RAKYAT ACEH | SINABANG – Kerbau lokal Simeulue, yang telah di patenkan oleh Menteri Pertanian RI, menjadi rumpun kerbau (plasma nutfah) nasional, kini populasinya mencapai 22.000 ekor, yang tersebar di 10 kecamatan dalam wilayah otoritas Kabupaten Simeulue.
Rumpun kerbau Simeulue, selain telah memiliki hak paten rumpun kerbau nasional oleh Menteri Pertanian, SK Nomor 579/Kpts/SR.120/4/2014, kini Pemerintah Aceh kembali usulkan melalui Dinas Peternakan (Disnak) Aceh, untuk ditetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Hal itu disampaikan Hasrat Abubakar, Kepala Dinas Perkebunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Simeulue, yang didampingi Kabid Keswan, Ahmad Kurniawan dan Dokter Hewan (drh) Iswan Umar, saat ditemui Harian Rakyat Aceh, Selasa, 5 September 2023.
“Benar, sudah dua tahun lalu telah kita lengkapi sampel persyaratan kerbau lokal Simeulue, untuk kepentingan persyaratan usulan penetapan SNI kepada Pemerintah Pusat dan Menteri Pertanian dan kita doakan segera terbit penetapan SNI Rumpun Kerbau Simeulue. Untuk saat ini populasi kerbau Simeulue telah mencapai 22.000 ekor, yang tersebar di 10 Kecamatan,” katanya.
Menurut Hasrat Abubakar, dengan mengantongi hak paten dan kembali akan diusulkan untuk SNI, sehingga nantinya kerbau Simeulue telah mendapat jaminan dan kepastian untuk menjaga kualitas benih dan bibit ternak serta menjadi sarana perlindungan bagi konsumen terhadap benih dan bibit ternak yang tidak berkualitas.
Dalam memenuhi eksplorasi permintaan konsumen untuk kebutuhan daging dalam daerah maupun luar daerah, pihak Pemkab Simeulue telah menetapkan persyaratan berlapis, selain bukti dokumen, juga kerbau jantan yang berusia lebih dari 6 tahun lebih dan kerbau betina berusia lebih 8 tahun lebih.
Dalam satu bulan untuk kebutuhan daging kerbau dalam daerah, membutuhkan kurang dari 10 ekor, sedangkan untuk kebutuhan permintaan pasar dari luar daerah dalam satu bulan sekitar 15 ekor hingga 20 ekor kerbau, namun jumlah permintaan itu akan bertambah pada saat hari-hari besar Islam.
“Jika kita melihat populasi rata-rata yang ada, misalnya kerbau betina simeulue ada sekitar sekitar 10 ribu ekor, maka dalam satu tahun persatu ekor kerbau betina mampu melahirkan satu ekor anak. Maka kita estimasikan setahun ada 10.000 ekor anak kerbau yang lahir,” imbuh Hasrat Abubakar.
Selain itu juga masih di bidang kesehatan ternak, Kabupaten Simeulue telah mendapat penghargan sertifikat dari Pemerintah Aceh, pada tanggal 17 Agustsus 2022, Simeulue menjadi daerah terbaik menjaga status daerah, sebagai green zona atau zona hijau dari serangan PMK. (ahi/bai)