Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

DAERAH · 7 Sep 2023 18:01 WIB ·

Letkol M Syafii Sebut Lestarikan Semangat Bergotong-royong Solusi Kebersamaan Atasi Krisis Air Petani


 Komandan Kodim 0105 Aceh Barat Letkol Infanteri Muhammad Syafii Nasution ketika berkunjung ke kantor PWI Aceh Barat, Kamis (7/9/2023) siang. Perbesar

Komandan Kodim 0105 Aceh Barat Letkol Infanteri Muhammad Syafii Nasution ketika berkunjung ke kantor PWI Aceh Barat, Kamis (7/9/2023) siang.

RAKYATACEH I MEULABOH – Komandan Kodim 0105 Aceh Barat Letkol Infanteri Muhammad Syafii Nasution bakal memaksimalkan peran Bintara Pembina Desa (Babinsa), usai melihat pengalaman sulit hingga gagal tanam padi di musim gadu ini.

“Babinsa harus senantiasa terus mengajak petani untuk bergotong-royong dalam menata area persawahannya, terutama membersihkan, melebarkan dan mendalami setiap titik sumber yang selama ini menjadi andalan petani,” ucap Dandim 0105 Aceh Barat Letkol Inf. M Syafii Nasution saat berkunjung ke kantor PWI Aceh Barat, Kamis (7/9/2023) siang.

Efek cuaca panas El Nino, dibenarkan M Syafii telah menyebabkan kekurangan air di setiap sumber air yang selama ini menjadi andalan petani. Namun tetap harus terus disiasati dengan salah satu langkah membersihkan setiap sumber air.

“Kita lestarikan lagi budaya gotong-royong kita, yang usai bencana gempa tsunami terlihat mulai sedikit luntur,” pintanya.

Saran M Syafii lainnya, untuk menutupi kebutuhan air petani, perlu di sepakati beberapa desa untuk membuat waduk penampung yang air nya dapat di alirkan ke area sawah jika kondisi sulit demikian kembali terulang.

“Petani di Aceh Barat masih mengandalkan tadah hujan. Jika hujan tidak turun, titik sumber air pasti kering, jadi bikin waduk penampungan gabungan beberapa desa juga bisa jadi solusi untuk menutupi kebutuhan air sawah saat hujan tak kunjung turun,” kajiannya.

Keadaan gagal tanam padi yang dihadapi petani ini, sangat berdampak luas, selain kesulitan ekonomi yang bakal dihadapi petani dan stok gabah menipis di Aceh Barat, otomatis berdampak harga jual beras tinggi di tengah masyarakat.

“Makanya saya sempat sarankan dengan Forkompinda di Aceh Barat, jika kita harus miliki kilang padi sendiri agar gabah dari panen petani tidak diambil spekulan luar. Kalau kondisi seperti ini terulang, kita masih punya stok dengan brand beras Aceh Barat sendiri,” ungkap M Syafii.(den)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Dilecehkan Oknum Provokator, JASA Bireuen Balas Pasang Spanduk Ucapan Milad GAM

7 December 2023 - 09:48 WIB

Dr. Marhamah Daftar Sebagai Balon Rektor IAIN Lhokseumawe

7 December 2023 - 09:47 WIB

Tiga Prodi FKIP USK dan UNTIRTA Teken Implementation Agreement

6 December 2023 - 20:54 WIB

Tiket Gratis, Piala KNPI Bireuen Digelar di Cot Tufah Gandapura

6 December 2023 - 19:42 WIB

M.Jhony: Pusat Jangan Khianati Perjanjian MoU Helsinki

6 December 2023 - 19:39 WIB

Pemkab Abdya Terima Penghargaan KIP

6 December 2023 - 19:37 WIB

Trending di NANGGROE BARAT