Rakyat Aceh | Washington – Sejumlah pejabat senior pemerintahan Biden mengunjungi Timur Tengah pekan ini untuk membahas berbagai masalah dengan mitra mereka di wilayah tersebut, kata seorang pejabat Amerika Serikat (AS) pada Rabu (30/10).
Kunjungan itui dilakukan setelah Israel melancarkan serangan yang diakui terhadap Iran pada Jumat lalu, dengan Teheran berjanji akan membalas dalam serangkaian ketegangan yang terus meningkat antara kedua musuh regional tersebut.
Direktur CIA Bill Burns dijadwalkan mengunjungi Kairo pada Kamis “untuk berdialog dengan pihak Mesir terkait masalah bilateral serta upaya untuk mengamankan pembebasan sandera,” kata pejabat yang minta namanya dirahasiakan.
Pada hari yang sama, pejabat Gedung Putih Amos Hochstein dan Brett McGurk akan berkunjung ke Israel “untuk membahas berbagai isu termasuk Gaza, Lebanon, sandera, Iran, dan isu-isu regional yang lebih luas,” tambahnya.
Komandan CENTCOM Jenderal Erik Kurilla juga sedang berada di wilayah tersebut “untuk membicarakan pertahanan regional dan akan mengunjungi Israel untuk berdialog dengan rekan-rekannya serta personel AS.”
Selama pertemuan tersebut, AS “akan menegaskan kembali komitmennya yang kuat terhadap keamanan Israel, peringatannya terhadap serangan militer langsung lainnya dari Iran terhadap Israel, serta dukungannya untuk deeskalasi yang didukung oleh pencegahan di wilayah tersebut,” kata pejabat tersebut.
Konfirmasi ini muncul setelah media Israel melaporkan bahwa “kemajuan signifikan” telah dicapai dalam pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon.
Harian Israel Yedioth Ahronoth, yang mengutip pejabat Israel yang minta namanya dirahasiakan, menyatakan bahwa negosiasi gencatan senjata “telah mencapai terobosan dan berada dalam tahap lanjut.”
Disebutkan pada Selasa bahwa Hochstein mungkin akan bepergian ke Israel dan Lebanon sebelum pemilu AS pada 5 November untuk mencoba mencapai kesepakatan akhir.
Namun, tidak disebutkan adanya rencana kunjungan ke Lebanon oleh pejabat AS tersebut.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon sejak September dengan alasan menargetkan Hizbullah, yang merupakan eskalasi setelah setahun konflik lintas perbatasan antara Israel dan kelompok Lebanon itu.
Lebih dari 2.700 orang telah tewas dan hampir 12.500 lainnya terluka akibat serangan Israel sejak Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Israel memperluas konflik dengan melancarkan invasi darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
Sumber: Anadolu
Copyright © ANTARA 2024