermuara pada tidak baiknya regenerasi yang ditinggalkan.

Baru-baru ini Kapolsek Banda Sakti mengamankan beberapa belasan remaja yang terlibat dalam tawuran hingga membuat seorang korban mengalami luka sayatan pada bagian kakinya. Pelaku menggunakan senjata tajam, mirisnya lagi anak-anak seumuran itu terindikasi terlibat beberapa aksi di Lhokseumawe kriminalitas yang meresahkan masyarakat. Bahkan, membuat masyarakat sangat terganggu dengan aksi remaja yang masih berstatus pelajar SMP dan SMA.

Kondisi kenakalan remaja seperti ini membuat kita semua sangat prihatin. Betapa tidak, anak-anak yang harusnya seumuran mereka sedang menempuh pendidikan khususnya pendidikan agama, malah mereka terlibat aksi tidak terpuji dan perilaku yang sangat buruk ditengah malam.

Mengamati dari berbagai kasus yang terjadi khususnya Lhokseumawe umumnya di Aceh, ini menjadi sinyal bahwa generasi Aceh dalam bahaya besar. Krisis moral dan krisis akhlak yang melanda generasi Aceh bisa menjadi ancaman lebih dahsyat daripada Tsunami Aceh 2004.

Apalagi, jika kita melihat pergaulan dan style anak Aceh ini sudah jauh dari kearifan lokal yang sebenarnya. Mereka itu seakan-akan sangat bebas melakukan berbagai hal tanpa ada upaya apapun untuk mengakhiri semua permasalahan ini.

Prinsipnya, anak-anak remaja itu harusnya dirangkul dengan baik, dibina dan diberikan edukasi yang baik, bagaimana mereka harus memposisikan diri ditengah-tengah masyarakat. Karena jika mereka tidak dibina dan dibiarkan begitu saja bahkan dicemooh, itu akan membuat mereka tidak baik dalam mengambil sikap dalam kehidupan masyarakat, dan bahkan mereka akan melakukan aksi lebih berbahaya lagi.

Namun, jika kita pelajari lebih mendalam game online dan bermedia sosial yang tidak benar menjadi sebab utama rusaknya moral anak bangsa, khususnya anak anak generasi Aceh. Dulu setelah shalat Maghrib tidak ada anak-anak dibawah umur keluar dari rumahnya masing-masing, mereka semua mengaji dikampung atau dirumahnya. 

Akan tetapi, sekarang generasi Aceh tidak mengenal waktu dalam berkeliaran, tidak ada waktu batasan malam untuk pulang, tidak ada batasan dalam berkomunikasi. Bahkan seakan-akan tak ada satupun yang mereka takuti dan mereka segani. Ini menunjukkan akhlak generasi Aceh dalam bahaya, meskipun prilaku ini tidak menimpa kepada seluruh generasi Aceh. Untuk itu, semua pihak harus terlihat dalam mencari solusi terhadap ancaman ini dan harus dianggap serius serta menjadi tanggung jawab kita bersama.

Jauh sebelum kondisi ini terjadi, Islam telah mengingatkan kita, Allah telah mengatakan dalam Alquran QS Attahrim ” Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu “.

Alquran menyampaikan bahwa wajibnya menjaga keluarga dari api neraka (Berbagai kejahatan ) dan Rasulullah Saw dalam Hadits nya ” Setiap bayi yang lahir itu suci bagaikan fitrah ” (HR Bukhari dan Muslim) 

Ini menunjukkan sebuah jawaban jika ada perlakuan dan hancurkan sikap remaja maka ayahnya lah orang pertama yang bertanggung jawab, ayahnya orang pertama yang harus di salahkan. Karena ketidakpedulian orang tua terhadap pengawasan dan pendidikan anaknya bisa menyebabkan permasalahan besar kenakalan remaja yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.

Kemudian, Pemerintah juga harus hadir menanggapi dengan serius permasalahan ini. Pemerintah mesti membuat sebuah regulasi dan solusi menyangkut dengan keselamatan generasi bangsa, agar mereka menjadi generasi yang tepat untuk kita titipkan Agama dan Bangsa ditangan mereka. (arm)

Penulis: Pimpinan QAHA Lhokseumawe, Tgk. Jamaluddin H. Kadir, akrab disapa Waled Jamal.

Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Dandim 0103/Aceh Utara Bukber dan Santun Anak Yatim

28 March 2024 - 21:15 WIB

BSI Regional Aceh Dorong Penguatan Transaksi Digital Masjid

28 March 2024 - 19:36 WIB

Dampak Cuaca Ekstrem, Petani di Aceh Tamiang Siram Tanaman 2-3 Kali Sehari

28 March 2024 - 06:23 WIB

Satnarkoba Polres Lhokseumawe Amankan 26 Tersangka dalam 14 Kasus Narkotika

26 March 2024 - 21:50 WIB

Bulan Purnama 25 Maret 2024 Pasca Penumbra di Lhokseumawe

25 March 2024 - 22:01 WIB

Polres Bireuen Musnahkan 27,5 Kg Sabu dan 5000 Butir Ekstasi

25 March 2024 - 18:16 WIB

Trending di DAERAH