Pemuda Aceh Besar Sesalkan Pengunduran Diri Musannif dari PPP

Pemuda Aceh Besar Fakhrurazi dan Muttaqin

BANDA ACEH l RAKYAT ACEH – Pemuda Aceh Besar, Fakhrurazi menyesalkan pengunduran diri Musannif sebagai kader  dan pengurus partai politik dari PPP Aceh. Sebagai tokoh Aceh besar, kata Fakhrurazi, Musannif dinilai sudah sangat luar biasa jasanya dalam membantu masyarakat Aceh Besar serta membesarkan Partai PPP di Aceh.

Kendati demikian, ia menghormati dan menghargai setiap langkah sikap politik yang telah diputuskan Musannif yang sudah dipertimbangkan secara matang

“Maka dengan sikap beliau mundur dari partai, maka kami yakin PPP akan sangat dirugikan secara elektabilitas,” jelasnya.

Dia juga Meminta DPP PPP dan DPW Aceh mengupayakan langkah-langkah rekonsiliasi dengan Musannif sehingga beliau tetap bertahan di Partai tersebut.

“Kami Segenap Pemuda Aceh Besar akan terus mendukung setiap langkah politik Musannif kedepan,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Politisi Senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Aceh, H Musannif Sanusi memutuskan mundur sebagai kader PPP yang telah membesarkan namanya selama ini di provinsi Aceh.

Musannif mengutarakan penguduran dirinya dari partai PPP dirasa karena partai berlambang kakbah itu sudah tidak memerlukan dirinya lagi, sementara ia mengaku masih butuh dengan PPP.

Buntutnya, kata Musanif karena dirinya dinilai tidak tegas lurus dengan PPP, dengan tidak mau menandatangani surat yang diajukan kepada dirinya tentang dukungan pencalonan Capres yang diusung oleh PPP. Akibatnya, kata Musanif dirinya merasa dihukum karena tidak masuk dalam Daftar Calon Sementara (DCS)  DPR RI. Padahal dirinya telah dapat penugasan sebagai bacaleg DPR RI.

“Saya sudah mendaftarkan caleg DPR RI. Tapi untuk tingkat DPR RI Depil I Aceh yang terekspos ke media massa melalui situs resmi KPU Pusat, saya tidak mendapati nama saya dalam daftar calon sementara, padahal saya telah menjumpai Plt. Ketum dan Sekjend dan semua menyatakan persetujuan secara lisan terhadap pendaftaran saya,” ungkapnya Musanif dalam konferensi pers, Selasa (22/8).

Atas kejadian itu, mantan anggota DPRA itu merasa mendapatkan perlakuan yang tidak adil.

“Perbedaan prinsip dan cara pandang dalam partai seharusnya bisa dibicarakan dengan baik dan tidak membunuh karakter siapapun sebagai anggota didalam PPP, seharusnya PPP fokus saja pada pemenangan pileg, sebab ditakutkan PPP bisa tidak lolos ambang batas atau Parliamentary Threshold,” jelasnya.

Musannif mengaku sudah menjadi kader dan Pengurus PPP sejak tahun 2003 atau 20 tahun lalu. Karirnya dimulai sebagai kader PPP Aceh Besar, Pengurus DPC Aceh Besar hingga Pengurus DPW PPP Aceh. Jabatan terakhir adalah, sebagai Ketua OKK3 DPW PPP Aceh

Selama menjadi kader PPP, Musanif diberikan kesempatan dan ruang untuk mengabdi melalui pelayanan kepada masyarakat. Dia dipercayakan menjadi anggota DPRK Aceh Besar selama dua periode dan anggota DPR Aceh satu periode.(ra)