RAKYATACEH | KUALA SIMPANG – Petugas gabungan terus mencari jasad santri hilang terbawa arus Desa Mananggini, Kecamatan Karang Baru dengan cara menyelami dasar sungai Aceh Tamiang. Hingga 2×24 jam proses pencarian korban tenggelam belum membuahkan hasil.
“Kami sudah susuri sungai sejauh 5 kilometer tadi malam dan tadi pagi mencari jasad korban menggunakan tiga unit rubber boat. Kendala yang dihadapi air sungai keruh dan banyak ranting kayu di dasar sungai,” kata pengurus Satgas SAR Aceh Tamiang, El Mahdi Angkat kepada Rakyat Aceh di Karang Baru, Rabu (1/11) petang.
Dijelaskan El Mahdi, korban hanyut atas nama Ibnu Sina (17) alamat Gampong Alur Pinang, Kota Langsa. Ibnu Sina tercatat sebagai santri kelas II tingkat SMU di Pondok Pesantren (Ponpes) Fajrussalam Desa Menanggini, Karang Baru.
Korban dilaporkan hanyut pada Senin (30/10) pukul 18.00 WIB saat mandi di sungai bersama lima rekannya. Hingga dua hari proses pencarian tubuh santri yang pandai berenang itu belum berhasil ditemukan. Padahal upaya pencarian sudah maksimal dilakukan dengan mengerahkan tiga unit rubber boat, bahkan tim SAR dan masyarakat sudah menyelami dasar sungai.
“Tiga unit perahu karet yang diturunkan satu perahu untuk menyusuri sungai dan dua perahu melakukan blender di permukaan sungai dengan kecepan tinggi tujuannya untuk memunculkan gelombang agar benda di bawah sungai naik,” jelas pria yang akrab disapa Memed ini.
Diduga tubuh korban tersangkut benda atau kayu yang ada di dalam sungai. Tidak mungkin untuk diselami karena jarak pandang 0 meter akibat sungai banjir,” tambahya.
Memed menyatakan proses pencarian korban tenggelam akan berlangsung selama tiga hari ke depan sesuai SOP SAR. Petugas gabungan terdiri atas, Satgas SAR dan BPBD Aceh Tamiang, Basarnas Pos SAR Langsa, TNI/Polri dan masyarakat juga mendirikan tenda bermalam di lokasi kejadian.
“Dari Satgas SAR ada 10 personel bertugas secara sift. Kami tidak pulang sebelum menemukan korban,” sebutnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Kabid Darlog) BPBD Aceh Tamiang, Bambang Supriyanto mengatakan, hingga hari ketiga pencarian jasad korban hanyut belum ketemu. Hari ini jangkauan pencarian ditambah lagi hingga radius empat kilometer ke wilayah hilir.
“Proses pencarian hari ini sudah sampai Kampung Durian, Kecamatan Rantau atau sekitar radius 9 kilometer dari titik korban tenggelam. Kendalanya banyak sekali batang-batang kayu di sungai dan keruhnya air sungai,” tutur Bambang.
Sementara rekan korban sekaligus saksi mata M Yasir menceritakan awalnya korban bersama empat orang santri lainnya tanpa izin pengurus Ponpes pergi bermain bola kaki di kawasan GOR Aceh Tamiang. Usai bermain bola kaki mereka tidak pulang ke Dayah tapi langsung menuju sungai untuk mandi. Jarak sungai dengan Dayah terbilang dekat berada di Dusun Sejahtera, Desa Menanggini. Nahas pada Minggu petang itu korban Ibnu Sina diduga mengalami kelelahan dan hanyut terbawa arus.
Adapun ke empat orang teman korban yang selamat yakni, M Yasir (17), Fakhrul (17), Hafiz (17) dan Aria (15). Mereka berempat merupakan santri warga Aceh Tamiang. (ddh/rus)