Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali Jangan Provokasi Masyarakat Tolak Rohingya

CEK KESEHATAN : Petugas Puskesmas Gandapura mengecek kesehatan pengungsi Rohingya yang dikumpulkan di Gampong Lapang Barat, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Senin (20/11). AKHYAR RIZKI RAKYAT ACEH

RAKYATACEH | BANDA ACEH – Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) atau MUI Aceh meminta semua pihak untuk tidak memprovokasi masyarakat agar menolak pendaratan imigran muslim Rohingya di tanah rencong.

“Kita meminta semua pihak tidak memprovokasi masyarakat untuk menolak pengungsi Rohingya,” kata Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali di Banda Aceh, Senin (20/11).

Pria yang akrab disapa Lem Faisal ini menyatakan pihaknya sudah menyampaikan bahwa Aceh memiliki kewajiban moral untuk menerima Rohingya. Hanya saja, sejauh ini diduga ada pihak-pihak yang memprovokasi masyarakat.

“Cuma permasalahannya ada pihak yang memprovokasi masyarakat. Jadi masyarakat tidak masalah apapun,” ujar Ketua PWNU Aceh itu.

Meski demikian, lanjut Lem Faisal, MPU Aceh menyesalkan sikap pemerintah pusat terkait penanganan Rohingya, mengingat kasus pengungsi ini sudah berulang terjadi di Aceh.
Akan tetapi, pemerintah pusat tidak memberikan perhatian, solusi atau membantu Pemerintah Aceh, malah sebaliknya membiarkan pengungsi Rohingya begitu saja.

“Jadi pemerintah pusat tutup mata terhadap permasalahan Rohingya yang terdampar di Aceh,” katanya.

Lem Faisal mengimbau kepada semua pihak dapat memberikan pelayanan serta bantuan kepada para imigran muslim tersebut. Terima dulu mereka dengan baik, permasalahan setelah itu bisa dibicarakan kembali.

“Membiarkan masyarakat berlaku secara alamiah seperti itu dalam hal penanganan Rohingnya. Maka pemerintah pusat tidak serius dan UU atau perpres tentang pengungsi luar negeri yang sudah ada tidak berjalan,” demikian Lem Faisal.

Ratusan Rohingya Terdampar di Bireuen Dipastikan Sehat
Sementara itu di Bireuen sebanyak 256 pengungsi Rohingya dengan rincian, 86 laki-laki dewasa, 110 perempuan dewasa, 24 anak-anak perempuan, serta 36 anak laki-laki, yang mendarat di Kuala Gampong Lapang Barat, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, dipastikan sehat.

Selama di Bireuen, para pengungsi dilayani dengan sangat baik oleh masyarakat setempat. Mereka diberikan pakaian, makanan dan minuman, serta dicek kesehatan seraya diberikan obat-obatan yang difasilitas oleh Puskesmas Gandapura.

Mukhtar, selaku Keuchik Desa Lapang Barat juga mengaku melayani ratusan etnis rohingya dengan baik bersama warganya.

“Kami patungan membelikan nasi, makanan dan minuman kepada rohingya atas dasar aksi kemanusiaan,” ujar Mukhtar seraya juga mengakatan bahwa semua rohingya itu dalam keadaan sehat.

Ia juga mengaku, staff di Puskesmas Gandapura rutin mengecek kesehatan ratusan etnis Rohingya yang sudah dikumpulkan di Lapang Barat.

“Sejak kemarin dikumpulkan di desa kami, seluruh rohingya sudah diperiksa kesehatannya dan sudah ditangani dengan baik. Alhamdulillah mereka sudah sehat semua,” sebut Keuchik Lapang Barat.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Gandapura, Bukhari menyebutkan, pihaknya sudah mengecek satu persatu etnis rohingya, dan sudah diberikan obat-obatan.

“Staf kami di Puskesmas Gandapura selalu siap melayani etnis rohingya sebagai wujud aksi kemanusiaan. Kemarin, mayoritas kondisi mereka demam dan gatal-gatal, dan alhamdulillah untuk hari ini mereka semua sudah ceria kembali setelah diberikan obat,” sebut Bukhari.

Ia juga mengaku, hanya satu perempuan dewasa yang sedang hamil, namun pihak Puskesmas Gandapura, sudah memastikan kondisi wanita itu dalam keadaan sehat.
Amatan Harian Rakyat Aceh di lokasi, Senin (20/11), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga sudah memfasilitasi air mandi bagi etnis rohingya. Dipastikan, mereka sudah bisa mandi dengan air bersih.

Makanan dan minuman, juga terus berdatangan dari berbagai pihak. Nasi bungkus juga disiapkan tepat waktu selama keberadaan rohingya di Bireuen. Bahkan, seluruh keuchik tetangga gampong setempat, patungan menyiapkan makanan setiap waktu, demi menjaga kondisi manusia di atas perahu itu. (ant/akh/min)