
RAKYAT ACEH | REDELONG – Dua orang warga korban gigitan anjing gila di Kecamatan Bukit Beberapa Waktu lalu harus dilakukan penanganan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) di karenakan anjing yang menggigit terjangkit rabies.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bener Meriah, Ir. Abadi, kepada Rakyat Aceh Selasa (1/8).
Setelah kejadian, pihaknya mengaku langsung mengirimkan sampel ke Balai Veteriner Medan untuk memastikan anjing tersebut terjangkit rabies atau tidak. “ Hal ini dilakukan lantaran anjing gila yang menggigit dua orang warga tersebut mati setelah di amankan” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bener Meriah, drh. Ismail Harun menambahkan, sebenarnya jika anjing tersebut tidak mati biasanya dilakukan observasi selama empat belas hari.
“Bila anjingnya dalam waktu tersebut mati maka dipastikan anjing tersebut positif rabies namun, jika anjing tersebut mati setelah menggigit korbannya seperti yang terjadi di Kampung Tingkem Benyer, maka sampelnya harus dikirim ke Balai Veteriner Medan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium,” tegasnya.
Selain itu katanya, jika anjing yang menggigit korbannya tidak dapat ditangkap, maka anjing yang menggigit dinyatakan positif rabies.
“ ini sudah menjadi ketentuan untuk memastikan perlakukan Vaksinasi Anti Rabies (VAR) terhadap korban yang digigit sesuai SOP, sehingga korbannya aman dari penyakit yang mematikan itu,” tegasnya.
Untuk langkah penangan sebelumnya, Ishar juga mengaku sudah melakukan vaksin terhadap seluruh anjing yang ada di wilayah Kampung Tingkem Benyer dan sekitarnya.
Menurut Ishar, kasus gigitan HPR di Kabupaten Bener Meriah cukup tinggi sehingga ia berharap semua pemilik anjing tetap melakukan Vaksin Rabies terhadap hewan peliharaannya.
“ Dengan perlakukan vaksin ini Kabupaten Bener Meriah akan bebas dari penyakit yang kita takutkan itu dan bila ada jadwal vaksin rabies para pemilik anjing harus punya kesadaran untuk memvaksin kan anjingnya,”harap drh. Ismail Harun.(uri)