RAKYATACEH | BIREUEN – Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA) Wilayah Batee Iliek Kabupaten Bireuen, mengibarkan bendera Bulan Bintang.
Bendera kebanggaan bangsa Aceh tersebut, dikibarkan bertepatan dengan peringatan perjanjian damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Republik Indonesia (RI) atau dikenal dengan sebutan MoU Helsinki ke 18 tahun (15 Agustus 2015 – 15 Agustus 2023).
Selain bendera Bulan Bintang, JASA Bireuen juga mengibarkan bendera merah putih secara seksama di Gampong Tanjong Raya, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Selasa (15/8).
Turut hadir pada acara tersebut, Kapolres Bireuen AKBP Jatmiko SH MH, Kapolsek Gandapura, camat, sejumlah aparat TNI-Polri, eks kombatan GAM, sejumlah tokoh masyarakat Gandapura, dan tamu undangan lainnya.
Disela-sela kegiatan, Tgk Mauliadi kepada Harian Rakyat Aceh mengatakan, pihaknya melaksanakan sejumlah kegiatan sejak pukul 09.30 WIB dan berakhir hingga malam hari.
“Sejak tadi pagi, kami sudah melaksanakan zikir dan doa bersama, dengan mengkasadkan fahala kepada para syuhada atau eks kombatan GAM yang meninggal dimasa konflik Aceh. Semoga orang tua terdahulu, ditempatkan disisi Allah SWT,” ujar sapaan Tgk Mauli ini.
Ia juga mengaku, selain melakukan doa dan zikir bersama, pihaknya juga menyantuni puluhan anak yatim piatu di Gampong Tanjong Raya dan desa sekitar.
Selanjutnya, kata Mauliadi, warga Tanjong Raya juga menyediakan kenduri untuk dinikmati oleh anak yatim, fakir miskin dan para tamu undangan, sebagai bentuk syukuran atas perdamaian bangsa Aceh ke-18 tahun.
Ia berharap kepada seluruh bangsa Aceh, moment peringatan MoU Helsinki dilaksanakan setiap tahun di seluruh pelosok-pelosok, karena perdamaian yang sudah diperjuangkan oleh orang tua terdahulu sangatlah mahal.
Oleh karena itu, ia mengajak kepada seruluh pemuda-pemudi Aceh khususnya Bireuen, untuk merawat perdamaian ini dengan sebaik mungkin.
Terkait pengibaran bendera Bulan Bintang, Tgk Mauliadi Sulaiman mengaku, tidak pernah memerintah pengurus JASA untuk mengibarkannya. Bahkan, pengibaran tersebut tanpa sepengetahuan dirinya, yang pada moment itu sedang memberikan sambutan tentang perjanjian MoU Helsinki di atas panggung.
“Sebenarnya, saya sangat berminat menaikkan bendera Bulan Bintang sendiri. Namun, atas dasar semua pertimbangan, saya tidak mengibarkan bendera itu. Tiba-tiba, aneuk syuhada (JASA) dan masyarakat Gampong Tanjong Raya mengambil dua bendera yaitu mirah putih dan bintang bulan yang sudah disiapkan, untuk dikibarkan secara seksama,” ujar Tgk Mauliadi.
Ia berharap, perdamaian ini menjadi perdamaian yang hakiki bagi bangsa Aceh dalam konteks MoU Helsinki dan bendera bulan bintang bisa dikibarkan secara bersamaan dengan bendera merah putih di setiap 15 Agustus.
“Saya berharap kepada semua anak-anak JASA Bireuen dan pemuda Tanjong Raya, agar jangan terprovokasi dengan kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab di Aceh untuk merusak perdamaian MoU Helsinki. Rawat dan jaga perdamaian ini dengan baik,” harap Tgk Mauliadi. (akh)