
BIREUEN | RAKYATACEH – Hadirnya objek wisata di Gampong Lingka Kuta, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, yang diberi nama ‘Pantai Cemara’, menjadikan destinasi wisata baru ini sebagai favorit wisatawan lokal.
Belakangan ini, animo wisatawan yang mayoritasnya dari kalangan keluarga, relatif tinggi untuk bersantai di pantai tersebut. Fasilitas yang cukup lengkap, seperti kamar mandi untuk anak-anak, WC, tempat wudhu, musala dan tempat parkir cukup rapi, menjadikan objek itu nyaman untuk dikunjungi.
Tempat wisata Pantai Cemara Gampong Lingka Kuta tersebut, ditutup selama bulan suci Ramadan, dan akan dibuka kembali pada lebaran pertama hari raya idul fitri 1444 Hijriah.
Keuchik Lingka Kuta, Surya Dharma SH kepada Harian Rakyat Aceh, Minggu (26/3) mengaku, selama bulan suci ramadan tidak dibolehkan untuk rekreasi ke Pantai Cemara.
“Selama Pantai Cemara ditutup, kami akan merawat tempat wisata tersebut dengan baik. Hal tersebut dilakukan untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung nantinya di hari raya idul fitri,” ujar Keuchik Surya.
Ia juga mengatakan, belakangan ini tempat wisata pantai cemara menjadi omset baru bagi gampong. Bahkan, baru setahun dijadikan sebagai tempat wisata, pantai tersebut sudah memperoleh pendapatan asli gampong (PAG) yang maksimal.
“Pada hari meugang kemarin, kami sudah membagikan paket Ramadan kepada seluruh warga Gampong Lingka Kuta, dan paket tersebut merupakan hasil dari PAG pantai cemara. Ini membuktikan bahwa, kami berhasil mengelolanya dengan baik sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat,” sebut Keuchik Lingka Kuta.
Ia mengaku, pengelolaan wisata tersebut cukup terkontrol. Hasil yang diperoleh, juga dijadikan sebagai kas gampong untuk dimanfaatkan dikemudian hari.
“Kami fokus kepada penghasilan biaya masuk. Walaupun hanya Rp 3.000 dari setiap kendaraan yang dipungut biaya, namun jika hitungan ratusan bahkan ribuan pengunjung yang hadir, maka akan menjadi banyak, dan hasil tersebut dikelola dengan baik demi kemajuan desa,” pungkas Surya.
Disisi lain, sebutnya, penghasilan baru juga dirasakan oleh para pedagang di objek wisata tersebut. Sejumlah 9 keude atau kios dikelola oleh masyarakat dengan penghasilan yang mencukupi setiap harinya.
“Belakangan ini, pengunjung relatif banyak, apalagi di hari libur. Normalnya, setiap hari rata-rata pendapatan pedagang di tempat wisata mencapai Rp 1 juta. Namun jika di hari Sabtu dan Minggu, mencapat Rp 2 juta ke atas,” kata Surya Dharma sembari mengaku bahwa infrastruktur terus menerus dibenahi demi kenyamanan pengunjung. (akh)