“Saat itu saya sedang dalam kereta api, saya bilang, nanti saya telepon kembali,” kisah Wali Nanggroe.
Usai dari kantor pengacara, Wali Nanggroe menghubungi kembali Ishak Daud. Ia menyampaikan laporan perkembangan terakhir, dan meminta arahan.
“Saya bilang, Ishak, kamu keluar saja dari daerah itu untuk sementara waktu. Karena dari pihak musuh sudah mengetahui lokasi keberadaan kamu,” perintah Wali Nanggroe yang saat itu merupakan Perdana Menteri GAM.
“Rupayanya, mungkin dia tidak sempat keluar, atau memang mungkin dia tidak mau keluar karena dia mau mendekat dengan pasukannya sendiri. Dan akhirnya kita dengar ada pertempuran sengit, dan Ishak Daud syahid,” tambah Wali Nanggroe.
Wali Nanggroe cukup mengenal baik Ishak Daud, dari sejak direkrut di Malaysia, hingga saat menjalani latihan di Libya.
Menurut Tgk. Malik, Ishak Daud merupakan salahseorang yang terbaik semasa menjalani latihan di Libya. Sosok yang disiplin dan dinamis.
“Dan saat operasi di Aceh, juga termasuk salahsatu tantara dan pemimpin terbaik. Banyak operasi-operasi besar yang dilakukan oleh Ishak Daud,” kenang Wali Nanggroe.
“Bagi saya Ishak Daud adalah sosok pejuang yang hebat, cerdas, militan. Maka kalau saya ada kesempatan berkunjung ke Aceh Timur, selalu saya datang menziarahi makam beliau,” kata Wali Nanggroe. (ril/ra)