
RAKYATACEH | SIMEULUE – Banjir merendam sejumlah titik di empat desa yang tersebar di tiga Kecamatan di Kabupaten Simeulue, Jumat (1/9).
Air meluap dan merendam ruas badan jalan umum yang menghubungkan ke pusat ibukota Kabupaten Simuelue, serta sejumlah rumah warga dikawasan Desa Abail, Kecamatan Teupah Tengah, sehingga sempat mengganggu arus lalulintas.
Banjir juga turut merendam pemukiman penduduk di Desa Labuhan Bakti, Latiung dan Desa Alus-alus serta satu unit rumah sekolah turut terendam luapan banjir, di Kecamatan Teupah Selatan.
Cuaca tidak bersahabat tersebut, turut menumbangkan pohon kelapa sehingga menutupi akses lalulintas masyarakat di kawasan desa Suak Buluh, Kecamatan Simeulue Timur.
“Luapan banjir akibat intesitas curah hujan tinggi, merendam sejumlah titik di Kabupaten Simeulue”, kata Zulfadli, Kalaksa BPBD Simeulue, Jumat (1/9).
Masih menurut Kalaksa BPBD Simeulue, menjelang siang, sekitar jam 10:30 WIB, luapan banjir telah surut serta tidak ada warga yang mengungsi dan kembali normal aktivitas masyarakat serta pemerintahan dalam desa, pemerintahan kecamatan hingga pemerintahan tingkat Kabupaten.
Meskipun luapan banjir telah surut dan kembali normal aktivitas masyarakat, namun diminta setiap individu di Simeulue, waspada cuaca ekstrim berpotensi terjadi curah hujan lebat dan angin kencang, sehingga nantinya dapat menimbulkan potensi bencana alam.
Berdasarkan peringatan dini BMKG, Zulfadli mengingatkan, potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang, akan terjadi di beberapa wilayah di 10 Kecamatan yang Kabupaten Simeulue, dengan prediksi potensi tersebut hingga beberapa hari ke depan.
“Alhamdulillah, tidak ada warga mengungsi dan pada pukul 10:30 WIB, luapan air yang merendam sejumlah titik itu, telah surut. Namum kita minta masyarakat tetap waspadai potensi bencana alam susulan, karena kondisi cuaca sedang tidak bersahabat”, imbuh Kalaksa BPBD Simeulue.
Kawasan jalan umum di lintasan desa Abail, Kecamatan Teupah Tengah, masyarakat menilai bahwa Pemerintah Kabupaten Simeulue dan DPRK setempat, telah gagal untuk antisipasinya disebabkan lokasi tersebut menjadi rutin jadi langganan rendaman banjir setiap terjadi hujan deras.
“Pemerintah dan pak dewan itu, kita nilai telah gagal dan tidak serius untuk antisipasi kawasan jalan umum di desa abail itu. Sebab setiap hujan deras sudah pasti banjir merendam jalan umum itu, sehingga mengganggu masyarakat hendak lewat”, kata Nurnaya ibu rumah tangga yang batal melintas hendak ke Kecamatan Simeulue Tengah. (ahi/min).