RAKYAT ACEH | SIMEULUE – Selama 4 jam, api luluhlantakan kota Sinabang, pusat ibukota Kabupaten Simeulue, sejak pukul 20:30 WIB hingga pukul 23:05 WIB, Kamis 26 September 2024. Data sementara sebanyak 42 unit rumah dan toko serta harta benda milik warga, hangus.
Masih dalam data sementara BPBD Simeulue, sebanyak 39 Kepala Keluarga atau 147 jiwa kehilangan tempat tinggal terpaksa mengungsi ketempat familinya, masjid serta dilokasi kompleks gedung islamic center setempat.
Insiden musibah bencana kebakaran yang menghanguskan pusat ibukota Simeulue itu, juga dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun korban luka-luka, serta pihak Pemerintah Kabupaten Simeulue, telah menetapakan selama 7 hari masa tanggap darurat, sejak tanggal 27 September hingga 3 Oktober 2024.
Terkait bencana kebakaran itu disampaikan Pj Bupati Simeulue Teuku Reza Fahlevi di dampingi Kalaksa BPBD dan Kadis Sosial, Zulfadli dan Ferri Afrizal, yang ditemji Harian Rakyat Aceh, Jumat 27 September 2024.
“Bencana kebakaran semalam, telah menghanguskan kota Sinabang pusat ibukota Simeulue dan data sementara sebanyak 42 unit ruko hangus dan rusak serta sebanyak 147 jiwa warga kita kehilangan tempat tinggal. Kita telah tetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari,” kata Teuku Reza Fahlevi.
Masih menurut Pj Bupati Simeulue, selama masa tanggap darura tersebut, pihak Pemda Simeulue menyediakan posko dan tenda untuk korban kebakaran, serta selama 7 hari itu untuk makan minum korban kebakaran ditanggung Pemda setempat, dalam satu hari sebanyak tiga kali, yakni pagi, siang dan malam.
Pj Bupati Simeulue juga mengharapkan adanya dukungan bantuan dari Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat untuk meringankan beban warganya. “Kita sangat berharap adanya dukungan dan bantuan untuk warga saya, yang tertimpa bencana kebakaran ini,” imbuh Teuku Reza Pahlevi.
Sementara Kalaksa BPBD Simeulue, Zulfadli menambahkan, untuk estimasi kerugian bencana kebakaran itu masih dilakukan pendataan dan perhitungan oleh tim tekhnis gabungan, serta titik awal api juga belim diketahui dan masih dalam penyelidikan pihak berwajib.
Pihaknya untuk upaya memadamkan api, telah mengerahkan 6 unit mobil damkar, 2 unit mesin portabel milik BPBD dan turut dibantu 1 unit armada pemadam TNI AL, dan 1 unit mesin pompa portabel pertamina, serta unsur TNI, Polri, Basarnas, Satpol PP WH dan masyarakat setempat.
“Upaya pemadaman api semalam itu selama 4 jam, dengan mengerahkan mobil damkar, portable serta dibantu oleh masyarakat maupun TNI Polri, Basarnas dan Satpol PP WH. Titik awal api belum diketahui serta rata-rata bangunan kontruksi kayu, sehingga membuat api cepat menjalar,” kata Zulfadli.
Masih menurut Zulfadli, sejak tahun 2005 silam, telah terjadi 5 kasus bencana kebakaran dikawasan tersebut, serta kontruksi bangunan rumah dan toko yang rata-rata masih terbuat dari kayu, disebabkan warga trauma dengan bencana gempa bumi, sehingga warga memilih untuk membangun rukonya berbahan material kayu, karena dinilai kontruksi tahan guncangan gempa bumi.
Amatan Harian Rakyat Aceh, bantuan untuk korban kebakaran masih terus mengalir dari berbagai kalangan, baik itu bantuan dari individu, organisasi maupun lainnya, yang diserahkan langsung ke posko BPBD Simeulue yang ada dilokasi kebakaran, serta tim medis dari Dinkes setempat juga telah siaga dilokasi yang sama. (ahi/hra)