HARIANRAKYATACEH.COM – Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Brimob Kepolisian Daerah Jawa Timur menyelidiki peristiwa ledakan di rumah Husairi, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 06 Dusun Timur.
Peristiwa ledakan itu terjadi pada Senin (19/2) sekitar pukul 03.45 WIB di Dusun Timur, Desa Nyalabu Daja, Kabupaten Pamekasan, Madura.
“Bahan peledak itu dilempar oleh orang tak dikenal saat melintas di depan rumah korban,” ungkap Kasi Humas Kepolisian Resor Pamekasan, AKP Sri Suguhiarto yang dikutip dari Antara, Selasa (20/2).
Untungnya tidak ada korban jiwa. Namun, akibat ledakan itu, dinding rumah Husairi yang ditempati oleh anak sulungnya, Feri, 32, rusak.
Kemudian, pintu depan yang terbuat dari kayu hancur berkeping-keping. Jendela depan dan samping juga hancur.
Selain itu, lemari kayu di ruang tengah dan tempat tidur juga hancur, termasuk plafon depan.
“Saat kejadian, korban sedang tidak di rumah yang menjadi sasaran lemparan bahan peledak. Husairi berada di rumah satunya yang letaknya berdampingan,” kata Sri.
Sebelumnya, Feri yang selama ini tidur di kasur depan lemari, terbangun pada sekitar pukul 02.00 WIB. Ia yang merasa ada sesuatu yang tidak enak, pindah ke rumah yang ditempati oleh ayah dan ibunya, sehingga ia bisa selamat dari musibah tersebut.
Untuk kepentingan penyelidikan, petugas sudah memasang garis polisi di lokasi ledakan dan melarang warga untuk mendekat.
“Apakah ledakan bom itu, ada yang melempar dan apa jenisnya, kami tidak bisa berkomentar karena masih dalam proses penyelidikan,” ucap Sri.
Kasus teror bom saat momentum pemilu sebagaimana terjadi di Kabupaten Pamekasan merupakan kasus ketiga di Madura. Kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Sampang dan Sumenep.
Di Sampang, tim relawan pendukung Prabowo-Gibran ditembak oleh orang tak dikenal, sedangkan di Kabupaten Sumenep, rumah tim relawan Prabowo-Gibran juga diteror bom.
Editor: Kuswandi