RAKYAT ACEH | SUBULUSSALAM – Sosok Nurlaini, janda miskin yang sudah berumur senja (76) tahun yang tinggal di rumah adat Kombih, Desa Pegayo, Kecamatan Simpang Kiri tak sanggup membendung air matanya saat menceritakan kisah hidup nya di hadapan ibu-ibu Aisyiah Kota Subulussalam saat menyerahkan bantuan.
Wanita kelahiran Subulussalam, 1 Juli 1947 ini hanya bisa meraba saat berjalan karena kedua matanya tak lagi bisa melihat akibat terkena diabetes.
Tak hanya kedua matanya, dua jari tangan sebelah kanan nya juga terlihat sudah tidak ada lagi akibat diabetes yang menyerah tubuhnya.
Dia tinggal bersama seorang anak laki-laki nya berumur 16 tahun yang kini putus sekolah.
Selain itu, wanita tua ini juga memiliki 4 cucu anak dari putra nya yang sudah meninggal dunia.
“Empatborang cucu saya tapi tinggal sama menantu di Suka Makmur. Kehidupan mereka juga sangat memperihatinkan,” ungkap nya.
Lantai rumah adat yang ditempati wanita beruban ini pun terlihat sudah terlihat lapuk.
Nurlaini menceritakan bahwa baru-baru ini dia hampir jatuh tengkurap di kuali yang sedang masak.
“Beberapa hari yang lalu saat saya masak hampir muka saya jatuh ke kulai yang sedang mendidih. Karena penglihatan saya sudah tidak ada lagi sehingga saya pelan-pelan berjalan menuju tempat masak ternyata lantai papan sudah lapuk dan licin terkena air,” cerita nenek Nurlaini.
Rumah panggung yang ditempati nenek Nurlaini ini terlihat tinggi sehingga jika buang air besar terpaksa melewati tangga yang begitu tinggi.
Sebab, kamar mandi darurat pun berada di bawah rumah.
Nurlaini pun berharap ada rumah bantuan dari pemerintah dan hal itu sudah lama ia harapkan namun ia sadar lahan pertapakan untuk rumah sendiri pun tidak ada.
“Saya sering berharap kalau ada rumah bantuan dari pemerintah. Tapi saya sadar tanah pertapakan saya sendiri pun tidak ada. Sebab, lantai rumah adat ini sudah mulai lapuk sehingga saya kuatir saat saya berjalan bisa ambruk,” ungkapnya.
Tak hanya memikirkan tempat tinggal dan ke empat cucu nya yang sudah yatim, nenek Nurlaini ini juga memikirkan masa depan putra nya yang putus sekolah hanya sebatas kelas 1 SMP.
Ia berharap putra bungsu nya ini tetap melangsungkan pendidikan dengan mengikuti paket B sehingga bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTA.
“Anak saya ingin melanjutkan pendidikan sampai ke SMA. Tapi saya tidak tau bagaimana cara nya biar bisa masuk paket B karena dia hanya sebatas kelas 1 di Madrasah Tsanawiyah dan tidak lagi melanjutkan,” tutup Nurlaini. (lim)