RAKYAT ACEH | Ketua Umum KAMMI UIN Ar-Raniry, Khairul Rahmad mengatakan “Pihaknya berharap akan banyaknya penggunaan atribut tentang ke Palestinaan pada moment PBAK UIN Ar-Raniry mendatang sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina”. Senin 19/08/2024
Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Mahasiswa Baru (MABA) UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini yang akan dilaksanakan pada tanggal 26-29 Agustus 2024 mendatang merupakan salah satu agenda besar mahasiswa. Agenda besar ini, disamping sebagai agenda bergensi kemahasiswaan guna memperkenalkan dunia kampus, juga menjadi agenda pertama yang disaksikan oleh mahasiswa/i baru yang masuk di perguruan tinggi tersebut.
Pelaksanaan PBAK, baik menyangkut materi-materi yang diberikan sekaligus metode yang diterapkan, pengelolaan forum, pemilihan narasumber, penciptaan suasana akademik dalam proses pembelajaran, pengembangan kreativitas dan inovasi, yel-yel dan atribut yang dikenakan, tentunya diorientasikan pada pengembangan budaya akademik yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan.
Oleh karena itu, ajang PBAK ini merupakan moment yang sangat strategis untuk mendiseminasikan corak keagaaman dan toleran sekaligus menjadi wahana yang sangat efektif untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan bagi mahasiswa baru, terutama terkait dengan isu kepalestinaan.
Mengenakan atribut yang bercorak kepalestinaan itu tidak akan mengurangi subtansi dari PBAK itu sendiri, justru menjadikan agenda besar tersebut sebagai moment yang memiliki nilai lebih di mata nasional, bahkan internasional, ujar Khairul.
Atribut yang bisa digunakan, bisa berupa memperbanyak kibaran bendera Palestina, poster, stiker, penyampaian puisi terkait kepalestinaan dalam acara ceremony, menggunakan sar Palestina bagi setiap yang memberikan kata sambutan, dan banyak yang lainnya, bahkan apabila memungkinkan juga bisa mengundang satu narasumber yang membahas terkait isu kepalestinaan dalam agenda PBAK mendatang, lanjutnya.
“Memang sudah menjadi sebuah keharusan bagi kita sebagai mahasiswa yang identik sebagai kaum intelektual, agent of chage, untuk menjadi garda terdepan dalam membumikan isu kepalestinaan ini”, tutup Khairul.