
RAKYAT ACEH | BLANGKEJEREN – Selama ini para petani kekurangan air dan untuk mengatasi kekurangan air petani padi di Kecamatan Blangpegayon terpaksa beralih ke palawija, sumber air yang selama ini mereka miliki sebagian sudah digunakan sebagai sumber air bersih.
Hal tersebut diungkapkan oleh Abdul Salam (45), warga Porang Ayu, Rabu, 1 Januari 2023 menyebutkan dampak dari tidak adanya ditribusi air yang memadai, banyak petani padi beralih kepada tanaman palawija.
“Selama ini untuk bercocok bertanam padi mereka mengandalkan air hujan karena air yang ada sangat minim khususnya dimusim kemarau. Dampak dari kekurangan air kebutuhan akan beras menjadi meningkat sebelumnya masyarakat memilki stok beras yang berlimpah, karena dalam satu tahun bisa menanam padi dua kali selebihnya baru palawija,” katanya.
Tanaman palawija bukannya tidak menguntungkan tetapi harga palawija seperti gelombang air laut kadang naik kadang turun, bila harga naik akan menguntungkan tetapi bila harga turun ini sangat merugikan karena untuk modal saja sampai tidak terbayarkan apalagi untuk beli beras.
Abdul Salam berharap agar pemerintah bisa membangun bendungan dengan teknologi yang baik agar sumber air bisa terbagi rata baik untuk keperluan air bersih masyarakat maupun sebagai sumber kehidupan bagi petani padi.
Camat Blangpegayon, Ramli SPd membenarkan, lebih dari 70 persen desa-desa di kecamatannya mengalami kekurangan air. Karena adanya kerusakan intek bendungan yang berada di sungai Desa Tetinggi.
Kerusakan terjadi akibat banjir bandang yang terjadi beberapa tahun yang lalu.
“Kita sudah laporkan kepada Bupati dan juga kepada Dinas PU Pengairan, namun sampai saat ini belum juga ada perbaikan. Kami sangat berharap agar dinas terkait bisa melakukan perbaikan karena irigasi sangat dibutuhkan oleh masyarakatnya,” kata Ramli. (yud)