Menu

Mode Gelap
Dihadiri Mualem, 5.000 Lebih Warga Bireuen Penuhi Undangan Syukuran Ceulangiek Pj Bupati Bireuen : Jangan Balas Pantun dengan Wartawan Ruas Jalan Provinsi Aceh, Patah Total di Simeulue Enam Jam Pj Gubernur Aceh di Pulau Simeulue Militer Korsel: Beberapa balon sampah Korut dilengkapi transmiter GPS

OPINI · 13 Sep 2024 15:16 WIB ·

Membangun Kualitas Generasi Emas


 Prof. Dr. Apridar, S.E., M. Si  Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Dewan Pakar Pusat Riset Komunikasi Pemasaran, Parawisata dan Ekonomi Kreatif LPPM Universitas Syiah Kuala (USK) Perbesar

Prof. Dr. Apridar, S.E., M. Si Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Dewan Pakar Pusat Riset Komunikasi Pemasaran, Parawisata dan Ekonomi Kreatif LPPM Universitas Syiah Kuala (USK)

Oleh : Prof. Dr. Apridar, S.E., M. Si

Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Dewan Pakar Pusat Riset Komunikasi Pemasaran, Parawisata dan Ekonomi Kreatif LPPM Universitas Syiah Kuala (USK)

 

Kualitas Generasi Emas merupakan upaya untuk menciptakan generasi muda yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan karakter unggul yang dapat menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi secara positif terhadap pembangunan bangsa. Generasi emas memiliki akses dan partisipasi dalam pendidikan yang baik dan merata, yaitu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.

 

Selain itu, memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan dunia kerja, baik keterampilan teknis (seperti teknologi dan sains) maupun keterampilan non-teknis (seperti komunikasi, kolaborasi, dan kepemimpinan). Dengan kondisi kesehatan yang baik secara fisik maupun mental, sehingga dapat menjalani hidup dengan produktif dan berkualitas. Generasi emas memiliki karakter yang kuat, seperti integritas, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap sesame, dan  memiliki nilai-nilai moral yang tinggi.

 

Harapan kita semua akan muncul kepeduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan, serta berperan aktif dalam upaya menjaga keberlanjutan dan keadilan social, sehingga mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dan perkembangan global, baik dalam bidang teknologi, ekonomi, maupun sosial-budaya.

 

Generasi unggul yang cenderung memiliki semangat kewirausahaan dan inovasi, yang memungkinkan untuk menciptakan peluang dan solusi baru dalam berbagai bidang, serta menghargai keberagaman dan mempraktikkan toleransi, agar dapat hidup harmonis dalam masyarakat yang multikultural.

 

Tahun 2045 menandai satu abad kemerdekaan Indonesia. Pada tahun ini, Indonesia bercita-cita mencapai puncak potensinya sebagai negara maju yang berdaya saing tinggi di kancah global. Untuk merealisasikan visi mulia tersebut, sangat penting terhadap peningkatan kualitas umat. Umat yang dimaksud adalah seluruh warga negara Indonesia yang berperan aktif dalam pembangunan bangsa, baik dari aspek pendidikan, kesehatan, moral, maupun spiritual. Membangun kualitas umat adalah upaya kolektif yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan institusi keagamaan dalam membentuk generasi emas yang unggul.

 

Tantangan dalam merealisasikan generasi emas

 

Kualitas pendidikan yang belum merata sehingga fondasi utama dalam membangun kualitas umat menjadi hambatan. Namun, tantangan utama yang dihadapi Indonesia adalah kualitas pendidikan yang belum merata di seluruh wilayah. Banyak daerah terpencil yang masih kekurangan fasilitas pendidikan, tenaga pengajar yang kompeten, dan akses terhadap materi belajar yang memadai. Disparitas ini menyebabkan ketimpangan dalam kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh sistem pendidikan nasional.

 

Kesehatan adalah elemen penting dalam pembangunan kualitas umat. Masalah kesehatan seperti stunting dan malnutrisi masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Stunting, yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis, berdampak buruk pada perkembangan fisik dan kognitif anak-anak. Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan yang memadai masih menjadi kendala, terutama di daerah terpencil dan kurang berkembang.

 

Globalisasi dan kemajuan teknologi membawa dampak positif dan negatif. Di satu sisi, dapat membuka akses terhadap informasi dan peluang baru. Namun, di sisi lain, dapat juga membawa pengaruh negatif yang dapat mengikis nilai-nilai moral dan spiritual. Generasi muda, yang terpapar oleh budaya global melalui media sosial dan internet, rentan terhadap perubahan nilai-nilai yang bertentangan dengan budaya dan tradisi bangsa.

 

Strategi Meningkatkan Kualitas

 

Pemerintah harus fokus pada pengembangan akses dan kualitas pendidikan. Pengembangan kurikulum yang berorientasi pada kompetensi abad 21, peningkatan fasilitas pendidikan, dan pelatihan guru adalah langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan. Kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman akan menghasilkan generasi yang siap menghadapi tantangan global. Selain itu, fasilitas pendidikan yang memadai dan guru yang kompeten akan memastikan proses belajar mengajar berlangsung efektif.

