Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

GAYO-ALAS · 9 Aug 2023 15:48 WIB ·

BKKBN Aceh Ajak Mahasiswa Aceh Tenggara Tuntaskan Stunting


 BKKBN Aceh Ajak Mahasiswa Aceh Tenggara Tuntaskan Stunting Perbesar

RAKYAT ACEH | KUTACANE – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, berkolaborasi dan mengajak mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Universitas Gunung Lauser membantu pemerintah mencegah dan menurunkan stunting di desa pengabdian mereka.

Hal itu disampaikan Plt Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Husni Thamrin SE MM, saat menghadiri kegiatan pelepasan sebanyak 42 mahasiswa KKN tematik yang digelar di Gedung Serbaguna Universitas Gunung Lauser, pada Selasa, 8 Agustus 2023, di Kutacane.

Turut hadir, Koordinator Dalduk Perwakilan BKKBN Aceh, Nurzikrahayati, Ketua PJK Aceh Tenggara yang juga mantan Kepala BKKBN Aceh, Sahidal Kastri, Rektor UGL, Dr Indra Utama MPd dan pejabat dijajarannya dan Kepala OPD KB Aceh Tenggara, Budi Afrizal.

Plt Kaper BKKBN Aceh mengatakan, pada 2022 hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukan bahwa prevalensi stunting di Aceh hanya turun dua digit dari tahun sebelumnya, yaitu pada 2021, angka stunting Aceh berada pada angka 33,2 persen dan turun menjadi 31,2 persen.

Meski turun dua digit, namun, kata Husni Thamrin, ada 10 kabupaten/kota di Aceh yang justru awalnya prevalensi stunting menurun pada 2021 dan malah naik berapa digit pada 2022.

Ia mencontohkan seperti Kota Banda Aceh, pada 2021 berada diangka 23,4 persen dan pada 2022 naik menjadi 25,1 persen.

Begitupun Aceh Tenggara, dari 34,1 persen pada 2021 dan naik menjadi 36,7 persen pada 2022.

“Saat kita melakukan intervensi kepada satu anak stunting, tetapi kemudian yang terjadi, intervensi berhasil dilakukan, namun lahir 10 anak stunting baru. Nah, di sini, kita menyadari perlu melakukan pencegahan dari hulu ke hilir. Adik-adik ini semua suatu hari nanti akan menikah dan mempunyai anak. Kita berharap anak-anak yang dilahirkan nanti tidak stunting,” kata Husni Thamrin.

Untuk itu, lanjut Husni Thamrin, BKKBN dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten/kota, perlu secara terus menerus memberi pemahaman bagaimana cara mencegah stunting dari hulu hingga ke hilir.

Dengan mempersiapkan kehidupan berkeluarga hingga merencanakan kehamilan dan melahirkan bayi yang sehat dan tidak stunting pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).

“Jika adek-adek semua sudah memahami penyebab stunting dan bagaimana cara pencegahannya, serta dampaknya. Sebagai perpanjangan tangan, bantu kami, memberi pemahaman kepada masyarakat di desa pengabdian, kepada keluarga kita atau masyarakat dilingkungan tempat tinggal kita, bagaimana merubah prilaku hidup bersih dan sehat. Karena penyebab stunting itu banyak, terkait pola makan, kekurangan gizi, anemia, sanitasi tidak layak, air yang dikonsumsi tidak bersih, tidak ada jamban, masih BAB sembarangan dan lingkungan yang jorok,” ujarnya.

Ia kembali menyebutkan, Kabupaten Aceh Tenggara prevalensi stunting hasil SSGI 2021 dari 34,1 persen, naik menjadi 36,7 persen pada 2022. Artinya ada kenaikan jumlah anak stunting di Aceh Tenggara yaitu sebesar 2,6 persen.

“Kita berharap hal ini bisa menjadi perhatian kita bersama. Sebab tugas menurunkan stunting bukan hanya tanggungjawab pemerintah tetapi menjadi tanggungjawab kita bersama. Sebab ini masalah daya saing dan kualitas SDM kita di masa yang akan datang,” tutur Husni Thamrin.

Ia menyebutkan ada tiga hal yang perlu kita lakukan yaitu pendekatan dari hulu ke hilir kemudian pendekatan sensitif dengan spesifik yang kita laksanakan secara bersama sama selama ini baik itu dari Dinas kesehatan, Dinas PUPR, Dinas sosial, OPD KB dan Dinas terkait lainnya yang melakukan secara konvergensi bersama-sama menurunkan stunting.

Sementara itu, Rektor Universitas Gunung Leuser, Dr. Indra Utama MPd, saat membuka kegiatan, mengharapkan kepada seluruh mahasiswa KKN tematik di kampusnya, agar ikut membantu dan betul-betul menyampaikan kepada masyarakat, terkait isu nasional ini.

Apalagi, Aceh pada 2022 ini masih berada di peringkat ketiga di Indonesia, provinsi dengan pravelensi stunting tertinggi.

“Sampaikan yang baik-baik kepada masyarakat, bahwa stunting bisa dicegah, dengan memperbaiki prilaku hidup bersih dan sehat. Jika tidak dicegah, kita akan kehilangan sumber daya manusia yang unggul. Generasi kita kalah bersaing dengan daerah maupun negara lain,” kata Rektor. (rao/bai)

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Sekda Agara Pimpin Upacara Hari Guru Nasional Tahun 2023

6 December 2023 - 18:22 WIB

Pj Syakir Usulkan Banjir Bandang Aceh Tenggara jadi Status Darurat Provinsi

30 November 2023 - 18:33 WIB

Pj. Bupati Agara Tandatangani MoU Dengan Kepala Kanwil DJPB Provinsi Aceh

30 November 2023 - 17:26 WIB

OPD Diminta Fokus Penanganan Lanjutan Pasca Banjir

29 November 2023 - 17:16 WIB

Semua Kekuatan Pemkab Aceh Tenggara Dikerahkan Tangani Pasca Banjir

26 November 2023 - 15:02 WIB

DPRK Tetapkan Lima Anggota Tim Pansel KIP Aceh Tenggara

22 November 2023 - 17:47 WIB

Trending di GAYO-ALAS