
RAKYAT ACEH | BANDA ACEH – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan memasuki usia ke sepuluh tahun atau satu dekade.
Begitu banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat khususnya oleh Peserta JKN, oleh karena itu BPJS Kesehatan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan demi kepuasan masyarakat dan menjadikan Indonesia yang lebih sehat.
Mengenai cakupan kepesertaan JKN, BPJS Kesehatan bersinergi bersama pemerintah daerah untuk mendaftarkan masyarakat di wilayahnya terutama bagi masyarakat yang kurang mampu untuk membayar iuran jaminan kesehatan. Bagi Pemerintah Aceh, mendaftarkan masyarakatnya menjadi peserta JKN menjadi komitmen tersendiri untuk menjaminkan kesehatan masyarakatnya setiap tahun sejak tahun 2010 di era PT. Askes melalui program yang dikenal dengan Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA).
Manfaat dengan adanya JKN khususnya pada segmen kepesertaan JKA ini telah dirasakan oleh Indra Syahputra (46) penderita Thalassemia Mayor yang harus melakukan transfusi darah seumur hidupnya selama satu bulan sekali. Ayah satu orang anak ini dengan tegar dan penuh keyakinannya menceritakan awal mula dirinya mengetahui divonis menderita penyakit tersebut.
“Saya divonis oleh dokter menderita Thalassemia ditahun 1999 atau tepatnya 3 tahun setelah saya ke Banda Aceh untuk merantau dari kampungnya di Langsa, Aceh Timur. Namun dirinya harus menjalani transfusi darah dalam setahun ini setelah kondisi drop dan masuk IGD dengan hemoglobin (HB-red) berjumlah 6 dimana normalnya HB harus12-13. Kemudian dokter spesialis penyakit dalam mewajibkan saya untuk melakukan transfusi darah seumur hidup sebagai obat utama penyakit Thalassemia selain obat kelasi besi,” ujar Indra saat ditemui Tim Jamkesnews di Sal Rawat Jalan Transfusi Darah RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, Senin (28/8).
Indra melanjutkan, hidup dengan HB dibawah 10, jika dirinya tidak rutin melakukan transfusi darah maka kondisi sangat lemas. Indra dalam sebulan harus melakukan transfusi sebanyak 3-5 kantong darah dan menurutnya selama ini tidak ada kendala dalam pemenuhan darah. Indra bersyukur selama dirinya melakukan pengobatan di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh yang merupakan rumah sakit rujukan di Provinsi Aceh tidak pernah kekurangan darah, selalu terpenuhi terlebih lagi banyak penggalangan darah yang dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), instansi pemerintah dan pihak lainnya.
“Saya merasa berhutang dengan masyarakat yang telah rutin mendonor darah, karena kami sangat membutuhkan darah yang harus dilakukan seumur hidup. Saya bersyukur dengan adanya Program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan sangat terbantu, ada perhatian dari pemerintah, apalagi selama saya berobat tidak penah ada biaya saya yang keluar alias gratis,” ungkap Indra yang berprofesi sebagai pedagang kecil di Kota Banda Aceh ini.
Pada kesempatan tersebut Indra menyampaikan harapannya agar Program JKN ini terus dipertahankan karena sangat membantu bagi kami yang ekonomi sulit. Indra menambahkan jika tidak ada Program JKN khususnya Program JKA mungkin harus berhutang atau kalau ada kebun harus menjual kebun tersebut agar dapat berobat. Kemudian dari sisi pelayanan juga yang Indra dapatkan dari rumah sakit termasuk dokter dan perawat serta layanan lainnya sangat mudah, cepat dan tidak ada dibeda-bedakan dengan pasien lain.
“Terima kasih kepada Pemerintah Aceh yang telah mendaftarkan dan membayarkan iuran jaminan kesehatannya ke BPJS Kesehatan sehingga saya dapat terbantu untuk melakukan pengobatan. Jika tidak ada program gotong royong seperti ini kami tidak akan mampu secara sendiri-sendiri membiayai kesehatan kami,” ucap Indra.(rq)