Pemerintah Diminta Prioritaskan Pemenuhan Fasilitas Sekolah Disabilitas

Peserta didik disabilitas dan guru, sedang melaksanakan shalat berjamaah dengan memamfaatkan salah satu ruang terbuka yang ada di SLB Negeri Simeulue. (istimewa)

RAKYAT ACEH | SINABANG – “Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Simeulue, harus utamakan dan prioritaskan sarana dan fasilitas pendukung yang sangat dibutuhkan dan sangat penting untuk menunjang pendidikan di sekolah Disabilitas yang ada di pulau ini”, kata Sarman Jayadi, Ketua MPD Simeulue, Rabu, 4 Oktober 2023.

Menurut Ketua Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Simeulue, menyebutkan bahwa SLB di Kabupaten Simeulue yang saat ini masih memerlukan perhatian khusus baik dari Pemerintah pusat, Provinsi dan juga Pemkab Simeulue, untuk memberikan perhatian khusus dan rutin untuk penambahan seluruh fasilitas sehingga dapat memenuhi hak pendidikan bagi murid yang berkebutuhan khusus. 

“Nantinya bila terpenuhi dan tersedia sarana dan prasarana, sehingga yang kita harapkan SLB negeri yang ada di Kabupaten Simeulue, dapat dijadikan sebagai  layanan khusus berasrama (boarding  school), yang mempunyai tujuan memberikan pelayanan penuh  terhadap peserta didik yang berkebutuhan khusus, baik di sekolah maupun di luar jam sekolah,” tegas Sarman Jayadi. 

Diketahui ada 89 orang murid distabilitas sedang mengenyam pendidikan dibangku Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Simeulue, yang merupakan satu-satunya sarana pendidikan sekolah disabilitas yang ada di wilayah Kabupaten Simeulue, yang saat ini masih membutuhkan sarana fasilitas pendukung non fisik dan fisik yang maksimal untuk menunjang pendidikan murid berkebutuhan khusus. 

Hal senada juga disampaikan Sandri Amin, salah seorang praktisi hukum yang juga mengetahui persoalan SLB Negeri Simeulue.

“Saya mendukung apa yang disampaikan Ketua MPD Simeulue, Pemerintah harus benar-benar dan serius untuk memperhatikan kebutuhan sekolah disabilitas. Jangan sampai ada kendala untuk pemenuhan pendidikan  murid disabilitas itu”, kata Sandri Amin.

Dia juga menyebutkan, juga mendapat laporan dari orang tua murid yang tempat tinggalnya sangat jauh dari lokasi SLB, yang mengeluhkan belum tersedianya fasilitas asrama untuk tempat tinggal murid disabilitas, sehingga tidak memungkinkan murid disabilitas itu setiap harinya dijemput dan diantar dengan jarak tempuh  belasan kilometer hingga puluhan kilometer. 

Informasi lain yang dihimpun Sarman Jayadi dan Sandri Amin, menyebutkan bahwa rata-rata orang tua murid disabilitas itu, ekonominya kurang mampu dan tempat tinggalnya jauh dari sekolah SLB serta adanya kewalahan pihak guru SLB yang harus mengajar langsung kerumah tempat tinggal murid disabilitas itu di sejumlah kecamatan. 

“Tempat tinggal murid SLB itu berjalan di sejumlah kecamatan, sehingga gurunya harus mendatangi rumah muridnya untuk mengajar, bahkan masih ada calon murid disabilitas di Kecamatan Alafan dan sebahagian di Kecamatan Simeulue Barat, yang belum terpenuhi pendidikannya karena lokasi tempat tinggalnya sangat jauh. Maka sangat penting tersedia asrama maupun fasilitas lainnya, termasuk musallah di kompleks SLB Negeri Simeulue”, imbuh Sandri Amin. 

Sementara Jufniar Jaffar SPsi, Kepala SLB Negeri Simeulue yang ditemui Harian Rakyat Aceh, Rabu, 4 Oktober 2023, menyebutkan pemerintah secara bertahap menyediakan fasilitas sarana prasarana untuk kepentingan pemenuhan pendidikan disabilitas, meskipun ada beberapa kendala yang diantisipasi semampunya, supaya proses belajar mengajar tidak terganggu. 

“Alhamdulillah, secara bertahap pemerintah telah menyediakan fasilitas untuk kepentingan anak didik disabilitas kita sebanyak 89 orang ini. Memang masih ada kendala lainnya seperti guru harus mendatangi rumah anak didik untuk mengajar dengan lokasi yang jauh, serta memang benar ada orang tua murid yang selalu bertanya fasilitas asrama, dan benar disini belum ada asrama,” Jufniar Jaffar SPsi.

Masih menurut Kepala SLB Negeri Simeulue, dengan lokasi tempat tinggal murid disablitas yang berjauhan, maka dengan solusi pihaknya membuka ruang belajar di dua lokasi, yang di Desa Sambay, Kecamatan Teluk Dalam serta sedang mengupayakan satu ruang belajar lagi di Desa Sebbe, Kecamatan Simeulue Tengah. 

“Saat ini, SLB kita ini hanya tersedia 6 RKB dan karena kondisi tempat tinggal anak didik kita, maka sedang kita berupaya ruang belajar yang baru di desa Sebbe, Kecamatan Simeulue Tengah. Untuk tenaga guru kita saat ini ada 10 orang, namun untuk guru bidang pendidikan luar biasa hanya satu orang,” tutup Jufniar Jaffar SPsi. (ahi/bai)