HARIANRAKYATACEH.COM – Memasuki hari ke-29 konflik dengan Hamas Palestina, Israel kembali meluncurkan serangan udara ke Universitas Al-Azhar di Jalur Gaza, Sabtu (4/11).
Informasi tersebut diketahui dari akun Instagram jurnalis Motaz Azaiza di Gaza yang menampilkan video pengeboman gedung yang merupakan universitas tempatnya menempuh pendidikan.
Dilansir JawaPos.com dari akun media sosial X @Timesofgaza, gedung tersebut merupakan kompleks Universitas Al-Azhar di Gaza.
Universitas Al-Azhar Gaza Palestina didirikan pada 1991 dengan dua fakultas, yaitu Fakultas Pendidikan dan Fakultas Syariah dan Hukum.
Dari video yang beredar, serangan tersebut dilakukan bertubi-tubi dan menghancurkan satu persatu bagian gedung universitas.
Asap membumbung tinggi menunjukkan besarnya ledakan yang dibombardirkan Israel ke arah kompleks universitas tersebut.
Belum ada kabar lanjutan mengenai jumlah korban akibat serangan Israel pada Universitas Al-Azhar Gaza.
Dilansir JawaPos.com dari Al Jazeera, Israel juga meningkatkan serangan selama beberapa menit terakhir pada Sabtu malam di berbagai wilayah Gaza.
Dimulai dari wilayah utara Jalur Gaza, di lingkungan Tel al-Zaatar yang dianggap sebagai salah satu lingkungan utama kamp pengungsi Jabalia.
Lalu serangan berlanjut di tengah Jalur Gaza, di mana dua rumah tempat tinggal di kamp pengungsi Al-Maghazi dihancurkan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan lebih dari 30 orang tewas dalam pengeboman Israel terhadap kamp pengungsi Maghazi di Gaza tengah pada Sabtu malam.
“Lebih dari 30 orang tewas tiba di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa dalam pembantaian yang dilakukan di kamp Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qudra dalam pernyataan yang diterima Al Jazeera.
Pasukan Israel dikatakan telah menjatuhkan berbagai jenis bom termasuk di wilayah utara Jalur Gaza dan di kamp pengungsi Al-Shati.
Masyarakat di area tersebut mengalami kesulitan pernapasan dan hanya memohon untuk menghentikan serangan karena mereka tidak mampu lagi menghadapi situasi yang terjadi di sana.
Warga harus berhadapan dengan situasi tidak ada air, tidak ada makanan, dan tidak adanya persediaan medis selama lebih dari tiga minggu.
Warga Palestina di Gaza pun kesulitan mencari tempat aman karena rumah, sekolah, hingga rumah sakit dan ambulans pun menjadi sasaran pengeboman.***
Editor: Novia Tri Astuti
Sumber: Instagram, X.com