RAKYAT ACEH | MEUREUDU – Dosen Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) tentang implementasi teknologi pendeteksi kualitas air berbasis ramah lingkungan untuk komunitas petani tambak di Deah Pangwa, Kabupaten Pidie Jaya.
Ketua Pengabdian kepada masyarakat, Teuku Multazam mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kerja nyata dosen dalam membantu petani tambak dalam mendeteksi kualitas air pada tambak milik mereka, sehingga nantinya dapat meningkatkan produktivitas hasil panen udang.
“Salah satu cara meningkatkan produktivitas hasil panen yaitu dengan menjaga kualitas air aman dari zat-zat berbahaya seperti PH (deajat keasaman, red) dan amoniak berlebih pada air tambak,” sebut Multazam kepada wartawan, Kamis (5/10).
Multazam menerangkan, berdasarkan informasi yang dihimpun dari petani tambak disebutkan bahwa penyebab terjadinya gagal panen karena keterlambatan informasi terkait kualitas air yang terkontaminasi zat amoniak dan PH air tambak. Selama ini, petani tambak di Gampong Deah Pangwa masih belum memiliki alat pengecekan kualitas air, mereka masih mengandalkan hasil pengecekan dari tempat lain.
“Biasanya, para petani baru mengecek kualitas air jika ada perubahan perilaku udang,” jelas Multazam didampingi Andik Bintoro, anggota tim pengabdi.
Karena itu, lanjut dia, dengan adanya pengabdian berbasis implementasi teknologi pendeteksi ini tentunya para petani tambak dapat mencegah secara dini jika terjadi pencemaran air terjadi.
“Adanya implementasi teknologi berbasis ramah lingkungan ini, tentunya mereka bisa mendeteksi kualitas air secara berkala tanpa harus menunggu perubahan perilaku udang, “jelasnya.
Multazam menambahkan, pengabdian dibiayai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (DRPTM Kemdikbud). “Semoga dengan bantuan melalui pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas hasil panen udang ke depannya,” harap Multazam.
Sementara itu, ketua kelompok petani tambak beumakmu Iskandar mengatakan, pengabdian ini sangat bermanfaat untuk kelompok petani tambak karena mempermudah dan mempercepat waktu untuk mengetahui tingkat kadar zat amoniak dan PH pada tambak. “Kami sangat berharap alat tersebut segera direalisasi,” harap Iskandar. (ra)