Rakyat Aceh|Meureudu – Pimpinan pusat Sirul Mubtadin menegaskan, Tgk Razali atau Waled Sunudon menegaskan bahwa, Sirul Mubtadin netrel dalam Pilkada Pidie Jaya dan juga Aceh. Ia mengingatkan pengurus, guru pengajian dan jamaah tidak menyeret lembaga tersebut dalam politik praktis.
Penegasan itu disampaikan Tgk Razali dalam kegiatan Haul Sirul Mubtadin Pidie Jaya ke 5, yang diselenggarakan dengan zikir dan tausiah, di lapangan Meureudu, Sabtu (19/10).
Dikatakan, Sirul Mubtadin yang telah dibangunnya 17 tahun lalu dengan susah payah agar tidak dikotori kepentingan politik pihak manapun. Sebab Sirul Mubtadin bersih dari kepentingan politik praktis.
Kata Waled Sunudon, tujuan pendirian Sirul Mubtadin adalah untuk menjaga masyarakat terpelihara dari ajaran aliran sesat dan yang kedua adalah memberatas sesat yang tanpa aliran.
” Dalam Pilkada pengurus Sirul Mubtadin untuk manjaga netralitas, tidak berpihak kepada calon manapun. Pengurus, guru pengajian dan jamaah Sirul Mubtadin netral dalam Pilkada, baik itu Aceh maupun di Pidie Jaya,” kata Waled Sunodon.
Namun, penegasan pimpinan pusat Sirul Mubtadin tersebut tak diindahkan dan malah diingkari oleh pengurus Sirul Mubtadin Pidie Jaya. Pasalnya, pengurus Sirul Mubtadin Pidie Jaya pada kegiatan Haul Ke 5, mengarahkan jamaah kepada salah satu calon dengan cara membagikan stiker dan kartu nama calon.
Bukan hanya itu, tim kampanye salah satu paslon pada awal-awal kegiatan Haul ke 5, mengerahkan sejumlah Satgas yang dilengkapi dengan rompi loreng hijau. Tetapi, belakangan para Satgas tersebut membuka rompi yang dikenakan karena ditegur oleh pengawas Pilkada.
Meski ada upaya menyusupi kegiatan Haul Sirul Mubtadin dengan kepentingan salah satu Paslon Bupati Pidie Jaya, Pimpinan Pusat Sirul Mubtadin itu kembali mewarning para pengurus, dewan guru dan jamaah, untuk tidak menarik-manarik Sirul Mubtadin kepada calon manapun.
Sirul Mubtadin yang telah memiliki nama dan dibangun dengan susah payah jangan dirusak oleh kepentingan politik praktis, baik itu partai politik maupun calon manapun dalam Pilkada. Oleh karena itu, tegasnya netralitas Sirul Mubtadin harus tetap dijaga oleh pengurus, dewan guru dan seluruh jamaah Sirul Mubtadin.
” Jika ingin berpolitik dan mendukung salah satu calon dalam Pilkada, lakukan atas nama pribadi, jangan bawa nama Sirul Mubtadin. Pengurus Sirul Mubtadin untuk tidak mengarahkan Jamaah ke pada calon manapun. Biarkan jamaah memilih dengan hati nuraninya,” ujarnya.
Sementara Abiya Kuta Kreung mengatakan, persatuan dan kesatuan yang telah ada di Pidie Jaya yang sudah sangat bangun dibangun oleh pemerintah selama ini untuk dijaga dan jangan dirusak.
Apalagi dengan kaedaan politik saat ini, ia mengingatkan persatuan dan kesatuan yang telah baik di Pidie Jaya jangan sampai rusak. Jangan ada yang saling menjelekkan dalam Pilkada Pidie Jaya, tetapi harus saling menghargai.
” Jangan rusak Persatuan dan kesatuan. Persatuan dan kesatuan sudah sangat bagus dijaga oleh Abua (Aiyub Abbas) di Pidie Jaya ini, jangan sampai karena politik yabg sesaat ini rusak persatuan dan kesatuan,” ujar Abiya Anwar Kuta Kreung. (San).