class="post-template-default single single-post postid-103346 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Bupati Pidie Jaya Terpilih Ajak SKPK Bekerja Hilangkan Stigma Daerah Termiskin Stok Beras Bulog Lhokseumawe Cukup 3 Bulan Kedepan PUPR Aceh Barat Dukung Rencana Membuka Kembali PDAM Tirta Meulaboh Presiden Prabowo Harus Merdekakan Palestina Polisi Didesak Ungkap Tuntas Kasus Perbudakan ABK Aceh di Kapal Ikan Asing

Uncategorized · 6 Nov 2023 13:24 WIB ·

Omzet Pelaku UMKM Aceh Meningkat Saat Pergelaran PKA


 Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 menjadi peluang bisnis bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk memasarkan produknya. Perbesar

Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 menjadi peluang bisnis bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk memasarkan produknya.

BANDA ACEH l RAKYAT ACEH Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 menjadi peluang bisnis bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk memasarkan produknya.

Dalam sehari mereka mampu mengumpulkan pundi-pundi uang hingga Rp2.000.000. Seperti yang diungkapkan Ulfa, salah seorang pelaku UMKM Bilidroe di Pasar Kuliner Tradisional PKA-8, Senin, 6 November 2023.

Ulfa mengaku, sejak hari pertama pengunjung terus berdatangan ke stand miliknya. Produk yang dipasarkannya yaitu anyaman berbahan dasar bak bili (pohon bili) seperti tas, home decor, tampah, gantungan kunci, vas bunga, dan masih banyak lagi.

Rate harga setiap produk juga bervariasi mulai Rp15.000. Paling mahal anyaman kaligrafi Rp1.500.000, satu set tulisan Allah dan Muhammad. “Alhamdulillah kemarin sudah terjual satu set,” ungkap Ulfa.

Selain menjual produk, Ulfa juga melakukan demo untuk produknya sekligus memberikan edukasi kepada pengunjung stand tentang anyaman dari bahan bak bili.

Menurutnya, peminat yang paling banyak membeli home decor dari kalangan ibu-ibu, sedangkan anak-anak muda lebih tertarik gantungan kunci.

Hal yang sama juga diungkapkan Lisa, pelaku UMKM kue kering khas Aceh. Ia mengaku membuka stand di PKA-8 mendapat untung yang lumayan besar. “Dalam sehari kami bisa memperoleh omzet sebesar Rp1.000.000,” katanya.

Kue tradisional yang dijual Lisa seperti dodol, kue Boi, dan kamaloyang. Semuanya diproduksi sendiri di wilayah Kabupaten Aceh Besar lalu dibawa ke area PKA-8 untuk dijual.

Lisa berharap, dengan adanya PKA-8 UMKM di Aceh bisa semakin berkembang dan menjadi wadah untuk memasarkan produk. “Kami berharap dengan sisa kegiatan PKA-8 yang beberapa hari lagi ini bisa terus meningkatkan pendapatan kami,” harapnya. 

PKA Jadi Momen Bangkitkan Ekonomi Pasca Pandemi

Ketua Brigade Anak Serdadu (BAS) Isa Alima meyakini pergelaran Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) bisa menjadi momen untuk membangkitkan perekonomian masyarakat yang sempat lesu karena pandemi Covid-19.

Ia menyebutkan, bahwa di setiap event atau kegiatan dengan skala besar, pasti melibatkan orang banyak, dari disitulah menjadi penggerak ekonomi bagi pelaku usaha, terutama usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Tak hanya itu, kata Isa, melalui event seperti ini memberikan efek yang sangat luar biasa bagi perekonomian masyarakat sekitar, seperti perhotelan, tempat-tempat makan, tempat souvenir dan masih banyak yang lainnya.

“PKA-8 membawa berkah bagi banyak pihak. Melalui event ini tentunya kita bisa mempromosi Aceh kepada masyarakat luas. Kita bisa saksikan, geliat ekonomi masyarakat bangkit. Ini terlihat dari kegiatan usaha yang dilakukan dan pengunjung yang membludak, setelah sempat lesu oleh pandemi, sangat luar biasa,” kata mantan anggota DPRK Pidie tersebut.

“Saya berpesan kepada seluruh masyarakat Aceh untuk menumbuhkan rasa optimisme yang tinggi, bahwa Aceh akan bangkit secara keseluruhan, perekonomian masyarakat akan semakin lebih baik,” ucapnya.

Pergelaran Pekan Kebudayaan Aceh menghadirkan berbagai pertunjukan dan perlombaan seni, pameran dan expo, pasar tradisional dan produk budaya, festival kuliner, lomba permainan rakyat, festival adat budaya, festival busana, anugerah budaya dan seminar Internasional Jalur Rempah.

Event empat tahunan itu digelar dengan tujuan untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan, sejarah, dan adat istiadat Aceh.

Sebagai informasi, PKA-8 akan digelar selama sembilan hari, mulai 4-12 November 2023 dan diikuti 23 kabupaten/kota se-Aceh. Kegiatan itu juga dimeriahkan 4.829 seniman dan budayawan yang terlibat, 117 peserta pameran, 23 BUMDes, 23 SMK, 72 pengrajin dan pedagang produk tradisional Aceh, serta 1.109. 

Artikel ini telah dibaca 95 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Israel Serang Gaza Usai Kesepakatan Gencatan Senjata

18 January 2025 - 07:11 WIB

BP3MI Aceh Pulangkan Korban TPPO di Malaysia

7 January 2025 - 14:49 WIB

Tgk Umar Rafsanjani : Jangan Salah Tafsir Tausiah MPU Aceh tentang Tahun Baru

31 December 2024 - 12:02 WIB

Pesawat Azerbaijan hilang kendali sebelum jatuh, Tersambar Rudal ??? 

27 December 2024 - 17:26 WIB

Kaleidoskop Politik 2024: Kematangan Demokrasi Indonesia Teruji

27 December 2024 - 17:10 WIB

Mengenal Kearifan Smong Sebagai Sistim Peringatan Dini Dalam Mitigasi Bencana

20 December 2024 - 19:15 WIB

Trending di NANGGROE BARAT