class="wp-singular post-template-default single single-post postid-89284 single-format-standard wp-custom-logo wp-theme-kobaran" >

Menu

Mode Gelap
PT Mifa Bersaudara Bantah Keras Menambang di Wilayah Kabupaten Nagan Raya Tingkatkan PAD, Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Launching Aplikasi SIJAKIR Pemerintahan Didesak Membenahi Taman Memorial Tsunami Calang Keuchik Surya Percayakan Muhajir Pimpin Gampong Lingka Kuta Desa Guhang Dukung Instruksi Bupati Shalat Berjamaah

METROPOLIS · 1 Apr 2023 04:53 WIB ·

Mahasiswa Prodi PMI UIN Ar-Raniry Ikut Kuliah Filologi Bersama Cek Midi


 Mahasiswa Prodi Pengembangan Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry mengikuti Kuliah Filologi (ilmu penaskahan, red) bersama Tarmizi A Hamid di Rumoh Manuskrip Aceh, Ie Masen Kayee Adang Banda Aceh, Jumat (31/3/2023). Perbesar

Mahasiswa Prodi Pengembangan Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry mengikuti Kuliah Filologi (ilmu penaskahan, red) bersama Tarmizi A Hamid di Rumoh Manuskrip Aceh, Ie Masen Kayee Adang Banda Aceh, Jumat (31/3/2023).

RAKYAT ACEH | BANDA ACEH – Sekitar 30 mahasiswa Prodi Pengembangan Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry mengikuti Kuliah Filologi (ilmu penaskahan, red) bersama Tarmizi A Hamid di Rumoh Manuskrip Aceh, Ie Masen Kayee Adang Banda Aceh, Jumat (31/3/2023).

Mahasiswa datang bersama Ketua Prodi PMI Dr Rasyidah MAg. Mereka disambut hangat oleh Tarmizi A Hamid yang sering disapa Cek Midi didampingi isterinya Nurul Husna.

“Rumoh manuskrip Aceh yang kami dirikan secara personal ini kami dedikasikan untuk menjadi pusat pelestarian dan kajian manuskrip Aceh,” kata Cek Midi di hadapan mahasiswa.

Cek Midi memperkenalkan wawasan kajian manuskrip Melayu dan Aceh khususnya. Ratusan manuskrip yang disimpan oleh Cek Midi itu dikumpulkan secara perlahan dari pedalaman Aceh.

“Peradaban Aceh masa lampau sangat jaya. Pelajar dari seluruh Nusantara datang khusus ke Bandar Aceh Darussalam untuk mempelajari berbagai isi kitab karya para ilmuwan Aceh, jauh sekali beda dengan zaman sekarang,” ujar Cek Midi yang sering menerima kunjungan tamu nasional dan mancanegara.

Dikatakan, Aceh masa lampau sangat terbuka kepada ilmu pengetahuan dan ilmuwan sehingga banyak ilmuwan dari bangsa asing mengembangkan ilmu mereka di Aceh, semisal Syekh Zakaria Ansari (Haramain) Syekh Baba Daud Rumi (Turky) Syekh Nuruddin Ar-Raniry (India) dan lain-lain

“Ilmuwan yang sangat terkenal dari Ranir, Goa Selatan India, yang sekarang namanya ditabalkan pada UIN Ar-Raniry. Aceh masa lampau tidak menganut paham primordial apalagi nepotisme dalam sebuah lembaga negara. Itulah yang menyebabkan Aceh masa lampau sangat maju,” ungkap Cek Midi.

Sementara Dr Rasyidah sangat mengagumi hasil produk budaya masa lampau Aceh dari aspek ilmu pengetahuan dan dapat dipelajari sampai sekarang.

“Semoga setelah belajar di Rumoh Manuskrip Aceh ini, mahasiswa termotivasi agar mengikuti jejak ilmuwan terdahulu yang aktif menulis dan meninggalkan karya tulis,” ujar Rasyidah.

“Kami akan membawa lagi mahasiswa ke Rumoh Manuskrip sehingga lebih banyak mahasiswa yang terbuka wawasan tentang kejayaan ilmu masa lampau,” tutup Rasyidah. (Ra)

Artikel ini telah dibaca 30 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Kick Off Inkubasi Tenant Natural Akademi Tahun 2025, Mendorong Koperasi Lokal Menjadi Pilar Ekonomi Berkelanjutan

22 April 2025 - 19:59 WIB

Rektor ISBI Aceh Periode 2017-2022 Dikukuhkan Jadi Guru Besar

22 April 2025 - 11:36 WIB

Hari Kartini, Petugas Samsat Banda Aceh Beri Layanan Jalur Khusus Wajib Pajak Perempuan

21 April 2025 - 19:58 WIB

MTsN 1 Banda Aceh Raih Juara Umum Event GENSA SMPN 1 Banda Aceh.

21 April 2025 - 10:06 WIB

285 Mahasiswa Unmuha Diwisuda

19 April 2025 - 22:44 WIB

KPJ Healthcare Dorong Kolaborasi Klinis dalam Simposium Internasional di Aceh

19 April 2025 - 20:37 WIB

Trending di METROPOLIS