 

Untuk mengatasi masalah kesehatan seperti stunting dan malnutrisi, diperlukan program kesehatan yang fokus pada pencegahan dan penanganan masalah gizi. Peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, penyediaan makanan bergizi, serta edukasi kesehatan kepada masyarakat adalah langkah-langkah penting. Pemerintah juga perlu meningkatkan infrastruktur kesehatan di daerah-daerah terpencil untuk memastikan seluruh masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang layak.

 

Pendidikan moral dan spiritual harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan institusi keagamaan sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai luhur bangsa. Pendidikan karakter yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila harus diintegrasikan dalam kurikulum sekolah. Institusi keagamaan juga harus berperan aktif dalam membimbing umat untuk hidup sesuai dengan ajaran agama yang mengajarkan kebaikan, toleransi, dan kerukunan.

 

Peran Institusi Pendidikan dan Keagamaan

 

Lembaga pendidikan memiliki peran sentral dalam pembentukan karakter generasi muda. Selain mentransfer ilmu pengetahuan, sekolah harus menekankan pada pendidikan karakter dan nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan karakter yang baik akan menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas, empati, dan semangat kebangsaan yang tinggi. Kurikulum yang holistik dan berbasis pada nilai-nilai moral serta kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan karakter harus diimplementasikan dengan baik.

 

Institusi keagamaan juga memiliki peran penting dalam membentuk moral dan spiritual umat. Mereka harus aktif dalam memberikan pendidikan agama yang mendorong pengamalan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, institusi keagamaan juga harus mengajarkan toleransi dan kerukunan antarumat beragama, serta menjadi pelopor dalam mengatasi konflik berbasis agama. Kolaborasi antara institusi pendidikan dan keagamaan dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia dan memiliki integritas moral.

 

Untuk mencapai generasi emas Indonesia tahun 2045, peningkatan kualitas umat harus menjadi prioritas utama. Pendidikan, kesehatan, serta moral dan spiritual harus mendapatkan perhatian serius dalam pembangunan nasional. Pemerintah, masyarakat, dan institusi keagamaan harus bekerja sama secara sinergis untuk menciptakan generasi yang kompeten, sehat, dan berkarakter kuat. Pendidikan yang berkualitas dan merata, layanan kesehatan yang memadai, serta penguatan nilai-nilai moral dan spiritual adalah kunci untuk mewujudkan visi ini.

 

Pemerintah harus meningkatkan anggaran untuk pendidikan dan kesehatan, serta mengimplementasikan kebijakan yang mendukung pembangunan kualitas umat. Investasi dalam infrastruktur pendidikan dan kesehatan di daerah terpencil harus diprioritaskan. Selain itu, pemerintah harus menciptakan kebijakan yang mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam program-program pembangunan.

 

Masyarakat harus aktif terlibat dalam berbagai program pembangunan dan menjaga nilai-nilai moral serta spiritual. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan dan kesehatan, serta dukungan terhadap program-program pemerintah sangat penting untuk keberhasilan pembangunan kualitas umat.

 

Institusi pendidikan dan keagamaan harus mengembangkan program-program yang fokus pada pembentukan karakter dan peningkatan kompetensi generasi muda. Mereka harus bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan potensi anak-anak dan remaja. Kurikulum yang holistik, kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung, serta pendidikan agama yang menekankan nilai-nilai kebaikan dan toleransi harus menjadi prioritas utama.

 

Dengan adanya upaya bersama dan sinergi dari seluruh elemen bangsa, Indonesia dapat mewujudkan generasi emas pada tahun 2045. Generasi yang kompeten, sehat, berkarakter kuat, dan berdaya saing tinggi di kancah global. Ini adalah visi yang harus diwujudkan demi masa depan bangsa yang lebih baik dan sejahtera.

 

Membangun generasi emas memerlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Upaya ini bukan hanya tentang menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan holistik anak-anak dan remaja. Semoga usaha iklas dalam membangun peradaban yang baik mendapat ridha dari pencipta langit dan bumi beserta seluruh isinya, amin<[email protected]>

Artikel ini telah dibaca 52 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Pj Bupati Aceh Besar Pimpin Aksi Satu Jam Pungut Sampah di Blang Bintang

13 October 2024 - 18:20 WIB

Agusni AH Diangkat Jadi Ketua KIP Aceh Gantikan Saiful

13 October 2024 - 00:53 WIB

Dua Kali Mangkir dari Panggilan Penyidik, Selebgram Aceh MD alias ML Ditangkap

11 October 2024 - 21:10 WIB

Pj Gubernur Safrizal Lantik Penjabat Bupati Nagan Raya, Aceh Tenggara dan Aceh Barat

11 October 2024 - 18:57 WIB

Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Gagal Melesat ke Posisi 2

11 October 2024 - 15:20 WIB

Fadhlullah: Sang Pejuang dari Pidie Menuju Kursi Cawagub Aceh

10 October 2024 - 16:09 WIB

Trending di POLITIKA