RAKYAT ACEH | SIMEULUE – Fasilitas ground tank bawah tanah pemadam kebakaran atau ground tank fire hydrant milik Pemda Simeulue, tidak dapat difungsikan sehingga layak disebut hanya pajangan, saat terjadi bencana kebakaran yang meludeskan puluhan unit ruko di pusat ibukota Simeulue, Kamis 26 September 2024.
Padahal lokasi fasilitas ground tank hanya terpaut sekitar 25 meter dari lokasi bencana kebakaran dan dibangun pada tahun 2021 silam, yang menelan anggaran sekitar Rp 900 juta dan bersumber dari anggaran DOKA, untuk kepentingan respon cepat saat terjadi bencana kebakaran.
Ground tank dengan kontruksi beton, yang mampu menyimpan ratusan kubik cadangan air untuk misi pemadaman saat terjadi bencana kebakaran tersebut, menjadi pusat perbincangan dan perhatian publik di Kabupaten Simeulue, disebabkan setelah selesai dibangun, tidak dapat difungsikan.
“Wajar dan pantas kita sebutkan dengan julukan fasilitas ground tank itu hanya pajangan saja. Sebab sudah terbukti kejadian kebakaran semalam, memang tidak berguna,” kata Amin (37), warga Kota Sinabang dengan wajah kecewa, kepada Harian Rakyat Aceh, Jumat 27 September 2024.
Terkait dengan tidak berfungsinya fasilitas ground tank itu, juga tidak dapat dihindari Pj Bupati Simeulue, Teuku Reza Fahlevi turut didampingi Zulfadli dan Ferri Afrizal, selaku Kalaksa BPBD dan Kadis Sosial setempat, yang melihat langsung kondisi aset daerah yang dibangun dengan uang negara.
Pj Bupati Simeulue, menyaksikan langsung saat dibuka pintu ground tank tersebut masih terpasang gembok dan kemudian dibuka paksa menggunakan batu dan ternyata hanya stok air didalam fasilitas itu, hanya tersedia sekitar seperempat air atau kurang dari setengah yang terisi air.
“Mau gimana lagi sebab peristiwa bencana sudah terjadi, kondisi ground tank seperti yang sama-sama kita lihat tadi dan ini harus secepatnya diperbaiki. Info barusan ada keretakan pada bagian tengah ground tank sehingga tidak mampu simpan air,” kata Pj Bupati Simeulue, kepada Harian Rakyat Aceh, Jumat 27 September 2024.
Hal senada juga dibenarkan Kalaksa BPBD Simeulue, Zulfadli, untuk perbaikan aset penting yang berada di pusat kota tersebut, telah berulangkali mengajukan usulan, namun belum terealisasi dan usulan terakhir tahun 2024, akan terealisasi tahun 2025, dengan anggaran sekitar Rp 200 juta.
“Benar, ada keretakan pada bagian tengah ground tank, untuk perbaikannnya sudah seting kita ajukan dan baru terealisi tahun 2025 mendatang, senilai Rp 200 juta. Padahal fasilitas itu sanga-sangat penting serta berada di pusat kota dan pemukiman padat penduduk,” kata Zulfadli.
Sebelumnya selama 4 jam, api luluhlantakan kota Sinabang, pusat ibukota Kabupaten Simeulue, sejak pukul 20:30 WIB hingga pukul 23:05 WIB, Kamis 26 September 2024. Data sementara sebanyak 42 unit rumah dan toko serta harta benda milik warga, hangus.
Masih dalam data sementara BPBD Simeulue, sebanyak 39 Kepala Keluarga atau 147 jiwa kehilangan tempat tinggal terpaksamengungsi ketempat familinya, masjid serta dilokasi kompleks gedung islamic center setempat.
Insiden musibah bencana kebakaran yang menghanguskan pusat ibukota Simeulue itu, juga dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun korban luka-luka, serta pihak Pemerintah Kabupaten Simeulue, telah menetapkan selama 7 hari masa tanggap darurat, sejak tanggal 27 September hingga 3 Oktober 2024. (ahi/hra)