RAKYATACEH | ACEH UTARA – Peletakan batu pertama pembangunan Bendungan Keureutoe di Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara dilakukan Presiden RI Joko Widodo, pada Senin 9 Maret 2015 lalu.
Presiden Joko Widodo ketika itu menyampaikan, pembangunan bendungan Krueng Keureutoe menelan biaya sekitar Rp 1,7 triliun, merupakan bagian dari sekian proyek infrastruktur nasional. Mega proyek itu akan selesai 4 tahun kemudian, yakni pada 2019.
Namun, apa yang ditargetkan Presiden tidak tercapai akibat permasalahan pembebasan lahan pembangunan bendungan. Kemudian terpaksa diundur dan direncanakan selesai pembangunannya pada akhir tahun 2023.
Guna melihat progress pembangunan bendungan Penjabat Bupati Aceh Utara Dr.Drs. Mahyuzar, M.Si, bersama sejumlah Kepala OPD meninjau progres penyelesaian pembangunan bendungan Keureutoe di pedalaman Gampong Blang Pante Kecamatan Paya Bakong, Jumat (11/8) sore.
Rombongan tiba di base camp lokasi proyek bendungan Keureutoe di ujung selatan Gampong Blang Pante Kecamatan Paya Bakong sekitar pukul 14.00 WIB disambut oleh Kasatker Bendungan bersama pejabat dari Balai Wilayah Sungai Sumatera I.
Pada kesempatan itu, pejabat dari Balai Wilayah Sungai Sumatera I dan manajemen pelaksana proyek memaparkan tentang progres penyelesaian pembangunan bendungan Keureutoe, di mana anggarannya didanai dengan APBN dan mulai dikerjakan sejak tahun 2015 lalu.
Kegiatan ini sudah memasuki tahap penyelesaian dengan metode tahun jamak, yakni dari tahun 2021 hingga 2023, atau selama 810 hari kalender (6 September 2021 s/d 24 November 2023) dengan nilai kontrak Rp 999 miliar lebih.
Bendungan/waduk ini nantinya akan memiliki luas areal tampungan 896,96 hektar dan mampu menampung air dengan kapasitas 215 juta meter kubik.
Pembangunan jika sudah selesai nanti, bendungan ini akan langsung dirasakan manfaatnya sebagai sumber air irigasi untuk intensifikasi irigasi Alue Ubay seluas 2.743 hektar dan ekstensifikasi irigasi Pase Kanan seluas 6.677 hektar.
Selain itu, juga untuk penyediaan air baku 0,5 meter kubik per detik, pembangkit listrik PLTA 6,34 MW, serta untuk pengendalian banjir 30 juta meter kubik (mereduksi banjir kawasan Lhoksukon sekitar 30 persen).
Di kawasan areal bendungan ini juga sedang dibangun area wisata alam/bahari lengkap dengan unit guest house, kawasan camping groud, perkemahan Pramuka, juga lokasi manasik haji. Semua pembangunannya dalam progres penyelesaian tahap akhir dan bisa selesai akhir tahun 2023 yang akan diresmikan oleh Presiden pada awal tahun 2024.
Usai mendengar keterangan dan penjelasan dari rekanan pelaksana proyek bendungan Keureutoe, selanjutnya Pj Bupati Mahyuzar dan rombongan meninjau langsung ke beberapa titik areal proyek meliputi bendungan dan waduk yang sedang dikerjakan.
Sebagaimana diketahui, waduk Keureutoe merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang pembangunannya dimulai pada tahun 2015 dan peletakan batu pertama saat itu langsung dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Pembangunan bendungan Keureutoe di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Satker Balai Wilayah Sungai Sumatera I, dengan menggunakan anggaran APBN. Pembangunannya dikerjakan oleh kontraktor nasional PT Brantas Abipraya dengan sistem kontrak tahun jamak (multi years contract).
Pembangunan bendungan Keureutoe sempat menyita perhatian pemerintah daerah hingga pemerintah pusat karena progress pembangunan sempat terhambat oleh proses pembebasan lahan. Waduk ini pada awalnya direncanakan selesai pada tahun 2019, akan tetapi kemudian terpaksa diundur dan direncanakan selesai pembangunannya pada akhir tahun 2023.
Penjabat Bupati Aceh Utara Mahyuzar mengharapkan progres penyelesaian pembangunan bendungan Keureutoe benar-benar dapat terlaksana sesuai jadwal. Proyek ini setiap saat dipantau langsung oleh Pemerintah Pusat, bahkan juga oleh Sekretariat Kepresidenan, karena merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Hari ini kita meninjau langsung ke lapangan untuk melihat progres pembangunan bendungan Keureutoe. Alhamdulillah, kegiatannya berjalan dengan baik, kita harapkan pembangunannya dapat selesai sesuai dengan jadwal. Ini semua atas dukungan semua pihak, terutama oleh masyarakat setempat,” kata Mahyuzar, dalam keterangannya kepada Rakyat Aceh kemarin. (arm/min)